Douluo Dalu II (Soul Land II) : The Unrivaled Tang Sect

Chapter 133-136

Bab 133: Musuh Kuat Tiba-tiba Turun

Api naga yang menghanguskan dilepaskan oleh kemampuan cincin jiwa pertamanya, Dragonfire. Pada saat yang sama, dia melepaskan skill jiwa Dragonfury miliknya. Ini menyebabkan Wu Feng terlihat seperti batu bara yang terbakar dengan ganas.

Huo Yuhao tanpa ekspresi saat dia pergi untuk menghadapi tuntutan Wu Feng secara langsung. Tangan kanannya menampar ke depan dengan cepat, Penjepit Permaisuri Es aktif kembali.

Serangan telapak tangan yang tampaknya sederhana ini menghasilkan segudang perubahan saat mendekati Wu Feng. Sementara Wu Feng agak impulsif, dia masih mirip dengan versi yang lebih lemah dari Ma Xiaotao; Akalnya tidak kurang meskipun kecerobohannya. Namun, yang membuatnya ngeri, dia menyadari bahwa dia tidak bisa menghindari serangan telapak tangan Huo Yuhaos tidak peduli apa yang dia lakukan. Karena itu, dia mengirim pukulan ke arah telapak tangan kanan Huo Yuhaos dengan kedua tangannya untuk memblokir serangannya.

Sesuatu yang aneh terjadi ketika dia melakukannya; Telapak tangan Huo Yuhaos tiba-tiba menghilang, menyebabkan tinjunya tidak mengenai apapun kecuali udara. Setelah tinjunya kehilangan kekuatannya, telapak tangan Huo Yuhaos muncul kembali entah dari mana dan memukul tinjunya.

Psshh

Suara yang terdengar mirip dengan batu bara panas yang dilemparkan ke dalam baskom berisi air es. Uap naik dari tubuhnya, sementara cahaya merah dari tubuh Wu Feng mundur dengan kecepatan yang mengejutkan. Karena itu, dia tidak bisa menggunakan skill jiwa ketiganya sekarang bahkan jika dia mau.

Garis cahaya keemasan melintas dan menghantamnya dari samping, membuatnya terbang. Serangan kedua ini dilakukan oleh Wang Dong. Dia menyerang Wu Feng dan Dai Huabin dengan cara yang berbeda. Ini hanyalah sebuah kompetisi, itulah mengapa dia tidak menggunakan Guillotine Wing-nya pada Wu Feng.

Huo Yuhao menoleh dan pancaran keunguan keemasan bersinar terang dari matanya. Sinar cahaya yang hampir nyata melintas dari pupilnya sebelum menghilang. Tidak jauh dari Huo Yuhao, Zhu Lu berteriak ngeri dan jatuh ke tanah, darah segar mengalir dari mulut dan hidungnya.

Harapan Dai Huabin untuk melepaskan Macan Dunia Bawah bersamanya pupus saat Kejutan Spiritual Huo Yuhaos melanda; Zhu Lu tidak memiliki kesempatan untuk melawan Kejutan Spiritual Huo Yuhaos dengan kultivasinya Peringkat 29.

Tatapan Huo Yuhaos beralih ke Xie Huanyue, yang keluar dari perangkap Threelives Soulcrush Cauldron. Dengan ekspresi sugestif di matanya, dia bertanya, Apakah kamu masih ingin melanjutkan?

Xie Huanyue memandang Huo Yuhao dan Wang Dong, lalu menelan ludahnya dengan susah payah dan tertawa getir sambil menggelengkan kepalanya.

Bagaimana mereka bisa melanjutkan?

Di belakang Huo Yuhao, Zhou Sichen telah menonton dengan ganas, tetapi belum bergerak. Baik Dai Huabin dan Wu Feng adalah Tetua Jiwa tiga cincin, namun mereka telah dijatuhkan bahkan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk melepaskan serangan kedua terhadap Huo Yuhao. Sementara Xie Huanyue sangat memikirkan dirinya sendiri, dia tidak berpikir bahwa dia lebih kuat dari Dai Huabin.

Huo Yuhao sepertinya telah menjadi orang baru setelah kepergiannya; seolah-olah dia melampaui tingkat usia mereka. Xie Huanyue mengira mereka akan seimbang, namun pertandingan itu berakhir dalam sekejap.

Guru Mu Jin menjadi linglung setelah menonton pertandingan. Huo Yuhao tidak hanya menunjukkan kemampuannya, tetapi juga ketenangan dan ketenangannya. Bahkan sebagai seorang guru, dia ketakutan saat melihat tatapan Huo Yuhao dalam pertempuran.

Itu adalah pandangan yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan pandangan jauh ke depan, sepertinya semua yang ada di medan perang berada di bawah kendalinya. Dan memang, seluruh pertandingan sepenuhnya berada di bawah kendalinya. Kelas 2 bahkan belum punya kesempatan. Tujuh anggota Kelas 1 memiliki keunggulan absolut atas anggota yang lebih lemah dari Kelas 2 sepanjang pertandingan; Dai Huabin bahkan belum berhasil memblokir satu serangan pun dari Huo Yuhao sepanjang pertandingan.