Spin Off (DrakeFrank)

8.5K 843 160
                                    

Yang nungguin epilog, sabar ya.. habis ini pasti diupload (◠‿◕)







Menikah di tengah duka yang melingkup keluarga, membuat Drake dan Frank tak bisa begitu saja mengurai rasa bahagia. Meski lega begitu nyata, perjuangan depalan tahun lebih menjalin romansa berakhir manis dalam satu ikatan resmi di mata Tuhan.

Berkisar satu bulan berjalan setelah tanggal pernikahan, Drake yang awalnya menolak tawaran bulan madu dari sang kakak akhirnya menerimanya karena merasa sungkan sekaligus rasa terima kasih telah diperhatikan. Dan atas persetujuan Frank, Paris Perancis serta kota tua Nottingham  di Inggris jadi tujuan mereka.

Memiliki mertua seorang konglomerat macam Tay Tawan, membuat segala keperluan perjalanan Drake bisa diselesaikan dengan mudah, termasuk transportasinya. Jet pribadi yang dulu pernah digunakan ketika membawa baby Marc berobat ke Singapore ditawarkan pertama oleh sang pengusaha hotel. Sayang, Drake lebih memilih prinsip ketimbang sekedar kemudahan. Dan prinsipnya adalah membahagiakan Frank dengan keringatnya sendiri,  yang artinya ia lebih memilih pesawat komersil biasa dari pada jet pribadi mertuanya.

"Sekarang kamu istri sah aku, jadi otomatis kamu udah penuh jadi tanggung jawabku. Pakai uang aku buat keperluan kamu, keperluan kita, jangan andelin orang tua lagi. Aku bakal berjuang sekali lagi buat kamu." Begitu ujar Drake ketika Frank menanyakan tentang alasannya menolak tawaran sang ayah.

Hari pertama menginjakkan kaki di Paris, sepasang sejoli itu hanya berdiam di hotel karena merasa lelah selama perjalanan. Hanya Frank sebenarnya, karena Drake bahkan masih sempat melakukan push up dan beberapa stretching demi menjaga kebugarannya hari itu.

Di hari kedua mereka mengunjungi monumen Arc de Triomphe. Di monumen yang dibangun sebagai penghargaan bagi orang-orang yang berjuang selama perang Napoleon tersebut, keduanya benar-benar larut dalam kebahagiaan.

Meninggalkan pekerjaan di rumah, melupakan sejenak penat yang membelenggu jiwa raga, serta mengabur duka karena kehilangan orang tua. Mereka hanya hanya mencoba menghibur diri. Menikmati setiap waktu bersama yang Tuhan berikan kepada mereka.

Di hari-hari berikutnya mereka masih terus mengeksplor keindahan-keindahan di sepanjang kota Paris. Mulai dari bersenang-senang dengan berbagai wahana bak anak kecil di Disneyland Paris, mengunjungi museum terbesar di dunia Lourve Museum yang ada di tepi sungai Seine, menikmati eloknya taman Jardin de Luxembourg yang terletak tepat di perbatasan Perancis dan Inggris, sampai menyusuri pusat pertokoan tua tempat berbagai buah tangan dijajakan di daerah Le Marais.






....






Malam baru saja menunjukkan taji. Cerah cuaca dengan angin sejuk yang terasa nyaman membawa Drake dan Frank berakhir di taman Champ de Mars.

Duduk berdua di salah satu bangku putih panjang, tak hanya bintang di luas jagat malam yang jadi tontonan. Landmark sang ibu kota Menara Eifel di kala malam jadi pemanja mata yang dapat mereka lihat jelas dari posisi mereka sekarang.

"Capek?" Tanya Drake pada Frank yang tengah menyandar di bahunya.

Yang ditanya hanya menggeleng. Semakin melesakkan raga dalam pelukan sang suami. Membuat tangan Drake makin dilingkar erat di pinggang rampingnya.

"Sekarang aku tau kenapa orang-orang nggak pernah bosen untuk balik lagi meski udah puluhan kali ke sini." Gumam Frank sambil tak lepas pandang dari menara tinggi yang terletak beberapa ratus meter di hadapannya.

"Kenapa?" Suaminya menanggapi.

"Paris punya berbagai hal yang jadi daya tarik tinggi. Bukan cuma Eifelnya, tapi tempat wisata lain, makanannya, modenya, musiknya, semua kaya candu."

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu