Tips Agar Cerpen Menarik

41 2 0
                                    

Pada kesempatan kali ini saya kira kita lebih banyak diskusi saja. Saya yakin di sini banyak penulis-penulis yang lebih mumpuni dibanding saya. Jadi, kita di sini sama-sama belajar.

Bicara soal cerpen, teman-teman pasti sudah memahami secara umum tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen. Saya tidak akan bicara panjang kali lebar soal itu. Tapi, lebih kepada proses kreatif.

Bagaimana agar cerpen yang kita tulis menarik?

1. Mendongkrak Ide Kreatif
Ide selalu saja menjadi persoalan yang dipertanyakan. Seringkali orang buntu menulis karena terbentur pada keterbatasan ide dalam kepalanya. Dalam persoalan lain, seseorang terkadang menulis dengan ide yang terlampau monoton. Hanya itu-itu saja dan tidak menarik.

Kreatifitas adalah hal yang harus diasah keras dalam menulis. Jangan memanjakan diri dengan ide yang sebatas itu-itu saja, umum, atau sudah sering dipakai pada tulisan lain. Jika begitu, orang lain akan cenderung malas membaca tulisan kita karena menganggap kisahnya sudah biasa. Lantas, bagaimana cara membangun kreatifitas?

Tulis sesuatu yang berbeda dari kebiasaan pada umumnya atau cari kisah kehidupan yang tidak lazim. Misalnya? Pada umumnya, seringkali kita jumpai baik itu di dunia nyata maupun tulisan tentang kisah anak durhaka pada ibunya. Ini cerita yang sudah umum. Jika kita ingin menghadirkan ide berbeda, kenapa tidak coba membaliknya? Sebuah kisah tentang ibu yang durhaka pada anak. Ini lebih menarik, bukan?

2. Opening yang Nendang
Salah satu kunci menariknya cerpen ditentukan dari opening. Pembukaan cerita yang biasa saja pada umumnya membuat seseorang enggan untuk berlanjut membaca tulisan kita. Selain itu, biasanya opening cerita mudah ditebak. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang menulis opening dengan mengawali hari di waktu pagi. Usahakan hindari kebiasaan yang terlalu umum semacam contoh tersebut. Buat opening yang memantik rasa penasaran pembaca sehingga mereka membaca tulisan kita hingga selesai. Bagaimana caranya?

Setiap penulis memiliki caranya masing-masing untuk menghadirkan opening yang nendang. Saya sendiri biasanya memulai cerita dengan potongan konflik. Konflik saya hadirkan sebatas 1-2 pargraf lalu saya potong dan melanjutkan cerita mulai dari awal sebelum ada konflik. Dengan demikian pembaca akan merasa penasaran sehingga timbul pertanyaan, “Apa yang terjadi?”, “Kok bisa seperti itu?”, “Kenapa bisa kejadian begitu?”

3. Rahasiakan Jalan Cerita
Jangan bocorkan jalan cerita! Jangan buat alur yang mudah ditebak oleh pembaca. Biasanya, ketika pembaca sudah menyadari akhir cerita di tengah tulisan, mereka akan enggan berlanjut membaca tulisan kita sampai selesai. Maka dari itu, buat outline agar cerita kita terarah.

Outline merupakan kerangka cerita sejak awal sampai akhir. Selain itu, outline pun mampu membantu kita terhindar dari masalah writer's block atau ide buntu.

4. Memantik Rasa Penasaran dari Judul
Kunci utama menariknya dari semua jenis tulisan bersumber dari judul. Baik itu cerpen, novel, artikel, essay, dll.
Judul yang biasa saja akan membuat seseorang urung membaca tulisan kita. Hal yang tidak kalah penting, yaitu jangan bocorkan isi cerita melalui judul. Buat judul yang unik, aneh, dan tidak monoton.

Di sini akan langsung saya beri contoh. Seorang teman saya pernah menulis cerpen dengan judul, “Ketombe Idaman”. Tidakkah judul ini menarik perhatian dan memantik rasa penasaran kita? Ketombe adalah sesuatu yang lazimnya dihindari kebanyakan orang, lantas mengapa tulisan ini mengatakan bahwa ketombe idaman?
Pada akhirnya pertanyaan tersebut akan membuat kita ingin tahu jalan cerita yang tertulis dalam cerpen dengan judul tersebut.

Bagaimana cara memenangkan sebuah kejuaraan dalam lomba cerpen?
Tidak ada yang salah dari mengharapkan kejuaraan. Tapi, alangkah lebih baik jika kita menjadikan lomba sebagai ajang belajar. Meningkatkan kualitas tulisan, dan melatih diri dengan deadline sehingga lebib disiplin dalam menulis.

Terkait pertanyaan tersebut, pikat perhatian juri dengan judul dan opening. Itu kunci pertama. Selebihnya kuasai semua materi yang sudah saya sampaikan tadi.

Apa yang sudah saya sampaikan tadi berdasar pengalaman menulis setelah melahirkan beberapa cerpen dalam kompetisi.

Bagaimana cara untuk melewati titik jenuh?
Jangan paksakan diri untuk menulis saat kita bertemu titik jenuh. Itu akan mengganggu hasil tulisan kita. Baiknya tinggalkan sebentar. Lakukan apapun yang bisa kembali memantik mood. Cara setiap orang berbeda2 dalam hal ini. Kita bisa menonton film, membaca jokes2 lucu, membuang rasa jenuh dengan bermain asah otak, atau apapun.

Kalo pengen balikin mood nulis, biasanya saya memancing diri dengan membaca buku, membaca tulisan orang lain. Saat itu, saya akan merasa bergairah kembali untuk menulis. Selain itu, ide yang tadinya buntu akan kembali mengalir setelah dipantik dengan tulisan lain.

Bagaimana menumbuhkan ide kreatif?
Peka. Penulis itu harus peka terhadap apa pun di sekelilingnya. Seringkali kita terbentur kesulitan mencari ide. Padahal ada banyak sekali sumber ide di sekitar kita.

Saya pernah menulis cerpen yang idenya muncul setelah melihat bola bekel. Berangkat dari bola bekel saya menulis cerpen tentang persahabatan yang memiliki kenangan dengan bekel. Itu sesuatu yang sangat sepele dan dekat dengan kita, tapi seringkali luput dari perhatian.

Kita bisa memperhatikan jendela pecah, atap retak, rumah tetangga, daun gugur, tiang listrik, atau apa pun untuk memantik ide kreatif.

Salah satu cerpen saya yang pernah lolos perlombaan idenya berasal saat tidak sengaja tangan saya terkena cairan kimia ketika praktik di laboratorium. Sangat remen bukan? Tapi bisa melahirkan ide besar.

Bagaimana cara menghadapi kejar deadline?
Buat perencanaan yang matang untuk cerpen kita. Setelah ide didapat, buat outline/kerang cerita secara garis besar sejak awal sampai akhir. Untuk membuat outline kita bisa memanfaatkan waktu saat menunggu dosen masuk kelas, menunggu teman, atau menyisihkan waktu 15 menit setelah Subuh misalnya. Pokoknya sisipkan di sela kegiatan untuk membuat outline.

Nah, kalo kita sudah punya pegangan outline akan lebih mudah dalam penulisan naskah utuh. Sementara itu, naskah utuh bisa kita garap dengan membuatkan jadwal konsisten.

Misalnya tetapkan waktu 1 jam khusus untuk menulis. Selama kita sudah memiliki pegangan outline, maka penulisan naskah utuh in sya Allah akan lebih mudah dan lancar.

Sumber: Al Ghumaydha

Celengan PengetahuanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