Cupang

6.6K 669 132
                                    

Vote dulu baru boleh baca 🥺










Sabtu sore terasa lengang di kediaman Ohm dan Nanon. Membiarkan kedua buah hatinya bebas bermain di taman kompleks, si tuan dan nyonya rumah duduk nyaman bergelung mesra di sofa ruang tengah.

Saling menyender nyaman, berbagi earphone yang tersambung pada smartphone milik Ohm. Sesekali bibir cherry Nanon juga ikut menggumam lirik lagu berjudul "It's You" milik penyanyi Henry Lau yang mengisi ruang dengar.

"You're the right time, at the right moment." Jemarinya bermain mengukir pola acak di dada bidang Ohm yang tengah mendekap pinggangnya.

"You're the sunlight, keeps my heart going." Senyum terpatri kala netra karamel beradu dengan hitam jelaga suaminya.

"I know when I'm ...."

"Bundaaaaaa kita pulaaaaang!!!!" Sayang, teriakan cempreng Mac yang mengiringi dobrakan kasar pintu mengganggu momen manis orang tuanya.

Sontak saja Nanon bangkit menjauh dari dekapan Ohm. Meskipun di depan anak sendiri, tapi Nanon masih punya malu.

Si manis tersenyum tipis kala mendengar decakan lirih Ohm. Suaminya pasti sedang merajuk kesal karena waktunya terganggu.

"Nggak usah teriak-teriak, dek." Peringat Ohm ketika bungsunya mendekat dan duduk di tengah mereka.

Si kecil hanya nyengir. Menunjukkan gigi depannya yang sudah tanggal satu menimbulkan lubang selebar setengah senti.

"Dek, kok kakak ditinggalin?" Muncul lagi satu persona muda yang mendekat ke arah mereka.

Marc, si sulung datang dengan nafas agak tersengal dan tangan kanan disembunyikan di belakang.

"Habis kakak lama." Si kecil cemberut, lalu beralih menatap bundanya antusias. "Bun, kakak beli ikan masa!!" Mengadu.

"Ikan apa, kak?" Nanon bertanya pada sulungnya yang masih berdiri di hadapan mereka.

"Cupang, Bun."

"Mahal?" Kali ini papanya yang bertanya.

"Nggak kok, cuma 20.000. Nih, warnanya bagus lagi." Marc meyakinkan dengan menunjukkan seplastik bening berisi ikan cantik berwarna biru kombinasi merah yang sedari tadi tersembunyi di balik punggung.

"Nggak pa, boong. Harganya 450.000 tadi adek denger waktu kakak bayarnya." Mac berucap lurus, tak paham atas kode kakaknya yang sudah mengedipkan mata berkali-kali.

Bukan hanya Ohm, Nanon-pun menatap kaget. "Beneran, kak?"

"Eh, anu bun, nggak. Adek yang boong tuh."

"Dih, orang adek denger sendiri kok. Jelas-jelas tadi mas-nya bilang harganya 500.000 terus dapet diskon jadi 450.000."

Ohm bangkit, mendekati sulungnya yang mulai ketar-ketir dengan tatapan kemana-mana. "Buat apa, Marc?"

"Hah?"

"Buat apa beli ikan cupang aja sampai semahal itu?" Sang papa memperjelas pertanyaannya.

"Hoby? Aku suka, pa."

"Ck. Lupa minggu lalu ikan kamu mati gara-gara nggak diurus?"

"Kan itu ikan yang murah. Beda sama ini, mahal. Kali aja ketahanan hidupnya lebih lama."

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang