Telling History by Storytelling

17 0 0
                                    

MENCIPTAKAN NARASI SEJARAH:
MENJADIKAN  SEJARAH HIDUP
Oleh Alton Takiyama-Chung
Versi 1.1


I. Pendahuluan

II. Apa itu Narasi Historis?

a. Fakta dan Angka vs Narasi atau Cerita
i. Narasi yang hidup
ii. Bagaimana kita mengingat sesuatu dan bagaimana kita memahami dunia

b. Narasi membuat cerita menjadi hidup

III. Apa yang ingin Anda dapatkan dari workshop ini?

IV. Contoh: MAKANAN EKSOTIS

a. Apa yang kamu amati?
i. Siapa Karakter dalam cerita?
ii. Apa Mood dari cerita itu?
iii. Apa yang membuat cerita ini menarik?
iv. Apa fakta dari cerita itu?
v. Apa yang disimpulkan dalam cerita itu?

b. Menjadikannya pribadi; menceritakan kisah besar melalui mata satu orang
c. Gunakan humor
d. Kata-kata yang diucapkan dan bagaimana mereka diucapkan

V. Membuat Narasi Historis yang Memikat

a. Memilih Topik, Era, atau Insiden
i. Mengapa ini penting bagi Anda?
ii. Hadiah apa yang ingin Anda berikan kepada audiens?
iii. Fakta atau situasi apa yang perlu diketahui oleh audiens untuk memahami hadiah?

b. Penelitian dan Pengumpulan informasi
i. Buku
ii. Artikel
iii. Internet
iv. Wawancara Sejarah Lisan

c. Menulis Draf Narasi
i. Menemukan inti Kisah

1. Hadiah adalah tempat Anda berakhir. Jantung/inti cerita adalah bagaimana Anda sampai di sana.

2. Apa Konflik atau Masalahnya? Ini mendorong cerita dan membuat orang tertarik pada apa yang terjadi selanjutnya.

3. Sudut Pandang: Siapa yang menceritakan kisah itu?

a. Menenun Fakta dan Angka melalui mata karakter
b. Karakter yang berbeda dapat memiliki poin yang berbeda

4. Kapan cerita ini disampaikan? Seperti yang terjadi atau cerita di masa depan?

5. Bagaimana kisah ini disampaikan? Narasi, Memori, Surat, Catatan harian?

Contoh: SURAT DARI MOUNTAIN EMAS (Versi Pendek)
a. Apa Konfliknya?
b. Siapa karakternya?
c. Kapan cerita itu disampaikan?
d. Bagaimana ceritanya disampaikan?

VII. Membuktikan Narasi

a. Pengecekan Fakta: Berbagai sumber
i. Contoh: Kisah Ted Tanouye
ii. Memotong Bendera Hawaii

b. Memeriksa dan mengecek cerita:
i. Membiarkan sumber Anda meninjau narasinya
ii. Apakah saya benar?
iii. Mendapat persetujuan
iv. Contoh: Kisah Minoru Teruya di Pemakamannya
v. Contoh: Cerita Spark Matsunaga dan putranya

VIII. Melakukan Narasi

a. Berlatih

b. Memperbaiki Fakta dan Angka

c. Membaca Narasi ke Audiens
i. Menulis bagaimana Anda berbicara
1. Berbicara dan menulis berbeda
2. Baca dengan keras untuk mendapatkan kata-kata yang sesuai dengan mulut Anda.
ii. Kontak mata
iii. Menghubungkan
iv. Tindakan dan Gesture untuk penekanan
v. Berhenti sebentar dan melambat untuk memungkinkan audiens menerima informasi
vi. Tour Conductor menjaga penonton

IX. Melanjutkan Pertanyaan
X. Contoh: BUGLAR DAN PILOT
XI. Kontak informasi:
Alton Takiyama-Chung
Alton@altonchung.com
www.altonchung.com

Ringkasan:

Saat bercerita suatu cerita yang besar bisa diceritakan lewat mata/kesaksian orang yang menyaksikan kejadian itu.

Gunakan humor untuk mengatakan sesuatu yang sulit dikatakan.

Cerita akan mudah diceritakan jika kita punya koneksi dengan cerita tersebut. Hati dan pikiran kita terkoneksi dengan cerita.

Ceritakanlah cerita yang disukai atau menarik menurut kita.

Yang harus diperhatikan saat menulis narasi sejarah:
- Insiden apa
- Mengapa insiden itu penting
- Fakta apa

Fakta-fakta dari insiden yang ada akan diberikan sebagai hadiah (diceritakan).

Fakta harus dicari (baik dari buku, internet, wawancara, dll) agar audiens/pembaca dapat paham dengan cerita tersebut. Dan harus diteliti dengan benar supaya audiens/pembaca paham dan dapat menyimpulkan dengan baik.

Dari fakta-fakta, ada juga seni dalam mengolah cerita. Yaitu dengan cara mengoneksikan hati dan pikiran. Hati dan pikiran yang terkoneksi akan membuat bahagia, agar cerita yang disampaikan dapat menarik (audiens/pembaca dapat ikut merasakan).

Seni emosi dalam cerita harus dirasakan di hati, maka kita akan mengingat fakta-fakta yang ada dalam cerita.

Dalam membuat cerita ada tiga tahapan:

1. Awal
Buat karakter, narator, buat format yang memuat 5 W, kumpulkan fakta, temukan masalah/konflik.

2. Pertengahan Cerita
Pikirkan sesuatu yang buruk ke buruk sekali (masalah/konflik meningkat).

Tulis konflik dari sebuah insiden dan konflik-konflik selanjutnya.

3. Akhir Cerita
Konfontasi masalah-masalah yang ada, solusi (apakah masalah tersebut membaik atau tidak), penyelesaian konflik, konfrontasi dan resolusi.

Setelah mendapatkan fakta dan konflik, maka tentukan bagaimana cerita akan disampaikan( apakah dengan cara surat, cerita seseorang, diary dll, dan kapan ceritanya terjadi. Jika sudah ditentukan, maka tulislah.

Dalam menulis cerita sejarah harus melakukan dobel cek terhadap fakta dan cari sumber yang banyak. Lalu minta orang lain untuk membaca guna mengetahui fakta itu benar atau tidak.

*Contoh cerita ada di chapter selanjutnya

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now