Chapter 46

12.3K 1.7K 329
                                    

Vote dulu baru lanjut scroll ya .. ;)

















Hangat mentari dikelilingi awan putih yang berarak mengikuti angin. Suasana cerah, begitu mendukung keadaan hati Nanon yang baru saja kembali ke rumahnya setelah sekian lama di rumah sakit.

Pagi tadi, baby Marc sudah dibolehkan pulang setelah dokter kembali melakukan observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kondisinya. Akhirnya dengan dibantu Pluem, tak berselang lama keluarga kecil itu sudah bisa pulang dengan fasilitas pesawat pribadi Vihokratana.

"Dek, bener nggak mau nginep di rumah bunda dulu?" Sekali lagi New bertanya penuh nada khawatir pada bungsunya yang sedang menggendong si bayi.

"Iya, bun. Nanon mau di sini aja." Jawabnya.

"Apa mau di rumah mama aja, sayang. Di sana ada bibi Lyn yang bakal bantuin kamu." Krist ikut menimpali.

Nanon kembali menggeleng. "Aku pengen urus adek sendiri aja, ma. Nanti paling dibantu sama Ohm."

Kedua lelaki manis itu mendesah pasrah. Nanon memang begitu keras kepala ternyata.

Saat ini ketiganya ada di kamar Nanon dan Ohm, meninggalkan Tay, Singto, Ohm dan Pluem yang duduk bercengkrama di ruang tamu.

Cklek..

Suara pintu yang terbuka dari luar mengambil alih atensi ketiganya. Tampak Ohm menyembulkan kepalanya dari balik pintu. "Ma, bun ditungguin papa sama ayah. Katanya mau pada pamit."

New dan Krist mengangguk bersamaan.

"Kalau gitu kami pamit, ya. Kamu jaga kesehatan. Kalau ada apa-apa, bilang jangan dipendem sendiri." New mengusak rambut halus Nanon.

"Kamu juga, Ohm. Jagain istri sama anak kamu. Bantuin Nanon biar dia nggak kecapean sendiri." Tambah Krist menatap bungsunya.

"Iya, ma tenang aja Nanon aman sama Ohm." Jawab si tampan mantap.

Saat keduanya hendak keluar kamar, Nanon ikut turun dari ranjang bermaksud mengantar orang tua dan mertuanya sampai pintu depan. Tapi sayang, Ohm mencegah.

"Biar aku aja yang nganter mereka, kamu di sini sama adek."

"Tapi nggak enak, Ohm." Bantah Nanon.

"Nggak. Nanti kamu malah kecapean." Suara Ohm rendah namun tegas.

Tak mau berdebat terlalu jauh, Nanon memilih mengiyakan. Tak lama, dari posisinya di dalam kamar terdengar suara deru mesin mobil yang meninggalkan halaman.

Ohm kembali ketika Nanon meletakkan si kecil dalam ayunan bayinya. Ayunan yang diletakkan di ujung ruang, menghadap langsung pada jendela membuat Marc mendapat pencahayaan yang cukup.

"Tidur?" Tanya Ohm mendekati Nanon dengan sebotol kecil susu di tangan kanan.

"Belum. Masih mau main kayaknya." Canda Nanon menerima botol dari Ohm dan memberikannya pada baby Marc yang langsung dilahap kuat. Beruntung Krist sempat mengajarkan cara membuat susu dan mengganti popok tadi pada bungsunya.

Tangan Nanon menjaga agar botol bersuhu hangat kuku itu tetap di mulut si kecil dan tidak jatuh karena dilepas mendadak.

"Haus ya, dek?" Tanya Ohm.

Matanya lurus mengarah pada onyx kecil sang putra, tapi lengan tangannya melingkar manis di pinggang berisi Nanon.

"Ohm.." ujar Nanon kurang nyaman. Pasalnya Ohm menghembuskan nafasnya di ceruk leher si manis, sambil sesekali menghirup aroma alami tubuh Nanon dari sana.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora