EP 01 - 2: IBLIS DAN HANTU IDOLA

1.8K 77 0
                                    

Seperempat abad kemudian, tak banyak lagi padang ilalang dan hutan yang tersisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperempat abad kemudian, tak banyak lagi padang ilalang dan hutan yang tersisa. Gedung-gedung saling bersaing dalam segi ketinggian, kemewahan, dan harga jual. Dua pihak sedang berdiskusi tentang jual-beli sebuah gedung. Seorang pria awal 40-an sedang mengulur waktu demi kedatangan CEO-nya yang masih dalam perjalanan—kepada tiga orang tua pemilik gedung.

Satu-satunya wanita di antara mereka berkata, "Kudengar, CEO Hanbit Real Estate masih sangat muda. Bagaimana dia bisa menjadi sangat kaya?" tanyanya—berhubung CEO tersebut berencana untuk membeli keseluruhan gedung.

Lee Han Joo—asisten CEO—juga kurang tahu hal itu. Selama bekerja padanya, dia hanya mengetahui sedikit hal: bahwa CEO-nya dikenal baik dibidangnya dan itu karena CEO-nya memiliki insting yang hebat.

"Ngomong-ngomong, namanya siapa ya?" wanita ini lupa-lupa ingat.

"Namanya adalah ..."

...tepat saat itu, pintu ruangan dibuka dan sepasang sepatu boot hitam melangkah dingin bersama sebuah payung kuning bertotol putih. Dia adalah seorang wanita dengan mata sayu tapi tegas, rambut panjang yang diikat lurus, pakaian hitam yang nampak kaku, dan pandangan lurus yang nyaris kosong. Dia adalah ... "Nah, inilah CEO Hanbit Real Estate, JIN SUN MI. Yeah, tepuk tangan!" seru Lee Han Joo, dan tidak disambung dengan sedikit pun tepukan tangan.

 Yeah, tepuk tangan!" seru Lee Han Joo, dan tidak disambung dengan sedikit pun tepukan tangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Han Joo segera memimpin perkenalan. "Daephyo-nim, mereka adalah pemilik gedung." katanya.

"Annyeong haseyo." tiga orang yang paling tua dalam ruangan memberi salam dengan sangat sopan, tapi BLARK—salam mereka dibalas dengan rebakan payung tepat di depan muka. Betapa terkejutnya semua orang, kecuali Jin Sun Mi—yang merebakan payung itu.

"Lee Han Joo-ssi, ada berapa orang di ruangan ini?" tanya Sun Mi, dengan dingin.

Dengan kikuk, Han Joo menjawab pertanyaan—yang menurutnya konyol—itu. "Lima ekor..." dia bercanda.

Sun Mi berfokus pada pasang-pasang kaki. Dengan bantuan payung kuning, dia menghitung: sepasang kaki miliknya, milik Lee Han Joo, milik tiga orang lainnya, dan ... dia menemukan sepasang lain di balik payung kuningnya itu. "Ada satu lagi di sini." ucapnya, masih dingin.

A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now