Peluang Marketing

18.6K 1.8K 125
                                    

"Nani ga mondaidesu ka?"

"Hah?"

"Maksudnya ada apa, Hando-san? Kok kelihatan kesal?"

Jemariku masih memijit pangkal hidung. Rasanya tidak enak. Seperti makan nasi yang belum matang. Ciuman kami batal lagi gara-gara Jared. Mungkin hanya satu detik bibir kami bersentuhan, sebelum Fitria pergi dengan mood yang sangat buruk.

Untung saja Jared tak tahu.

"Gak apa-apa. Ada apa menemuiku?"

Jared mengambil beberapa lembar kertas dan menyerahkannya padaku. "Naskahnya sudah selesai, Hando-san."

Kuambil kertas itu tanpa banyak bicara. Kubaca tulisan tangan yang hurufnya terlihat asing. Awalnya kukira huruf Jepang. Ternyata huruf itu susah dibaca karena tulisan Jared sangat lah jelek.

"Hmmm ... genre fantasi ya? Isekai."

"Hando-san tahu genre isekai?" Wajah Jared nampak antusias saat aku mengangguk.

Isekai adalah genre populer yang menceritakan manusia bumi yang terlempar ke dunia berbeda. Berasal dari bahasa Jepang yang artinya 'dunia lain'. Jangan salah, dunia yang dimaksud itu bukanlah dunia makhluk ghoib, hantu, jin dan sejenisnya. Melainkan sebuah dunia yang mirip Eropa abad pertengahan.

Ada raja-raja, ada ksatria berpedang, ada naga dan lain-lain. Settingnya mirip film Game of Thrones atau The Hobbit. Aku cukup familiar dengan genre itu. Tapi setelah membaca naskah Jared, dahiku kontan terkernyit.

"Ini serius tokoh utamanya tahi kuda?"

"Iya, Hando-san. Dan naskahnya sudah diterima editor."

Aku tak habis pikir dengan imajinasi si Jared. Entah bagian mana dari cerita itu yang akan dibaca orang. Baru naskahnya saja sudah sangat aneh. Aku bisa bayangkan komik yang kutunggu-tunggu malah jadi bahan tertawaan.

"Editor itu tidak sedang mabuk, bukan?"

Jared menggeleng. "Komunitasku sudah menunggu, Hando-san. Kita kerja mulai besok."

Sudahlah, aku tak mau berpikir rumit. Mungkin Jared benar karena dunia wibu bukanlah duniaku. Lagipula proyek itu sudah terlalu lama tertunda dan aku tak enak makan gaji buta. Lima ratus ribu perminggu bagai oasis di pandang tandus. Kerja sampingan itu seperti napas untukku yang sedang tercekik.

Aku memandang serius proyek ini. Aku sudah menyelesaikan banyak panel sendirian beberapa bulan belakangan. Tapi tidak untuk Jared. Bocah itu benar-benar pemalas.

"Eh, mau ngapain?" Kutegur wibu itu yang malah sibuk dengan ponselnya.

"Main game."

Kutendang pantatnya agar dia tidak menunda.

"Gak ada kata besok! Ayo ke kamarmu! Kita kerja sekarang juga!"

***

"Hando-san."

"Iya? Ohoh?" jawabku sambil sibuk menggambar garis.

"Apa Fitoria-chan itu benar-benar istrimu?"

"Iya, ohoh," jawabku lagi tanpa melepas pandangan dari kertas gambar.

"Kawaii desu-ne! Dia mirip Kanna Hashimoto."

Aku tersanjung sampai sulit menahan senyum. Hingga detik ini Jared masih membahas Fitria, yang dia sebut sebagai cewek anime dunia nyata.

Dia memang imut sih, seperti cewek Jepang.

Wajar jika Jared naksir.

"Kana Ajinomoto itu siapa? Tokoh anime?"

Mendadak AyahOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz