Chapter 55

9.7K 1.4K 327
                                    

Vote dulu dong sebelum baca ....











Sorot jingga mulai menggeser tahta sang surya. Meninggalkan siang yang begitu cerah tanpa pekat awan.

Nanon berjalan lemas ke dalam area halaman rumah besar Vihokratana. Lelah badan karena aktivitas, lelah pula hati dan otak karena masalah rumah tangganya.

Langkah yang memang pelan itu semakin pelan saja ketika tatapannya menemukan sosok yang seharian penuh di hindarinya. Ohm Pawat, suaminya. Turun dari motor dan mengarahkan netra jelaganya tepat pada mata Nanon.

Merasa tak ada guna untuk berbalik lagi, Nanon memutuskan menghadapi Ohm. Keduanya sama-sama mendekat, memberi atensi penuh pada pasangan hidup di depannya.

"Dianter siapa?" Sial, belum apa-apa Ohm sudah mengeluarkan suara husky penuh dominasinya.

"Temen." Jawab Nanon cuek. Matanya diarahkan kemana saja asal tak menatap mata suaminya.

Ohm menarik kecil sudut bibir kirinya, dan gerakan itu tak luput dari pandangan Nanon. Si manis sadar, Ohm sepertinya melihat ia turun dari boncengan motor Dew tadi.

"Aku liat-liat kamu sering banget ya bareng sama temen kamu itu."

Nanon mendelik tak suka. Kata-kata Ohm terdengar begitu menyindirnya.

"Kalau iya kenapa?" Tantang Nanon.

Yang diajak bicara mendengus malas. "Kamu lupa kata-kata aku buat nggak deket-deket sama orang lain? Nggak inget udah punya anak sama suami??"

"Nggak salah kamu bilang gitu? Bukannya kamu yang harusnya sadar udah punya anak sama istri? Semalem kemana aja kamu??" Nanon sepertinya terpancing dengan nada tinggi yang digunakan Ohm padanya.

Deg.

Ohm mendadak terdiam kaku. Liku ucapan yang hampir dilayangkannya pada sang istri harus tertelan lagi tanpa suara.

Belum sempat Nanon kembali melayangkan kata-katanya, suara deru mesin mobil yang melewati gerbang menarik atensi mereka.

Itu Tay Tawan.







....







Suasana makan malam yang harusnya sehangat semi, menjadi begitu dingin di tengah keluarga besar Vihokratana. Ohm dan Nanon yang 'dipaksa' tinggal oleh Tay masih saja menghindari interaksi.

"Papa lagi kangen sama Marc." Alibi murahan dari Tay untuk menahan bungsu dan menantunya.

Dan jangan lupakan, kata-kata seorang Tay Tawan adalah mutlak hukumnya.

Frank yang mulai tak tahan beradu pandang dengan sang bunda, memberi pandangan penuh tanya. Tapi New hanya menggeleng.

Tay sendiri tetap fokus dengan hidangannya tanpa peduli kilat penuh amarah yang saling ditahan oleh Ohm dan juga Nanon.

"Adek selesai. Mau ngecek Marc dulu." Nanon segera berdiri dan menuju kamar lamanya, tempat sang putra tertidur sejak selesai disuapi eyangnya sore tadi.

Tak lama Frank dan New juga undur ke dapur membereskan bekas makan mereka. Tersisa Ohm yang mengerjap bingung dan Tay yang masih memasang wajah datarnya.

"Ikut ke ruangan kerja ayah sebentar, Ohm."







....










Nanon keluar kamar mandi dengan penampilan yang lebih segar. Sambil merapikan rambut legamnya, ia tersenyum manis memandang Marc yang ternyata sudah bangun dengan Frank yang menemaninya.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now