Chapter 33

13.6K 1.9K 360
                                    

Boleh vote dulu?







Usai memutuskan untuk kembali memberi kesempatan pada Ohm, kedua sejoli itu memutuskan untuk bersama membersihkan rumah kecil mereka yang keadaannya kacau selama ditinggal Nanon.

Lantai yang tak pernah disapu, dapur kotor, tempat cucian piring yang penuh, pakaian kotor yang menumpuk, serta sampah yang menggunung.

Berkali-kali Ohm mengecek dan menanyakan keadaan Nanon, membuat senyum tak lepas dari bibir si manis yang merasa dikhawatirkan.

"Non.." Ohm mendekati Nanon yang kini duduk di meja makan sembari mengupas bawang untuk memasak.

"Minum dulu, jangan kecapean." Lanjutnya seraya menyerahkan segelas air putih yang diterima dengan senang hati oleh istrinya.

Ketika Nanon minum, yang lebih tua duduk bertumpu lutut menghadap tempat duduk Nanon. Menyamakan posisi dengan perut bulatnya.

Tangan Ohm mengelus permukaan perut istrinya dengan gerakan memutar, sesekali menghujaminya dengan kecupan. Entah kenapa bagi Ohm aktivitasnya kini terasa begitu menyenangkan.

"Non.." panggilnya sembari mendongak.

"Hm?"

"Kamu yakin nggak mau tau jenis kelamin baby?"

Nanon mengangguk. "Kenapa emang? Kamu penasaran, ya?"

"Iya sih, tapi ini lebih ke perlengkapannya aja. Maksud aku, kalo kita salah beli perlengkapan gimana? Harusnya dipake cowok malah yang keluar cewek, atau sebaliknya gitu."

Nanon tersenyum. Tangannya bermain mengusak ringan rambut sang suami. "Kamu udah mikir sampe situ, ya? Kita beli yang netral-netral aja lah. Cari warna-warna biru, hijau atau putih. Warna-warna pastel juga boleh. Bagus buat cowok atau cewek kan?"

"Gitu ya?"

Nanon mengangguk meyakinkan.

"Aku pengen jadi surprise aja, Ohm."

"Iya deh.. aku ikut kamu aja." Kemudian Ohm bangkit dan sedikit membersihkan bagian lutut celananya. "Aku keluar dulu mau buang sampah."

Menenteng seplastik hitam besar sampah di tangan, Ohm membuka pelan pintu depan rumahnya.

Cklek..

Matanya terkesiap. Seseorang berlari keluar gerbang dengan langkah tergesa. Wajahnya tak nampak, hanya punggungnya yang sempat terlihat Ohm dengan kepala tertutup tudung hoodie hitam besarnya. Sepertinya orang tersebut langsung kabur setelah tahu pintu terbuka dari dalam.

Dia siapa? Ngapain di sini? -batin Ohm bertanya







....







"Nggak, kak aku mau ketemu kakak." Ujar Chimon.

"Hah? Mau ketemu kakak?" Pluem menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Ada yang mau aku omongin."

"Soal?"

"Soal Nanon."

"Nanon kenapa?" Raut khawatir begitu kentara di wajah rupawan Pluem.

"Sebelumnya maaf kalo aku baru bilang sekarang, kejadiannya udah dari minggu lalu tapi aku takut."

Pluem masih diam. Meski rasa hatinya tak sabar menanti ucapan Chimon yang terkesan bertele-tele.

"Dari minggu lalu waktu aku sering main ke rumah Ohm sama Nanon......."

Mata Pluem memicing, menyimak dengan khidmat.

"....... aku liat seseorang kaya ngawasin rumah mereka dari luar."

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang