Chapter 17

14.7K 1.8K 277
                                    

Ranum merah bunga flamboyan menyambut kedatangan Pluem sore itu di rumah Nanon. Niat hati sulung Tay Tawan itu adalah untuk menengok keadaan adiknya. Bagaimanapun setelah tiga minggu berlalu sejak pernikahan, dia belum sekalipun bertemu Nanon lagi.

Kernyitan di dahi Pluem tercipta mana kala melihat pintu depan rumah yang terbuka dan keluarlah sosok yang begitu dikenalnya bersama dengan Ohm dan Nanon yang mengikuti di belakang.

"Fiat.." sapa Pluem mendekati mereka.

Fiat mengerjap tak fokus. "Eh, Puem? Mau ketemu Nanon ya?"

"Loh, abang sama kak Fiat saling kenal?" Bingung Nanon.

"Iya. Fiat ini temen SMA abang. Bestie." Terang Pluem yang diangguki Fiat.

"Masuk aja yuk bang, udah sore." Ajak Nanon.

"Bentar abang ngobrol sama Fiat dulu."

Fiat menggeleng. "Gue udah mau balik betewe."

"Yaudah bentar aja, kok. Di teras aja. Kalian masuk aja gih, angin sore nggak baik buat kamu, Non." Perintah Pluem.

"Kalo gitu kita tinggal nggak apa-apa ya, bang?" Ohm yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Iya."

Nanon dan Ohm akhirnya masuk dengan membiarkan pintu depan terbuka. Pluem sendiri menunjuk kursi teras dengan dagunya, bermaksud menyuruh Fiat untuk duduk.

"Jadi, habis nengokin adek?" Mulai Pluem sekedar basa-basi.

Fiat tersenyum. "Nggak cuma itu sih, mau pamit sekalian."

"Balik ke Inggris?"

"Iya. Libur gue udah kelamaan, udah di luar rencana banget."

Pluem mengangguk paham. "Tiga minggu ya? Tugas lu nggak keteteran?"

"Ada fasilitas kirim tugas e-mail kok."

"Dan lu sendiri? Kabar kuliah gimana?" Tambah Fiat.

"Baik. Gue sekarang bisa kost, kaya keinginan waktu SMA dulu." Ujar Pluem dengan cengiran mengingat keinginan konyolnya.

Fiat tersenyum dengan mengangkat satu sudut bibir. "Jadi bisa makin deket sama pacar, ya?" Godanya.

Pluem sontak menoleh. "Pacar? Orang yang gue suka ninggalin gue gitu aja. Gimana mau punya pacar?"

Fiat diam. Arah pembicaraan Pluem mulai tak bisa diprediksinya.

Pandangan Pluem kini menatap kosong ke jalanan di depan rumah Nanon, seolah menerawang.

"Gue bertahan jomblo sampe semester empat ini, bahkan di saat adek-adek gue udah pada ada gandengan. Sampe-sampe bunda bilang gue jomblo menahun." Pluem terkekeh sendiri.

Kemudian melanjutkan. "Dan lu tau karena apa?"

Fiat menggeleng saat Pluem menengokkan kepala padanya sebentar.

"Gue suka sama temen SMA gue. Tapi dia pergi gitu aja tanpa kabar atau apapun saat rasa yang gue punya udah begitu kuat. Dan kalian pikir gue bisa move on segampang itu? Nggak."

Fiat diam, masih mengira-ngira siapa orang yang dimaksud Pluem. Berharap dugaannya salah.

"Lu.. Thanyawee.. ninggalin lu?" Tanya Fiat penuh kehati-hatian.

Pluem tersenyum remeh kali ini. "Kenapa Meimei? Dia masih jadi sahabat baik gue kok."

Fiat makin tak paham. Lalu dia yang dimaksud Pluem siapa?

Ngomong-ngomong soal Thanyawee, dia adalah salah satu sahabat Pluem setelah Fiat. Iya, setelah.

Awalnya Fiat dan Pluem adalah sahabat baik. Sampai di kelas XII seorang murid pindahan datang dan menjadi sangat dekat dengan Pluem, dialah Thanyawee atau yang sering disapa akrab Meimei oleh Pluem.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now