Chapter 2.3

13.4K 1.5K 141
                                    

Rugi nggak kalau vote dulu baru baca?









"Halo, Mon." Tangan kanan Nanon membenarkan letak smartphone dalam genggaman. Sedangkan tangan kirinya bergerak menghapus keringat di dahi putra tunggalnya yang telah terlelap.

Pria manis itu kini tengah berada di kamar si kecil, menemaninya menonton film lawas Toy Story hingga kini Marc ketiduran di samping sang bunda.

"Lagi sibuk nggak, Non?" Suara Chimon yang tiba-tiba menelfonnya mengisi ruang dengar.

"Nggak kok, lagi nungguin Ohm pulang aja." Jawab Nanon.

Setelah itu beberapa detik sempat tak ada balasan dari arah Chimon. Nanon jadi menduga-duga sendiri. Ada apa gerangan sang sahabat baik menelfonnya malam-malam dengan suara serak yang coba ditahan?

"Mau cerita sesuatu?" Tawar Nanon akhirnya mengisi hening.

"Udah malem, besok aja gue cerita." Putus Chimon cepat. "Sorry malem-malem gue ganggu. Good night, Non."

Suara di seberang sudah hilang begitu saja bahkan sebelum sempat Nanon membalas ucapan selamat malamnya.

Di tengah lamunannya memikirkan tingkah aneh Chimon, notifikasi kembali terdengar dari smartphone milik Nanon. Kali ini dari seseorang yang sejak tadi ditunggunya.

"Halo, Ohm. Kok belum pulang?" sapa Nanon seadanya.

'Hai, sayang. Aku udah di basement kok ini.'

Nanon sempat mengangkat alis bingung. Untuk apa Ohm menelfonnya jika sang suami sendiri sudah ada di basement apartment?

"Kok nggak langsung naik?"

'Sebentar, mau minta bantuan kamu dulu. Marc udah tidur?'

"Udah, udah pules. Kenapa?" Jawab Nanon sembari ekor matanya melirik sang buah hati yang sudah terlelap dengan nafas teratur.

'Bagus. Kamu turun dong sebentar ke sini. Aku perlu bantuan.'

"Nanti kalau adek bangun gimana?"

'Sebentar doang, sayang. Lagian kata kamu tadi adek udah pules kan?'

"Iya sih.."

'Makanya buruan turun. Aku tunggu di mobil.'

"Ya udah bentar."

Setelah memastikan Marc merasa nyaman dalam tidurnya dan mengunci pintu apartment-nya, Nanon melesat turun ke basement menuruti perintah Ohm. Dalam benaknya terpikir mungkin Ohm kesusahan membawa barang sehingga meminta bantuan pada Nanon.

Memilih menggunakan lift, Nanon bahkan tak sempat melapisi kaos oblongnya dengan jaket atau sekedar kemeja.

Sampai di area basement, sepi dan dingin langsung menyergap Nanon. Sambil matanya mengedar celingukan mencari keberadaan SUV sang suami, tangannya tak tinggal diam digosokkan ke lengan mengais kehangatan.

Senyum manis berdimple-nya merekah mendapati posisi SUV milik Ohm yang terparkir rapi di sisi barat basement tak jauh dari posisinya berdiri sekarang. Dengan sedikit berlari Nanon mendekati Lexus RX hitam kebanggaan sang suami tersebut.

Dug.. dug.. dug..

Kaca depan diketuknya sebagai kode kehadiran. Tak tunggu lama, Ohm langsung membukakan pintu bagian penumpang di samping kemudi.

"Minta bantuin apa?" Tanya Nanon langsung setelah pintu mobil kembali tertutup.

Matanya menelisik penampilan sang suami yang kini duduk menghadap ke arahnya. Jas yang tadi pagi dipakai rapi sudah tanggal tergolek di kursi belakang, menyisakan kemeja navy yang jua sudah berantakan. Ujung kemeja tak masuk celana, kancing atas yang terbuka dengan dasi menjuntai longgar, lengan kemeja yang dilipat sebatas siku, serta raut lelah dari wajahnya. Ohm benar-benar bekerja keras.

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang