Uncle Mon

5.5K 625 132
                                    

Yang request Pluemon, ini buat kalian ;)








Hari minggu pertama di awal bulan, telah menjadi kesepakatan tidak tertulis jika semua keluarga besar Vihokratana akan berkumpul menghabiskan waktu di rumah utama. Rumah tuan besar Tay Tawan Vihokratana.

Seperti hari ini, sejak pagi rumah yang biasanya hanya dihuni New dan Tay sudah mulai dengan kedatangan keluarga Ohm, apalagi suara bising Marc dan Mac yang berebut remot televisi. Disusul sulung mereka, Pluem yang datang bersama sang istri sambil menenteng dua kotak brownies kesukaan ibu mertuanya.

Menjelang siang, barulah keluarga anak tengah mereka datang. Salahkan satu anggota keluarga mereka yang rewel. Bukan, bukan Achi. Tapi Frank yang mengeluh baju-bajunya sudah kekecilan dan jelek saat dipakainya. Bahkan berjam-jam ia gunakan hanya untuk memilih pakaian membuat Drake dan Achi hampir mati kebosanan karena menunggu.

Nanon yang duduk di samping Ohm di depan televisi memilih bangkit setelah mencium pelan pipi suaminya.

"Kemana?" Tanya Ohm sambil menahan pergelangan tangan sang istri.

Nanon menoleh. "Ke belakang, bantuin yang lain."

"Jangan lama-lama."

"Ck. Manja. Malu tau ada ayah sama bang Drake." Cicit Nanon karena memang benar, di sana ada pula Drake dan Tay yang sedari tadi bersama mereka berdua menonton siaran ulang pertandingan basket NBA di salah satu stasiun televisi lokal.

Mendengar tanggapan malu-malu sang istri, Ohm terkekeh gemas. Menghiraukan ayah mertua dan kakak iparnya yang mendengus malas.






....







Dari ruang tengah, Nanon beranjak ke dapur menemukan New yang sibuk di depan kompor menyiapkan makan siang dibantu Frank. Meski dengan pergerakan yang terbatas karena sedang hamil besar, Frank membantu sang bunda mengupas bawang dan memotong sayuran sambil duduk di meja makan.

Di sisi Frank, keponakan kesayangannya ikut pula membantu sembari sesekali menyandarkan kepalanya di pundak Frank.

"Kamu bantuin apa gangguin doang, kak?" Tanya Nanon pada sulungnya.

Marc berdecak. "Bantuin lah."

"Kaya bisa aja."

"Timbang motong wortel doang masa nggak bisa sih bun?" Sebal Marc membuat eyang, uncle dan bundanya terkekeh.

Bagaimana tidak, yang katanya bisa memotong wortel itu kini malah menghasilkan potongan tebal dan tipis acak dengan bentuk yang juga abstrak.

"Chimon mana?" Kali ini Nanon bertanya pada kakaknya.

"Di halaman belakang sama abang sama anak-anak." Jawab Frank.

Nanon mengangguk mengerti. "Jangan nyender mulu kasian uncle Fran-nya, kak." Ujarnya sebelum keluar ke halaman belakang.

Benar saja, di halaman belakang Nanon menemukan Chimon duduk sendirian memandang Pluem yang sedang menemani Mac dan Achi bermain lego.

Jarak antara Chimon duduk dan anak-anak bermain sekitar lima meter lebih. Tapi dari jaraknya ini dapat Chimon lihat suaminya larut dalam bahagia.

"Mon.." tegur Nanon.

Chimon menoleh. "Eh, Non. Dari kapan di sini? Kok gue nggak sadar?" Heran Chimon karena Nanon tiba-tiba sudah duduk di sampingnya.

"Barusan. Lu ngalamun aja sih, makanya nggak lihat gue." Basa-basi Nanon.

"Liatin apa?" Sambung yang lebih muda.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang