Tips Asyik Mengirim Karya ke Surat Kabar Agar Dilirik Redaksi

19 0 0
                                    

Berbicara masalah media massa, tentunya kita sudah kenal yang namanya koran dan beberapa media online, seperti basabasi.id, ideide.id, dan masih banyak lagi.

Setiap media, baik online maupun cetak tentunya memiliki kriteria tertentu untuk memuat karya kita. Mereka tidak lantas menerima ataupun menolak karya begitu saja. Pasti ada pertimbangan-pertimbangan untuk memuat karya kita di rubrik medianya.

Banyak penulis pemula yang selalu bercita-cita agar karya mereka dimuat di media, termasuk saya. Namun terkadang setelah kita kirim beberapa karya kita, eh ... malah ditolak. Tragis bos 😭😭😭 ... sampai-sampai ada yang nyerah untuk ngirim lagi. Halah, penulis macam apa kalau seperti itu, cuma seperti itu sudah nyerah. Bangkit oy. Hehehehehe kayak mau demo saja ya.

Nah, kali ini saya diberi kesempatan untuk memberikan tips agar dilirik redaktur beberapa media. Inilah tips ala LY. Misnoto, tips ini saya simpulkan dari pengalaman pribadi saya:

1. Perbaiki Niat
Seringkali kita mendengar ketika masih di sekolah dasar entah ini hanya sebuah kata-kata atau hadis "Setiap pekerjaan tergantung dari niatnya". Nah, ketika kita sudah menobatkan diri untuk menjadi penulis, maka perbaiki niat kita.

Seperti yang saya paparkan di atas, seringkali penulis pemula menyerah ketika karyanya ditolak media. Hal tersebut perlu dipertanyakan lagi, apa niat anda menulis di media? Uang? Terkenal? Silakan sahabat-sahabat pikirkan sendiri.

Ketika kita menulis di media karena tergiur dengan uangnya, sahabat perlu banyak bertanya lagi, apakah semua media itu memberikan honor?

Silakan sahabat pikirkan dulu apa tujuan sahabat mengirimkan karya sahabat ke media sebelum kita lanjut ke tips berikutnya.

2. Mengenal Media
Terkadang ada penulis pemula yang malas untuk baca, baik itu koran maupun media online. Tapi dia ingin karyanya dimuat di media tersebut. Bolehkan saya ketawa? Hahahahahaha jangan mimpi.

Kita ini siapa? Karya kita sudah sampai dimana? Seorang penulis, harus banyak referensi dengan cara membaca karya orang lain yang dimuat di media, apalagi penulis pemula. Bagaimana kita bisa tahu apa yang diinginkan oleh media tersebut, seumpamanya koran A biasanya menerima karya bernuansa islami dan koran B biasanya menerima karya bernuansa politik. Lalu kita menulis tentang politik dan dikirim ke koran A. Iya sudah, tentu saja ditolak. Dibaca oleh redakturnya saja, sudah bagus itu.

Mari kita banyak-banyak membaca karya hebat yang sudah dimuat media.

3. Menjaga kualitas dari pada kuantitas
Hal ini juga perlu diperhatikan oleh sahabat-sahabat semua. Terkadang ada penulis yang merasa wah ketika menulis satu karya yang panjangnya minta ampun. Lalu berharap ingin dimuat di media. Hello, setiap media punya ketentuan sendiri untuk kuantitas bro. (Hal ini kembali ke tips sebelumnya, banyaklah membaca).

Daya saing di setiap media tentuanya sangat ketat sekali, setiap hari ada banyak karya yang masuk pada meja redaksi mereka. Baik karya-karya orang yang sudah punya nama (penulis hebat), maupun karya yang ditulis oleh penulis pemula.

Kalau kita tidak menjaga kualitas dari karya kita, kapan karya kita akan dilirik oleh redaktur, pastinya redaktur akan malas untuk baca karya kita apalagi untuk dimuat. Dan satu lagi, kalau kita tidak menjaga kualitas karya kita, apa yang akan menjadi andalan kita ke redaktur? Nama? Bisalah direka-reka sendiri.

Mungkin ada yang bertanya, apakah puisi yang hanya satu bait bahkan hanya 3 baris itu bisa dimuat oleh media?

Jawabannya, bisa. Selagi karya kita berkualitas, pasti redaktur akan melirik karya yang kita kirimkan. Coba kalian baca koran, ada koran yang setiap minggunya hanya memuat satu puisi itupun sangat minim sekali.

4. Percaya Diri
Nah, yang satu ini sangat perlu sekali. Bahkan wajib bagi setiap penulis. Kalau seandainya kita tidak yakin dengan karya kita sendiri bagaimana orang lain? Meskipun karya kita sebagus karya WS. Rendra bahkan melebihinya, kalau kita tidak yakin dengan karya kita, jangan pernah ngarep karya kita dimuat oleh media. Karena pastinya kita sudah nyerah duluan dari pada untuk mengirimkannya.

5. Kirim Terus
Setelah kita mengirim ke satu media, jangan berhenti di situ. Kirim lagi ke media yang lain jangan pernah berhenti di satu media, bahkan ketika karya kita ditolak oleh media, tetap kirim lagi, karena terkadang redaktur melihat kekonsistenan kita dalam berkarya. Namun dengan tanda kutip karya yang berbeda.

6. Lakukan Revisi
Setelah kita mengkirimkan karya kita ke media, lalu ditolak, jangan menyerah di situ, bangkit. Anggap itu sebagai pelajaran bagi kita, bacalah lagi media tersebut, lalu lakukan revisi. Setelah itu kirim lagi ke media lain.

7. Jangan Pernah Ngirim Karya yang Sama ke Media yang Berbeda
Hal ini cukup bahaya bagi setiap penulis, mungkin tidak ada hukuman bagi kita, tapi kita akan dikecam oleh banyak penulis. Apalagi kita mengirikan karya kita yang sudah dimuat ke media, saya sarankan sekali lagi jangan.

Maksud dari jangan mengirimkan karya yang sama ke media yang berbeda itu, kita seumpamanya mempunyai satu puisi, lalu puisi tersebut kita kirimkan ke media A dan media B, hal tersebut harus kita hindarkan, apalagi kalau kita mengirimkan karya yang sudah dimuat di media A lalu kita kirimkan lagi ke media B.

Mungkin itu pemaparan saya terkait tips mengirimkan karya ke media, untuk masalah cara pengiriman bisa di lihat di goole. Ok terimakasih saya kembalikan ke moderator.



Sumber: LY. Misnoto (Ngoas Puisi)

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now