Prolog

54.1K 3.5K 439
                                    

Tawan Vihokratana, atau yang akrab disapa Tay. Seorang pengusaha resort dan hotel yang terlampau mapan di usianya yang menginjak angka 40-an.

Dengan sebuah buku bisnis di tangan ayah tiga anak itu duduk menyandar di kepala ranjang. Lama waktunya larut dalam isi bacaan sampai otaknya mengingat sesuatu.

"Hin.." panggilnya pada sang istri, New Thitipoom yang sedang berkutat dengan skincare malamnya di depan meja rias.

New menoleh, "Kenapa mas?"

"Semalam aku mimpi liat bangau terbang bawa bayi lagi, kaya pas kamu mau hamil adek dulu."

New mengernyit, tapi masih diam menanti kelanjutan ucapan suaminya yang belum bisa dia tebak.

"Coba kamu cek, siapa tau kamu isi lagi." Lanjut Tay.

Kerutan di dahi New makin terlihat. "Nggak mungkin lah. Aneh-aneh aja kamu."

Meninggalkan rutinitasnya yang telah usai, New menyusul duduk di samping suaminya.

"Nggak mungkin gimana?"

"Nggak mungkin, kita udah tua kali mas. Nanon aja udah mau masuk SMA. Kamu juga kalau main pake pengaman kan?"

"Iya sih. Tapi apa nggak ada kemungkinan bocor? Nampungnya kebanyakan gitu?"

Plak..

"Aduh, sakit Hin." Sebuah bantal mendarat di muka tampan Tay.

"Mulutmu emang minta ditampol kok, mas."

"Lagian mau bocor juga harusnya nggak ngaruh sih, kan aku juga nggak pernah telat suntik tiap bulannya." Lanjut New.

Tay meletakkan bukunya di meja nakas ketika New mulai menyamankan posisi di dalam selimut mereka. Kemudian melanjutkan obrolan setelah sempat mematikan lampu dan menggantinya dengan pendar temaram lampu tidur.

"Tapi mimpi kaya gitu selalu aku alamin tiap kita mau nambah keluarga baru loh, Hin. Dan kali ini juga pasti nggak akan salah, kok. Aku yakin." Tay masih ngotot dengan pernyataannya.

"Nah itu poinnya mas, nambah keluarga baru. Bukan berarti aku hamil lagi, kan?"

"Maksud kamu, kamu nuduh aku bikin hamil orang lain?"

New memutar matanya malas. Dia sudah begitu ingin tidur tapi suaminya masih terus mengajak berdebat.

"Nggak gitu juga. Siapa tau kita mau punya mantu, kan?"

"Masa? Ah tapi nggak mungkin. Nanon sama Frank kan masih pada sekolah, Hin masa mau nikah?"

"Si abang kali."

"Tambah nggak mungkin lagi orang anak kesayangan kamu itu statusnya jomblo dari lahir kok."

"Hush. Mulutnya. Tapi bener juga sih.." gumaman terakhir New mengundang gelak tawa keduanya meski tak terlalu kencang. Sudah malam takut membangunkan anak-anak mereka.

Lama terdiam, keduanya sama-sama menyamankan posisi saling berpelukan. Hampir sampai di ujung kesadaran masing-masing sebelum yang lebih muda kembali bersuara.

"Eh tapi kamu beneran nggak bikin hamil orang lain kan, mas?"

Mata sayu Tay berubah melotot begitu saja. "Nggak lah. Aku masih setia sama kamu kok. Takut dirajam juga sama bapakmu." Kalimat terakhir dengan gumaman kecil.

"Mau punya cucu kali kita ya mas."

"Iyain deh, Hin aku udah ngantuk."

New kembali ke posisi nyamannya di dada Tay sambil tersenyum. "Kali aja Pluem tiba-tiba laku terus bawa pacar ke rumah."

"Hm.." hanya dijawab gumaman karena sang kepala keluarga sudah menyelami alam mimpinya.

New kemudian menyusul memejamkan mata, tanpa keduanya tahu jika salah satu anak mereka masih terjaga dengan gelisah karena sang kekasih hati tak bisa dihubungi sejak tadi siang.

"Gue kudu gimana? Bilang sama ayah-bunda?"

"Nggak, nggak. Mereka bisa kecewa. Tapi gue bingung."

"Gue nggak bisa ngadepin ini sendirian."

"Gue ....."











Gimana? Lanjut chapter 1 apa bungkus aja? 🙄🙄🙄

Vote comment buat ngetes ombak dulu ya.. di sini vomment anda begitu berarti 😅

Sorry for typo and thank you 😉

KEEP IT OR RID IT (OhmNanon)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن