Anak

6.1K 640 128
                                    

Vote, follow, baru boleh baca ;)










Baru dini hari tadi Ohm dan Nanon tiba dari Perth, Australia untuk menghadiri pernikahan salah satu teman si manis. Sore ini keduanya sudah disibukkan dengan persiapan keluarganya yang akan menjenguk Frank ke rumah sakit.

Dari kabar yang Nanon terima Frank telah dioperasi kemarin demi membawa buah hatinya ke dunia. Dan yang lebih membahagiakan adalah Achi mendapat dua adik sekaligus alias kembar laki-laki dan perempuan.

"Bun, sweater biru aku kok nggak ada???" Teriakan Marc yang melongokkan kepala dari dalam pintu kamar menarik atensi bundanya yang sudah siap menunggu di ruang keluarga bersama sang suami.

"Pake kemeja aja, kak. Cuacanya lagi panas banget kalau pake sweater nanti gerah."

"Iya, bun. Tapi kan....."

"Buruan, Marc. Kaya cewek aja kamu dandan aja lama." Ohm yang sedari tadi sibuk membaca file pekerjaan lewat smartphone ikut berbicara. Menunggu terlalu lama membuatnya bosan juga.

"Ish iya, iya. Adek juga belum siap kok." Kesal si sulung.

"Kata siapa? Adek udah siap duluan tuh di luar lagi mainan bola."

Tak merespon ucapan Nanon, Marc lebih memilih mempercepat persiapannya agar tak membuat keluarganya makin menunggu. Bisa dibully sekeluarga nanti.

"Kita nanti mau mampir babyshop dulu nggak buat beli kado?" Kali ini pertanyaan Nanon ditujukan pada suaminya.

"Nggak usah lah, kasih bunga dulu aja. Kadonya kita kirim ke rumah langsung aja biar nggak repot bawanya."

"Ok, deh." Saran Ohm ada benarnya juga.

Butuh sepuluh menit sampai keempatnya siap duduk melaju di dalam Lexus kesayangan sang papa. Bagaimana tak kesayangan jika usia mobil itu saja sudah lebih dari usia Mac sekarang. Masih ingat kan kalau Mac dulu juga dibuat di dalam mobil tersebut?







....









Suasana ceria, wangi bayi dan warna biru serta pink pastel menyambut keluarga Ohm di dalam kamar rawat VVIP yang kini dihuni Frank dan kedua malaikat kecilnya. Ternyata di sana juga sudah ada Perth bersama istri dan anak tunggalnya.

Nanon yang sudah tak sabar sejak awal langsung mendekat ke arah dua box bayi bersisian di samping ranjang Frank bersama si kecil Mac, setelah bertegur sapa dengan Mark dan mengucapkan selamat pada kakaknya. Ohm tentu saja menyapa Drake dan Perth untuk kemudian duduk mengobrol di sofa yang ada di sudut ruangan. Sedangkan si remaja tanggung, Marc malah seenak jidat duduk di samping uncle Frank-nya dan menyandar di pundaknya. Kangen katanya.

"Bun, kok adeknya ada dua?" Mac mulai dengan sikap ingin tahunya.

"Kan kembar, Mac. Ya dua lah." Kakaknya yang menjawab.

"Tapi yang ini gede, yang ini lebih kecil. Kenapa nggak sama?"

"Ini yang gede yang cowok, yang ini cewek. Yang cowok gede biar bisa ngelindungin adek ceweknya." Jelas Nanon.

"Yang cewek malah kakaknya loh." Frank ikut nimbrung berbicara.

"Loh, iya kah?" Nanon.

"Mukanya juga rada beda ya, Non." Ini Mark yang berbicara.

Nanon mengangguk menyetujui setelah sejenak memperhatikan lagi. Bayi laki-laki itu memiliki kulit sedikit gelap dan rambut hitam lebat. Sedangkan si bayi perempuan yang kulitnya merah mengingatkan Nanon akan mendiang ibu mertua kakaknya yang memang keturunan luar.

"Bun, kok adek bayi matanya nggak melek?"

"Bun, ih tangannya buluan masa."

