How To Write Motivation Book

11 0 0
                                    

Malam ini saya akan membahas mengenai 'How to Write Motivation Book'.

Dalam setiap hal apapun yang kita kerjakan setiap harinya memang membutuhkan semangat, baik berasal dari diri sendiri dan lingkungan, jadi banyak faktor untuk bisa membangun pribadi yang selalu semangat.

Dari bacaan saya menyimpulkan bahwa ada beberapa point yang harus menjadi point penting yakni:

6 Kebiasaan yang Bisa Membuatmu Menjadi Penulis Profesional.

Sepertinya semua orang kepengin jadi penulis. Tapi, tidak semua orang punya kemampuan yang cukup untuk itu.
Hanya punya keinginan saja itu nggak cukup. Kalau benar-benar berniat menjadi penulis, maka kamu harus punya setidaknya kebiasaan ini dalam hidupmu.

1. Menulis setiap hari

Kalau mau menjadi seorang penulis profesional, kebiasaan menulis setiap hari harus menjadi kebiasaan utama. Rutin. Ini harus. Mutlak. Nggak bisa enggak. Penting bagi seorang penulis untuk punya rutinitas menulis setiap hari.

Maka, menulislah setiap hari, meski hanya berupa caption di Instagram atau status di Facebook. Tuliskan sesuatu yang membuatmu bahagia, atau sekadar untuk melepaskan beban. Syukur-syukur, tulisannya bikin orang terinspirasi.

Nulis. Nulis. Nulis.

2. Read like a writer

Ibarat gizi, bacaan adalah nutrisi untuk otak penulis. Gimana mau sehat, kalau membaca saja malas. Gimana mau menulis novel yang bagus, kalau baca ketentuan pengiriman naskah aja nggak mau?
Baca sebanyak mungkin. Apa pun. And the most important thing is, read like a writer. Membacalah seperti seorang penulis. Bukan skimming atau fast reading.

Pelajari bagaimana penulis-penulis terkenal itu merangkai kata, amati pemilihan diksi mereka, dan catat bagaimana mereka mengolah rasa.

Akan lebih bagus lagi jika kamu juga membaca berbagai genre tulisan, tak hanya satu jenis tulisan saja. Hal tersebut akan membuat otakmu semakin berisi. Ibarat perpustakaan.

3. Watch TV like a writer

Beberapa ide bisa saja datang dari televisi, baik itu berita, talk show, bahkan FTV sekalipun.
Jika ternyata pada penggal iklan pertama kamu sudah nggak betah nonton, ya sudah tinggalkan. Sembari catat dalam hati, apa yang menyebabkan tontonan itu tak layak kamu tonton.

4. Bergaul dengan orang yang punya passion yang sama

Lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap diri kita. Maka, selektiflah dalam bergaul. Tak usah pedulikan kalau ada yang bilang kita pilih-pilih teman. Itu semua dilakukan demi kesehatan, dan kelangsungan hidup kita sebagai penulis.

Baik online maupun offline, bergaullah dengan orang yang punya passion dan semangat yang sama. Kalau ketemunya di komunitas online, sesekali ajak kopdar sembari nyemal-nyemil lucu di kafe.

It works. Really.

Begitu pulang dari kopdaran, coba deh rasakan. Kamu akan merasa seperti punya semangat baru.

5. Kritis terhadap diri sendiri

Banyak penulis merasa tulisannya udah yang paling hebat sedunia. Saya juga begitu, kalau sudah bisa menyelesaikan tulisan saya. Makanya, jeda waktu publish itu perlu, demi membuang pikiran nggak waras itu dari pikiran kita.

Sebaiknya, ubah kebiasaan ini. Jangan jatuh cinta pada tulisanmu sendiri. Artinya, selalulah berusaha untuk meningkatkan kualitas tulisanmu. Jangan pernah merasa tulisanmu adalah yang paling bagus di muka bumi.

Dengan demikian, kamu akan terbuka pada masukan dan saran. Dengan saran dan masukan tersebut, kamu bisa belajar untuk memperbaiki tulisanmu agar lebih enak dibaca oleh orang lain.

Ya, kecuali kamu maunya cuma buat dibaca sendiri.

6. Write like it’s your job

Ini yang terpenting.
Saat kamu mulai terbiasa menganggap menulis adalah pekerjaan, dan bukan sekadar hobi pengisi waktu luang, maka kamu pun akan terpacu untuk selalu lebih baik.

Kamu akan rela menginvestasikan segalanya untuk bisnis atau pekerjaanmu itu. Kamu akan mau “membuang” waktu untuk belajar teknik menulis yang lebih baik. Dan, kamu akan berkomitmen untuk menyelesaikan tulisan yang sudah kamu mulai.

Poin di atas itu sebenarnya merupakan cara melatih diri sendiri untuk lebih peka dan bisa belajar dari melihat. Sungguh, teori menulis itu banyak, tapi nggak applicable.

Inti pekerjaan menulis adalah soal mengolah rasa.
Jadi, sudah siap untuk menjadi seorang penulis profesional belum?
Belum? Baiklah. Masih ada waktu. Take your time. Setidaknya sampai negara api menyerang✊✊✊

Sejak kapan saya menyukai motivasi dan alasan kenapa menulis buku motivasi?
Awal suka nulis, berawal dari hobi membaca berbagi genre tulisan, saya terinspirasi untuk menuliskan ide-ide ‘liar’ yang muncul di kepala dalam bentuk tulisan yang lumayan hancur tanpa aturan, dengan semangat pantang menyerah saya terus menulis sebab menulis tidak membutuhkan prestasi muluk-muluk untuk memulai, namun dari keaktifan menulis justru prestasi yang akan mengikuti kita terus menerus.

Suka duka menulis: Harus lebih kuat menemukan motivasi dalam diri sendiri untuk terus menulis. Hal yang sulit harus dihadapi adalah menemukan motivasi untuk memulai menulis setiap hari, setiap memandang halaman kosong di layar laptop dan ide-ide dituntut harus muncul.

Membaca selera pasar, dan mengemasnya dengan kalimat yang gurih serta asik untuk dibaca, mencari berbagai sumber buku yang mendukung, dan menyelesaikan dengan berkali-kali menyaring agar buku dikemas dengan baik, menarik dan rapi.

Lalu hal sulitpun masih ada yaitu menentukan judul buku yang sesuai, dengan banyak opsi judul yang telah disiapkan, dan harus memilih satu yang terbaik. Dengan kekuatan diri sendiri semuanya akan dilalui dengan baik, kuncinya mencoba.
InsyaAllah akan berhasil!

Siapa motivasi dalam menulis: Motivasi dalam menulis adalah seluruh pemuda Indonesia. Motivasi mengapa saya memilih untuk terus berkarya sebagai seorang penulis adalah berbagi kebaikan. Sebab menulis adalah suatu kegiatan yang sudah dikenal ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Dari tulisan-tulisan terdahulu manusia mengenal sejarah peradaban, melalui tulisan manusia mewariskan ilmu pengetahuan, melalui tulisan menusia membangun keabadian. Dengan menulis manusia menjelma menjadi sosok inspirator yang mampu memberikan energi positif bagi pembacanya. Melalui tulisan, kita dapat membangkitkan harapan untuk banyak orang. Semangat menulis.

Oleh: Ayu Fitri Ningsih Yanis

Celengan PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang