Chapter 2.2

13K 1.6K 449
                                    

Nggak bosen ngingetin kalian sih, vote dulu ya sayaaaang ..












Kurang lebih lima jam jadi rentang waktu keluarga kecil Ohm bersenang-senang di taman bermain selepas Marc pulang sekolah. Acara yang dijadikan Nanon sebagai ajang mendekatkan diri pada sang putra tersebut membawa kebahagian tersendiri bagi ketiganya.

Mulai dari carousel, bom-bom car hingga sekedar menikmati parade kostum tokoh-tokoh kesukaan Marc. Semua Ohm lakukan demi melihat membaiknya hubungan antara sang putra dan bundanya.

Mendekati waktu sore yang cukup melelahkan, ketiganya memutuskan mengunjungi salah satu resto cepat saji yang ada di area taman bermain. Si kecil yang memilih tempat tentu saja. Hampir satu jam digunakan untuk mengurai lelah serta mengisi kembali tenaga yang sudah digunakan.

"Aku ke toilet sebentar." Pamit Ohm pada sang istri yang saat itu sibuk mengelap bekas saus tomat di sekitar bibir Marc.

"Iya." Balas Nanon seadanya.

Setelahnya hening sempat mengambil alih. Marc yang sibuk dengan makanannya dan Nanon yang kebingungan mencari topik yang tepat agar tak salah berbicara dengan si buah hati.

Sampai makanan Marc habis seluruhnya dan si kecil tampak menghela nafas panjang sembari pandangan mata tak lepas akan satu cup ice cream di hadapan Nanon. Nanon sadar, Marc menginginkannya.

"Adek mau ice cream lagi?" Tanya Nanon penuh hati-hati.

Anak kecil dengan tatapan sendu memohon itu mengangguk lucu.

"Tapi kan tadi udah."

Marc malah mencebik. "Ish, bunda kok sama aja kaya papa, kaya uncle Frank juga??"

"Sama gimana, dek?" Tanya Nanon dengan mengernyit.

"Sama aja nggak ngebolehin adek makan ice cream banyak-banyak." Nadanya sudah menunjukkan kekesalan.

Nanon tersenyum maklum akan hal itu. Tangannya secara reflek bergerak, mengusap belakang kepala Marc selagi berujar. "Berarti bunda, papa sama uncle Frank sama-sama sayang sama adek."

Tatapan tak mengerti diarahkan si lelaki kecil pada bundanya.

"Kalau nggak kami larang adek pasti makan ice creamnya banyak-banyak. Dan kalau adek makan ice cream banyak-banyak nanti adek bisa sakit demam sama pilek. Belum lagi kalau giginya juga sakit, berlubang. Emang adek mau?" Jelas Nanon panjang lebar.

Yang ditanya menggelengkan kepalanya meski ada rasa tak rela. "Tapi adek masih mau ice creamnya, bun." Hampir menangis.

Melihat raut Marc yang semakin memerah dengan hidung mancungnya yang mulai kembang kempis, Nanon coba mencari cara.

"Ok, ok. Marc boleh makan ice cream lagi."

"Asyiiiik.."

"Tapi tetep dibagi sama bunda."

"Maksudnya?"

"Ini. Kita makan berdua ya, biar adek nggak kebanyakan makan ice creamnya." Ujar Nanon menunjuk cup ice cream miliknya.

Beberapa kali berkedip mata, berpikir sampai akhirnya si kecil mengambil keputusan pasti.

"Iya deh, nggak apa-apa." Putus Marc.

Nanon semakin mengembangkan senyum. Mengambil cup ice creamnya dan bergantian menyuapi si anak serta dirinya sendiri.

Nanon bersumpah senyum puas Marc yang dilihatnya saat ini bagai oase penyejuk di tengah perih perjuangannya kembali meraih hati si kecil.










KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now