"Bun, adek bayinya nguap lebar amat."

"Marc kamu mending ajak main adek kamu keluar deh." Saran Ohm melihat Nanon yang mulai kerepotan dengan sikap ingin tahu bungsunya.

"Ikut uncle ke taman aja yuk Mac, Achi sama Aum lagi pada main di sana." Ajak Perth akhirnya.

"Boleh, bun?" Tak lupa minta ijin sang bunda.

Anggukan Nanon membuat si kecil melonjak senang dan menarik tangan Perth agar bergerak lebih cepat.

"Ck. Dasar anak kecil." Gumam Marc menggelengkan kepala.

"Ngomong-ngomong namanya siapa, kak?" Nanon mengangkat hati-hati bayi perempuan yang nampak akan menangis dan menimangnya pelan.

"Aiden sama Ailee. Saran dari ayah Tay." Jelas Drake.

"Beneran?" Nanon. Agak heran juga ayahnya bisa punya saran nama sebagus itu.

"Iya. Sejak tau cucunya kembar ayah langsung nyiapin nama." Kelakar Frank.

"Ssstt.. jangan nangis sayang." Cicit Nanon menggoyang si bayi dalam gendongan.

Mendengar Ailee menangis, Aiden juga jadi ikut-ikutan. Giliran Mark yang mendekat dan menggendong si bayi laki-laki.

"Enak banget bau bayi, bikin tenang." Gumam Mark tersenyum setelah mencium pipi baby Aiden di gendongan.

"Makanya kasih Aum adik, Mark. Udah gede kok dia." Ujaran Frank membuahkan semburat tipis di pipi Mark.

"Nanti, kak. Aum-nya masih manja banget. Belum tega mau ngasih adik." Jawab istri Perth tersebut.

"Kalau udah ada adik nanti manjanya ilang sendiri Mark." Drake ikut menimpali. Kini ia dan Ohm berdiri untuk menempel ke istri masing-masing.

"Nanti deh, bang. Diobrolin dulu sama Perth." Putus Mark. Tak ada salahnya untuk program anak kedua?

Sedangkan Marc masih menempel di pundak uncle Frank-nya. Menatap jengah papa bundanya yang sedang asyik bermain dengan baby Ailee. Nanon yang menggendong, dan Ohm di hadapannya yang seolah mengajak si bayi bermain. Seperti mereka yang orang tua baru saja.

"Duh, cantiknya. Nanti jadi princess di rumah ya dek." Ujar Ohm memainkan jemari kecil Ailee.

"Iya dong, cucu perempuan pertama ayah gitu loh." Frank.

"By the way lucu juga ya punya anak perempuan." Kali ini Ohm berujar di depan Nanon.  Membuat si manis mengerut dahi kebingungan.

"Kita bikin anak perempuan yuk, Non. Merry, atau May mungkin nama yang bagus."

"Ishh apaan sih? Aku udah lima belas taun masa mau punya adek lagi???" Bukan Nanon, tapi Marc yang menjawab protes dengan lantang tak terima.

"Dari pada lima belas taun punya anak sendiri?" Gumam Nanon lirih. Sangat lirih.

Reaksi Marc membuat kelima orang dewasa di dalam ruangan tertawa kecil. Menimbulkan reaksi ceria yang makin terasa saja. Tak sadar, dua orang berdiri kaku di pintu ruangan yang tak tertutup sempurna setelah tadi dibuka oleh Perth.

"Mau pulang aja, Mon?"

"Ah, nggak kak. Udah di sini masa mau pulang? Masuk aja yuk."

"Are you ok?"

"I'm very ok."

Terlalu mudah bagi Pluem untuk menyadari jika istrinya hanya sedang berpura-pura tegar menonton drama keluarga bahagia adik-adiknya.

Satu ide terlintas di kepala si sulung Vihokratana. Tapi apakah nantinya Frank dan Drake akan menyetujuinya? Pluem kembali ragu.







End









Hayoo, mikir apa itu si Purim?? 🤔😅

Vote comment dong, jangan lupa ☺️

Sorry for typo and thank you 😉

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now