Chapter 47

11.3K 1.5K 243
                                    

Ohm diam merenung terpaku di ambang pintu kamar, meski matanya lurus memindai senyum demi senyum yang Nanon sajikan. Di dalam kamar, si manis sedang bercengkrama dengan Ssing sejak setengah jam yang lalu dengan baby Marc yang terlelap di tengah ranjang orang tuanya.

Tangan kanan Nanon terulur, membiarkan kelingkingnya digenggam oleh jemari kecil Marc.

Tangan kanan Nanon terulur, membiarkan kelingkingnya digenggam oleh jemari kecil Marc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ohm.." tegur Nanon yang menyadari kehadiran Ohm, membuat suaminya sejenak mengerjap.

"Kok ngelamun?" Tambah Nanon.

Ohm menggeleng sebagai jawaban. "Aku mau pamit berangkat ke cafe, ya. Nanti mungkin agak telat pulangnya, mau mampir ke rumah papa."

"Iya, tapi jangan malem-malem."

Ohm mengangguk dengan senyum manis. Langkahnya dibawa mendekati Nanon dan sejenak mendaratkan kecup di dahi si manis dan pipi kecil baby Marc tanpa canggung meski sadar Ssing memandangi mereka.

"Aku pamit. Jaga diri di rumah."

"Kamu juga hati-hati di jalan."

Selepasnya Ohm keluar, kemudian tak lama terdengar suara mesin motor yang mulai distarter dan digas meninggalkan halaman rumah.

"Aku ikut seneng liat keadaan kalian sekarang." Kalimat Ssing membawa kembali kesadaran Nanon yang masih tersipu. Satu alisnya terangkat tanda munculnya pertanyaan dalam benak.

"Aku tau kamu pasti paham." Lanjut Ssing tanpa mau membahasnya lebih jauh.

"Kakak sendiri gimana? Persiapan nikahannya udah sejauh mana? Maaf, ya aku nggak bisa bantu apa-apa." Nanon kembali dengan topik baru.

"Hei, kok gitu? Kamu mau jadi temen ngobrol aku gini aja aku udah makasih banget. Apalagi si abang lagi sibuk-sibuknya ngurus kerjaan. Biar bisa ambil cuti abis ini, katanya." Tangan Ssing terulur mengelus tangan kecil Marc yang mulai mengerjap membuka manik jelaganya.

"Wah, berarti udah hampir harinya dong?" Tebak Nanon.

"Bulan depan, Non. Do'ain ya."

"Tentu, kak."

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan pintu hadir di tengah obrolan mereka. Nanon mengira jika itu teman-temannya yang ingin kembali bermain dengan Marc. Namun setelah melirik jam dinding, perkiraannya dibantah sendiri. Masih jam sepuluh pagi, bukankah harusnya teman-temannya masih sibuk di sekolah?

"Aku bukain pintu dulu, kak." Akhirnya Nanon berdiri membukakan pintu.

Ssing yang ditinggal sejenak memilih bermain dengan baby Marc yang kini mengerjap-ngerjapkan matanya sembari menggerakkan kakinya menendang udara.

"Mama, adek bayinya mana??" Ssing menoleh mendengar suara cempreng anak kecil yang masuk bersama Nanon dan dua orang lain di belakangnya.

"Sabar, sayang. Adeknya ada di dalem." Tegur si lelaki manis yang berjalan berdampingan dengan seorang pria tampan berjas mahal.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now