Quality Time

4.1K 464 77
                                    

Buseet part berapa ini ya?? Semoga nggak bosen aja dah kalian ;)

Btw, vote follow baca tetep dong..










Menjadi nyonya rumah sejak usia belia membuat Nanon hafal di luar kepala tugas-tugasnya bagi keluarga. Mengurus rumah, suami dan dua anak lelakinya, sejak pagi buta Nanon sudah terbiasa bangun memulai aktivitasnya.

Biasanya Nanon akan memulai dengan memasak sarapan bagi keluarga kecilnya, dilanjutkan mencuci piring. Setelah anak dan suaminya berangkat sekolah dan bekerja ia mulai memasukkan baju kotor ke dalam mesin cuci. Sembari menunggu cuciannya selesai berputar si manis akan menyapu dan membersihkan setiap sudut rumah. Sebelum berangkat mengajar di tempat les musik milik Drake ia sempatkan mengepel lantai dan menjemur pakaiannya.

Namun pagi ini ada yang sedikit berbeda. Bukan tugasnya yang berkurang, hanya satu tambahan atensi yang ikut Nanon bangun di pagi buta ini. Entah ada angin apa Ohm yang biasanya bangun saat jarum jam sejajar di angka enam dan dua belas, kini sudah membuka mata bersama dengan istrinya yang terjaga.

Si bos besar di perusahaan retail itu kini tengah mengekori ke manapun istrinya menjejak kaki. Nanon menuang minyak di wajan untuk membuat omelette, Ohm yang menyalakan kompornya. Nanon menuang beras di magic com untuk ditanakkan, Ohm yang memencet tombolnya. Bahkan Nanon menata piring di meja makan, Ohm lah yang membawa sendoknya.

Romantis? Sayangnya Nanon tidak merasa. Risih sih iya.

"Ish, apaan sih Ohm? Minggir ah jangan ngalangin jalan!" Gerap Nanon saat Ohm menghalangi jalannya yang membawa sepiring omelette.

"Kan aku mau bantuin kamu, bun." Alasan si tampan.

Nanon memutar matanya malas. "Nggak perlu, udah mau selesai. Bangunin anak-anak aja sana."

"Anak-anak juga paling bentar lagi turun kalau cium bau makanan."

Entah memang Ohm yang terlalu hafal tingkah dua jagoannya atau hanya kebetulan saja, tak berselang lama dua langkah berselingan menuruni tangga terdengar gaduh disusul cuit ceria bungsunya.

"BUN, INI BAU OMELETTE KAN? PAKE SOSIS NGGAK?"

Nanon mengangguk dengan senyum, "Iya, sayang." Setelah sebelumnya dihadiahi satu alis Ohm yang terangkat merasa bangga akan tebakan betulnya.

"Asyiik." Tanpa disuruh Mac mengambil duduk di meja makan disusul sang kakak yang sedari tadi diam saja karena telinganya tersumpal headset yang memutar lagu kesukaannya.

"Marc, jangan main hape dulu. Sarapan dulu." Titah Ohm yang langsung dituruti sulungnya. Bagaimana tak langsung dilakukan jika Ohm memerintah dengan tatapan tajam?

Sarapan diisi hening seperti biasa. Obrolan sama sekali tak ada di sela suapan. Benar-benar ajaran Tay Tawan yang melekat sempurna.

Baru setelah isi piring sepenuhnya tandas, Ohm mengutarakan pertanyaan yang sedari tadi mengusik kepala.

"Kak, dek, kok kalian nggak pake seragam?" Herannya.

Kedua putranya saling berpandangan dengan alis mengerut bingung. "LAH KAN LIBUR???" Kompak keduanya.

"Heh, masa?"

"Iya lah orang ini tanggal merah. Papa aja nggak ke kantor." Ujar sulungnya dengan oktaf lumayan tinggi.

Ohm celingukan tapi tetap mengangguk mengiyakan. Dalam otaknya terputar rencana cadangan agar rencana utamanya bisa berjalan lancar tanpa hambatan.

Kok gue bisa lupa kalau ini hari libur?? -batin Ohm merutuk

"Ya udah, mumpung libur kenapa kalian nggak main ke rumah eyang aja? Atau ke rumah granma granpa." Usul Ohm yang diam-diam ditertawakan Nanon. Sang istri mulai paham maksud keanehan-keanehan Ohm semenjak pagi.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now