Chapter 10

16.7K 2K 318
                                    

Bel tanda usainya jam pelajaran baru beberapa detik berlalu, namun Nanon sudah berdiri di aula depan sekolah yang mengarah langsung ke area parkir dan gerbang sekolah. Niat awal pemuda manis itu adalah ke toilet dengan cepat karena panggilan alamnya sudah begitu mendesak.

Namun entah bagaimana kini keinginan ke toilet itu benar-benar terasa lenyap setelah pandangannya terpaku pada motor yang ditunggangi Ohm, melaju ke arah luar gerbang dengan seseorang memeluk manja pinggangnya dari boncengan.

Nanon hanya tersenyum kecut mengetahui siapa gerangan remaja tanggung di boncengan motor Ohm.

Temen, ya? -batin Nanon mengingat pesan terakhir yang Ohm kirimkan padanya

Apa gue harus balik ke keputusan awal gue buat lari, Ohm? -Nanon

"Non, oi.." Suara cempreng Chimon yang menghampirinya bersama Puimek memutus lamunan Nanon.

"Hm?" Gumam Nanon.

"Balik naik apa lu? Kita mau nyari grab nih." Ajak Puimek.

Nanon mengernyit. "Chimon juga? Tumben amat, biasanya dijemput supir?"

"Kita mau sekalian hangout. Ikutan nggak lu?" Chimon.

Nanon berpikir sejenak, kemudian menggeleng. "Nggak, deh. Gue belum ijin bunda."

"Terus balik sama siapa?" Tanya Puimek lagi.

"Sama Ohm."

"Sekarang Ohm-nya mana?" Chimon celingukan mencari keberadaan Ohm maupun motornya.

Nanon kembali tersenyum kecut lagi. "Lagi keluar bentar, mau nyari alat tulis. Bentar lagi paling kesini."

"Mau kita temenin dulu nggak nungguin pacar lu?" Chimon.

"Nggak usah, deh. Kalian juga udah pesen grab-nya kan?"

"Iya sih.. yaudah kalo gitu kita duluan ya, Non. Grab-nya udah di depan."

"Okay."






....





Ohm benar-benar mengantar Marc ke toko yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Hanya saja, karena belum juga menemukan ransel yang cocok dengan selera Marc mereka harus keluar-masuk ke beberapa toko dan otomatis menghabiskan waktu yang tidak sebentar.

"Kak, kita makan dulu yuk.." ajak Marc menenteng tas pilihannya ketika keluar toko.

"Kalo makan di rumah aja gimana?" Tolak Ohm halus. Bagaimanapun ia teringat ada seseorang yang menunggunya di parkiran sekolah.

Wajah manis Marc menunjukkan raut kekecewaan. "Tapi aku pengen traktir kakak. Sebagai ucapan terimakasih juga udah nganter dan bantu aku milih tas."

Ohm mengangkat tangan kanannya, mengelus kepala Marc. "Besok aja ya kamu traktir kakaknya? Janji deh kakak mau, tapi kalo sekarang kakak beneran nggak bisa."

Wajah manis itu malah berubah merah, hampir menangis. "Kakak janji, kan?" Suranya mulai serak.

Ohm tersenyum lembut. "Iya, janji deh pokoknya. Sekarang kita pulang ya? Kakak anterin."

Akhirnya Marc mengangguk. "He'em."







....






Nanon mengelus perutnya yang terasa lapar, padahal tadi saat istirahat dia sudah makan begitu banyak. Akhir-akhir ini memang nafsu makannya meningkat drastis, mungkin faktor hamil.

Uang sakunya juga sudah habis gara-gara porsi makannya yang bar-bar. Ditambah batrai ponselnya yang sudah kosong sejak beberapa menit yang lalu. Nanon benar-benar kebingungan.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora