Chapter 45

12.9K 1.8K 364
                                    

Vote dulu dong .......











Pagi masih baru saja menyingsing. Tapi Frank sudah begitu cepat menyelesaikan sarapannya yang kini hanya ditemani sang ayah dan sang bunda.

"Frank duluan bun, yah. Udah ditunggu di depan." Pamitnya pada kedua orang tuanya.

"Siapa yang jemput kamu?" Pertanyaan tegas dari Tay menghentikan langkah cepat yang akan diambil Frank.

"Drake?" Tay menambahi.

Frank meneguk ludahnya kasar. Pandangannya dibawa pada binar lembut sang bunda.

New mengangguk dengan senyum, mengisyaratkan agar anak tengahnya bersikap tenang dan menjawab pertanyaan sang ayah.

"Iya, yah. Drake yang jemput Frank." Jawab Frank akhirnya.

"Suruh masuk sebentar, ayah mau bicara."

"Tapi kami udah mau berangkat, yah." Bantah Frank.

"Berangkat sama ayah atau bawa Drake masuk nemuin ayah." Tak terbantahkan, khas seorang Tay Tawan.

Mau tak mau Frank menuruti kemauan ayahnya. Anak kedua Vihokratana itu keluar sebentar menemui sang kekasih untuk kemudian membawanya masuk menghadap ayah bundanya yang sudah berpindah posisi di ruang tamu.

"Duduk." Perintah Tay saat Frank masuk bersama seorang pemuda berjaket denim yang melapisi seragam SMAnya.

Drake mengangguk sopan. Si pemuda memang sudah jauh-jauh hari diberi tahu sang kekasih soal perintah Tay untuk memutuskan hubungan mereka. Tapi Drake tak gentar. Selama dirasanya ia tak salah, ia akan berusaha sekuat mungkin mempertahankan hubungan mereka.

"Kalian masih pacaran?" Tanya Tay tanpa embel-embel basa-basi murahan.

"Masih, om. Hubungan kami masih baik-baik aja." Jawab Drake tenang. Berbanding terbalik dengan Frank yang begitu gelisah meremas jemarinya.

"Om kira Frank udah bilang sama kamu kalo om nyuruh kalian putus." Tay.

"Memang udah kok, om. Tapi kami nggak punya alasan kuat buat tiba-tiba putus."

Senyum tipis mengembang di bibir New yang sedari tadi diam.

Tay mendengus. "Kalian butuh alasan apa lagi? Apa contoh nyata dari adeknya Frank masih kurang buat kalian?"

"Yah !!" Tegur Frank.

"Kamu diem. Ayah mau denger jawaban Drake."

Frank memutuskan diam meski hatinya begitu dongkol pada sang ayah.

"Maaf, om tapi nggak semua hubungan pacaran akan berakhir kaya yang Nanon alami. Lagi pula saya punya komitmen untuk nggak melakukannya sebelum nikah." Jawab Drake penuh kehati-hatian dalam kata-katanya.

"Apa jaminannya? Ohm sama Nanon aja yang masih ingusan udah nggak bisa nahan nafsu macam binatang. Apalagi kalian yang usianya hampir legal?"

New mengusap bahu suaminya bermaksud menenangkan ketika dirasa nada yang digunakan Tay sudah mulai naik.

"Jaminannya diri saya sendiri, om. Saya rela om hajar atau sekalian om bunuh kalau sampai saya berani nyentuh Frank ke tahap itu." Raut Drake masih begitu tenang, begitu dewasa dalam menanggapi.

"Kamu yakin?" Tay masih saja menantang.

"Sangat yakin. Matipun saya rela kalau itu buat Frank."

Bagaimana Frank tak bersemu kalau kata-kata yang digunakan Drake begitu semanis madu?

"Saya pegang kata-kata kamu. Tapi inget, kalau kamu berani ngelanggar saya sendiri yang bakal turun tangan buat bunuh kamu."

Ancaman Tay dibalas dengan senyum tenang. "Silahkan pegang kata-kata saya, om."






KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Where stories live. Discover now