Tips Membangun Suasana Horor

66 0 0
                                    

PERTAMA
Bangun suasana mencekam, mainkan dengan perlahan segala deskripsinya, jangan terburu-buru. Istilahnya, delapan penjuru mata angin dan seribu benda harus ikutan bicara.

Contoh:
Detik jam berdetak seirama jantung, malah lebih jelas degupannya. Aku sampai bisa merasakan dengusan napasku sendiri, seakan-akan malam ini begitu hening. Angin di luar sana sama sekali tidak ada siurannya, seolah membisu. Selalu begini, setiap tengah malam di awal hari Jumat ... Kliwon.

Yang selama ini diabaikan, sekarang dikerahkan. Suara langkah kaki, detak jantung, buku kuduk, siuran angin, derak daun pintu, sampai suara jangkrik pun dipakai.

Beda ama humor, mana ada detail-detailnya

》KEDUA
Bawa pembaca berpikir seakan-akan apa yang akan terjadi di paragraf selanjutnya. Jangan gampang ketebak, kalau pembaca udah terbawa, gak sadar halaman udah sampe habis masih dia baca terus. Sampai profil kita pun dibaca berulang, saking serunya.

Contoh:
Akhirnya Hana pun mengangkat cangkulnya, dia tahu ini tidak akan mudah. Selama ini dia hanya melihat orang mencangkul dari pandangan mata saja, dan itu siang. Kali ini dia mempraktikannya sendiri, tanpa ada yg mengajari atau apa dan ... saat ini malam!

Crab... Crab... Crab....

Tiga paculan pertama, dengus napas sudah memasuki delapan helaan. Dan Hana mulai fokus, dia tidak lagi mempedulikan sekitar. Kalau tadi ia merasa ada yang memperhatikannya atau apa, kini dia lebih condong di pengerahan tenaga. Targetnya, tidak sampai dua jam makam ini harus tergali.

Crab... Crab... Krakh....

Sesuatu terkena mata cangkul, suaranya keras berderak patah. Bukan batu, mungkin kayu atau... tulang. Tapi masa iya sedangkal ini dalamnya makam, baru beberapa cangkulan saja sudah sampai kepada yang ditanam puluhan tahun lalu.

Hana menjulurkan kepalanya mencoba memperjelas penglihatannya dan....

Nah, coba amati contoh yang kedua ini. Siapa pun yang membacanya, jika dibayangkan situasinya, dan setiap kalimatnya akan didapat pertanyaan-pertanyaan yang membuat si pembaca ingin tahu.

1. Apa tujuan Hana mencangkuli makam malam-malam?

2. Makam siapa?

3. Dicangkulan terakhir, apa yang ditemukannya hingga menimbulkan suara berkrak seperti itu?

4. Benarkah aktivitas ini tidak ada yang tahu, hanya Hana sendiri atau ada yang memperhatikan dari kejauhan?

Nah, poin-poin pertanyaan seperti ini, yang pada akhirnya membuat si pembaca terus penasaran dan mau membaca.

Tips n Trik penulisan horor seperti inilah yang secara tidak sadar membawa perahu si pembaca mengikuti alur cerita kita. Bukan hanya membaca satu dua paragraf, lalu si pembaca kerutkan kening. Ini maksudnya apa ya, horor tapi garing, arahnya gak jelas, muter-muter bertele-tele.


Sumber: Rudiyant
(yang selalu ingin berbagi kepada siapa saja yang mau berkarya.)

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now