Chapter 1

30.9K 3K 839
                                    

Suasana pagi hari di kediaman keluarga Tay terasa begitu hangat. Pasangan tuan dan nyonya rumah sudah stand by di meja makan sambil mengobrol ringan.

Tak lama, si anak tengah muncul sembari memakai dasi abu-abunya.

"Mau selai rasa apa kak?" Tanya New bersiap mengoles selai untuk roti milik Frank.

"Kacang aja bun. Rada banyakan di bagian tengah." Jawab siswa kelas XII SMA itu.

Tay yang habis menyesap kopi hitamnya ikut bersuara. "Adek mana kak kok belum turun?"

"Nggak tau, yah. Tadi kakak lewat depan kamarnya masih ada suara air dari kamar mandi."

"Lama amat tumben." Perkataan New hanya dibalas kedikkan bahu oleh si anak.

"Abang jadi pulang nanti sore, bun?" Tanya Frank.

Abang yang dimaksud adalah Pluem, si sulung yang kini tinggal di kost-kost an dekat kampusnya.

"Nggak jadi katanya. Masih harus ngurusin kegiatan kampus." Jawab bundanya.

Di tengah perbincangan ketiganya si bungsu, Nanon mendekat dengan senyum tak kentara di wajah piasnya.

"Lu mandi lama amat, dek." Tegur kakaknya.

"Mukamu juga pucet tu dek. Kamu sakit?" Tanya New setelah Nanon berdiri di samping kursinya.

"Adek bangun telat, semalem begadang belajar buat ujian praktik  nanti makanya pucet." Terang Nanon.

"Jangan diforsir tenagamu, dek. Nanti kalau sakit malah repot. Nggak bisa ikut ujian malah."

"Iya yah. Bun, yah adek sarapan di sekolah aja ya. Mau berangkat sekarang takut telat."

Ketiga yang lain sontak menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul 06.15 pagi.

"Masih jam segini loh, dek. Kamu  buru-buru amat." New.

"Mau nunggu bus di halte depan, bun. Kalau telat dikit nanti malah nggak dapet bus."

"Loh, Ohm nggak jemput?" Frank bertanya.

Si adik menggelengkan kepalanya. Mendengar nama sang kekasih disebut hatinya tiba-tiba berdebar kencang.

"Tumben amat?"

Nanon sempat ragu mencari jawaban. Bola matanya beegerak gelisah. "Motornya masuk bengkel."

"Oh, yaudah ikut gue sama Drake aja. Paling bentar lagi dia dateng." Tawar Frank.

"Nggak deh, kak. Nanti kasian bang Drake harus muter ke sekolahan gue segala." Memang SMA Frank dan Drake letaknya berlawanan arah dengan SMP Nanon.

"Sama ayah aja. Ayah anterin habis ini tapi adek sarapan dulu." Putus Tay menengahi.

Sang istri mengernyit. "Emang kamu nggak ada meeting atau hal penting lain, mas?"

"Nggak kok, Hin. Aku cuma mau ngecek berkas aja pagi ini. Bisa kusuruh sekretarisku dulu."

Mendengar penuturan sang ayah Nanon memutuskan duduk dan ikut sarapan bersama keluarganya. Lumayan tenaga untuk hari ini karena dia akan ujian praktik Bahasa Indonesia.

....

Jam ujian praktik baru saja selesai. Semua siswa kelas IX berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Nanon yang baru selesai menunjukkan aksi pidatonya di depan para penguji.

Hari masih siang, namun jam sekolah untuk kelas IX telah usai. Jadwal hari ini hanya ujian praktik. Jadi Nanon memutuskan untuk tidak langsung pulang.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now