Cara Jitu Membaca dan Menulis Puisi

44 0 0
                                    

Seminar online malam ini dengan tema "Cara Jitu Membaca & Menulis Puisi".

Mengapa temanya membaca dulu baru menulis? Karena untuk menulis sebuah puisi kita harus pandai membaca situasi mulai dari menggali perasaan di dalam hati sampai memahami lingkungan sehingga puisi yang dituliskan tak sekedar goresan pena namun merupakan curahan jiwa sang penulis.

Beberapa pengalaman saya dalam menulis puisi adalah memulai dengan mengikuti event-event cipta puisi. Dengan adanya deadline yang sangat singkat, hal itu mampu memicu saya untuk segera mengerjakannya, sehingga pikiran pun terdorong untuk menulis puisi yang terlintas pada saat itu juga.

Mulanya, nama saya tidak tercantum di sertifikat juara 1, 2, dan 3 bahkan peserta terpilih. Tetapi, hal itu menjadi sumber acuan dalam berpikir untuk menulis puisi yang keren, keren lagi, keren lagi, lebih keren hingga akhirnya saya mendapatkan beberapa sertifikat yang bertulisan juara terpilih hingga juara 1. Alhamdulillah, sampai saat ini, saya telah mengumpulkan hampir lima puluh sertifikat yang ditempuh dalam waktu yang tidak cukup lama.

Baik, silahkan simak materi berikut ini mengenai beberapa tahapan cara untuk menulis puisi.

CARA JITU MEMBACA DAN MENULIS PUISI 📝

Membaca dan Menulis Puisi?

Apa yang kita pikirkan jika menemukan kata membaca dan menulis puisi?

Silahkan direnungkan! Saya yakin tiap-tiap kepala mempunyai stigma yang berbeda.

Baik itu berasumsi muncul pertanyaan: Mengapa sulit merangkai kata dalam puisi? Mengapa diksi-diksi itu seolah tinggal di balik tembok yang amat tinggi, tebal dan berduri? Mengapa tidak semua orang diberi kemampuan untuk memoles kalimat indah dalam puisi? Mungkinkah puisi hanya tinggal di tempat tertentu dan milik orang tertentu?

Apakah yang anda pikirkan tentang membaca dan menulis puisi?

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik
Pembaca yang baik belum tentu penulis yang baik

Ada orang yang gemar membaca, tapi sulit untuk menulis, sulit menuangkan kalimat dalam bentuk puisi, prosa atau bahkan novel.

Ada seorang penulis hebat, yang bukunya telah banyak mendapatkan label "best seller" bahkan diproduksi menjadi sebuah film yang dikagumi berbagai kalangan. Tentu, proses menulis tersebut pasti bermula dari hal-hal kecil yang terabaikan namun berpengaruh besar terhadap pencapaian.

Tidak mungkin seorang penulis hebat tersebut tidak pernah membaca buku. Penulis hebat adalah pembaca yang militan, penulis hebat adalah peneliti yang amat peka terhadap hal sekecil apapun, penulis hebat adalah pembicara yang baik, penulis hebat adalah seorang multitalent yang termaktub dalam kata-katanya, diksi-diksi indahnya yang menakjubkan.

Sekarang anda tinggal pilih:

Menjadi seorang pembaca tanpa menulis. Atau menjadi seorang penulis hebat yang bermula dari pembaca militan?

Membaca, Menulis, Membaca 📝

"Puisi adalah diksi-diksi indah yang ditulis dari hati yang paling dalam agar sampai kepada hati tuan-tuan yang berselancar di dalam perjalanan kata-kata lalu menari bersama melodi kalimat bermajas." (Asa Lumiere)

Semua orang dapat menulis puisi, dan itu sangat mudah dilakukan. Ketika anda sedang marah terhadap seseorang, lalu hati dan mulut anda spontan mengeluarkan kalimat-kalimat yang mengalir deras begitu saja, dengarlah! Itu adalah puisi. Puisi bernada marah, dengan intonasi tinggi, dan tiba-tiba rendah, lalu naik, naik dan naik terus sampai kemarahan itu habis. Itulah puisi.

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now