Spin Off (PlueMon)

10.7K 1.3K 350
                                    

Bonus nih, biar nggak pada nanyain nasib uncle Mon, wkwk

Btw tembusin 300 likes lagi dong biar semangat ngelanjut epilog part 2 nya ;)







Warning : Latar cerita ini sebelum Nanon pulang.


Jingga sudah beranjak pergi digantikan petang keunguan. Celah jendela yang sedari tadi terbuka membawa angin dari luar ruangan, kini telah penuh tertutup. Menampilkan gorden hijau muda dengan sedikit corak kebiruan.

Di dalam ruangan rawat khusus anak tersebut, terduduk seorang Chimon yang sedang mengupas jeruk. Lelaki yang belum genap setahun memulai karirnya sebagai seorang perawat itu sedang menemani seorang pasien anak yang orang tuanya sedang ada urusan.

"Buka mulutnya kakak suapin. Aaaa.." ujar Chimon sembari mengulurkan sepasih jeruk di depan mulut sang bocah.

Dengan sigap si anak memalingkan muka, menghindar. "Kak, Pat udah gede loh.. masa disuapin terus." Respon si bocah dengan cemberut.

Pat, ya Patrick. Anak tunggal pasangan Lee dan Arm yang kini sudah duduk di kelas enam elementary school ini terpaksa ada di rumah sakit karena kakinya patah setelah mengikuti turnamen taekwondo dua hari lalu.

"Ya nggak apa-apa, Pat namanya juga lagi sakit."

"Kan yang sakit kakinya, bukan tangannya."

Akhirnya dengan gemas Chimon mengusak sayang rambut si bocah lalu menyerahkan jeruk kupasannya agar dimakan sendiri olehnya.

Cklek..

Pintu terbuka dari luar, menampakkan seorang pria manis dengan setelan kemeja yang terbalut jas putih khas profesinya dengan stetoskop yang kini ada di kantung.

"Mama dokter !! Kok lama??" Heboh Patrick merentangkan tangan minta dipeluk.

"Maaf, sayang. Kerjaan mama baru aja selesai." Jawab Arm lembut sambil mencium puncak kepala Patrick yang kini memeluknya erat.

Kemudian pandangan Arm dialihkan pada Chimon yang ada di sampingnya. "Mon, makasih ya udah mau direpotin jagain Pat."

"Nggak apa-apa, dok. Lagian shift saya udah selesai kok jadi bisa bebas."

"Oh iya, tukang ojek kamu udah nunggu di lobby tuh. Buruan gih samperin."

Chimon menggaruk belakang kepalanya canggung, paham apa arti tukang ojek yang dimaksud sang dokter.

"Tapi nanti dokter sendirian dong jagain Pat-nya?"

"Nggak kok, papanya udah di jalan bentar lagi dateng. Udah sana buruan, kayaknya udah lumayan lama deh dia."

"Emm, iya deh kalau gitu. Saya pamit dulu, dok. Pat kakak pulang duluan ya, kita ketemu besok."

"Siap, kaakk.."








....




Langkah yang tadinya berupa lari kecil sontak berubah melambat ketika objek tujuannya sudah semakin dekat. Chimon hanya tak mau rasa senangnya terlalu terekspos di depan sang tukang ojek malam ini.

"Kak, maaf lama." Ujar Chimon sambil menunduk minta maaf ketika sampai tepat di depan Pluem yang tengah fokus memainkan smartphone, mengusir bosan.

Pluem mendongak dengan senyum tampan. "Nggak masalah, Mon kakak juga barusan dateng kok."

Bohong tentu saja. Hanya tak mau Chimon berakhir menyalahkan diri sendiri.

"Yaudah yuk langsung pulang." Ajak Pluem.

"Ii..iya, kak." Jawab Chimon tergagap ketika tiba-tiba Pluem meraih tangan kirinya dalam gandengan.

Meski sudah di tahap ini selama bertahun-tahun, namun tetap saja hati Chimon belum terbiasa menerima perlakuan-perlakuan manis Pluem yang selalu datang tiba-tiba.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now