Chapter 3

21.1K 2.4K 776
                                    

Terhitung lima hari sejak Ohm memberi Nanon kepastian tentang keputusannya, setiap kebiasaan mereka tiba-tiba berubah.

Tak ada lagi Ohm yang setiap jam istirahat menyambangi kelas Nanon demi bertemu sang kekasih. Tak ada lagi kegiatan antar jemput setiap berangkat dan pulang sekolah. Nanon akan berangkat dan pulang menggukanan bus, atau sesekali diantar sang ayah.

Jam pelajaran keenam, hari mulai beranjak siang. Kelas Nanon yang kebetulan jam kosong membuat beberapa penghuninya kabur duluan menuju kantin. Sisa beberapa orang termasuk Nanon, Chimon, Mark dan Puimek yang duduk melingkar mengobrol ringan.

Sikap Nanon yang diam dan tanpa respon membuahkan keheranan teman-temannya.

"Non.." panggilan Puimek membuyarkan lamunan Nanon.

"Lu kenapa sih? Masih tengkar sama Ohm?" Sambung Chimon.

Nanon menggeleng. Enggan mengingat tentang pemuda yang telah menyakitinya.

Melihat ekspresi Nanon, Chimon menggenggam tangan kanan Nanon. "Non, kita sahabat kan? Lu cerita deh sama kita. Jangan dipendem sendiri nanti jadi bisul."

"Kampret !!"

"Ya elu diem aja kaya patung selamat datang. Kenapa sih?"

"Oh iya tadi pagi gue papasan sama Ohm di depan kelas VII lagi ngobrol sama si Marc. Gue nggak tau kalau mereka seakrab itu." Sela Puimek.

"Gue nggak ada ketemu Ohm deh perasaan dari tadi?" Bingung Mark.

Kepala kekasih Perth itu dipukul buku tulis oleh Puimek. "Bukan Mark elu begok. Ini Marc anak kelas VII. M-a-r-c, pake c bukan k."

"Ohh, ngomong dong dari tadi. Kan gue jadi salham."

"Udeh ah ribut mulu lu pada. Nanon belum jawab tuh. Ada apaan sih Non?" Lerai Chimon kembali pada topik awal mereka.

Nanon mandangi temannya satu persatu. "Gue putus sama Ohm."

"Loh, kok bisa?"

"Si Ohm selingkuh?"

"Kalian tengkar gara-gara apaan sih sampai putus gitu?"

Tak langsung menjawab, tangan kanan Nanon bergerak otomatis menyentuh bagian keras di perut bawahnya. Alasan dia dan Ohm berhenti di tengah jalan.

"Udah nggak cocok aja. Nggak sependapat."

Gue pengen mertahanin, tapi Ohm nyuruh ngelepasin -sambung Nanon dalam hati

"Gegayaan lu berdua. Pake alesan nggak sependapat aja kek artis sinetron." Sayang komentar asal ceplos Chimon tak terlalu digubris Nanon.

Si pemuda berlesung pipi itu tiba-tiba berdiri mengundang pandangan bertanya dari teman-temannya.

"Ayo ke kantin, udah bel istirahat tuh."

Tanpa menunggu lama ketiga temannya mengikuti Nanon keluar kelas menuju kantin sekolah mereka.



....






Mark, Chimon dan Puimek sudah mendapat makanan yang mereka inginkan. Bahkan sekarang sudah duduk nyaman di kursi kantin bersama dengan Perth, Love dan Janhae.

Sedangkan Nanon masih antre menunggu pesanan mie ayamnya dibuat. Pemuda manis itu tersenyum ketika pesanan sudah di tangan dan menghirup aroma bumbu ayam di mangkuknya. Entah kenapa menurut Nanon begitu wangi dan nikmat. Padahal sebelumnya mie ayam adalah salah satu makanan yang dihindari Nanon.

Ini yang namanya ngidam, ya? -batin Nanon

Dengan ceria Nanon berjalan menuju meja teman-temannya yang nampak tengah bersendau gurau. Langkahnya begitu ringah seolah melupakan kesedihan yang menerpanya beberapa hari terakhir.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now