EP 10 - 2 : ANAK ITU ADALAH KORBAN

390 18 0
                                    

Jenderal Es telah selesai memeriksa seluruh buku di sebuah rak besar di permukaan toko, tapi dia tak menemukan keganjilan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jenderal Es telah selesai memeriksa seluruh buku di sebuah rak besar di permukaan toko, tapi dia tak menemukan keganjilan. Dia bergumam, “Sebenarnya di manakah buku-buku yang memenjarakan jiwa anak-anak itu?”

Hantu Soo Jeong berjongkok menatapnya.

Jenderal Es menghampirinya dan bertanya dengan lembut, “Nak, bagaimana kau bisa keluar dari buku itu?”

Hantu Soo Jeong tak menjawab.

Jenderal Es kecewa, “Sebelumnya kau mau bicara pada Dewa Agung, sekarang kau diam lagi.”

Hantu Soo Jeong diam.

“Kalau begitu, kau ikutlah denganku.” kata Jenderal Es.

Bu Ja yang adalah Sam Jang kecil, kehilangan kesadaran di depan orang yang tidak tepat—Kang Dae Sung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bu Ja yang adalah Sam Jang kecil, kehilangan kesadaran di depan orang yang tidak tepat—Kang Dae Sung. Orang itu dengan terburu-buru menyeret Bu Ja ke tangga darurat, dan menggeletakannya di tangga sementara dirinya diserang kebingungan yang luar biasa.

Kang Dae Sung menyentuh leher Bu Ja—dingin, mengipas di depan hidung Bu Ja—tak ada napas. “Aku yakin, dia ini mati. Tapi kenapa dia tiba-tiba mati?”

Ketakutan merongrong dirinya. Kang Dae Sung bangkit, merogoh ponselnya dari balik mantel dengan gemetaran, dan menelepon seseorang untuk segera menemuinya di tempat, SECEPAT MUNGKIN.

Dia terengah-engah, tak sabar menantikan akhir dari kejadian aneh ini. Dan keanehan lain terjadi: Bu Ja menghilang. “Ke mana dia?!”

Kang Dae Sung tak menemukan jejak pelarian yang seharusnya berada tak jauh darinya, karena durasi meneleponnya tadi itu tak lama.

Dia jadi teringat ucapan si Pria Botak: “Saya yakin anak itu sudah mati, tapi tiba-tiba mayatnya menghilang entah ke mana.”

Kini dia pun percaya, bahwa Pria Botak tak berbohong.

Sarung tangan milik Bu Ja melambai di anak tangga. Kang Dae Sung memungutnya dengan getir. “Anak itu ... sebenarnya siapa?”

Selesai merekam suatu acara TV bersama Pangeran Og Ryong bertubuh Alice, Pal Gye tak bisa menghubungi Bu Ja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selesai merekam suatu acara TV bersama Pangeran Og Ryong bertubuh Alice, Pal Gye tak bisa menghubungi Bu Ja. Dia sudah mencari ke hampir seluruh gedung stasiun TV, tapi tak menemukannya juga. Kini dia tiba di area parkir.

Pangeran Og Ryong nimbrung, “Kalian mau janjian pergi ke mana sih? Aku ikut dong!”

Pal Gye melotot seketika, “Kenapa kau jadi nempelin aku terus sih? Pake mau ikut acaraku sama Bu Ja segala lagi!” serunya.

“Kita kan juga udah punya skandal, apa salahnya?” kata Pangeran Og Ryong.

“Sebentar lagi akan ada berita kita putus,” Pal Gye memberi tahu. “Hubungan kita sedang memasuki masa renggang, jadi jangan ketemuan!”

“Menurutku, kita bisa melewati masa renggang itu!” Pangeran Og Ryong yakin. Dia mulai merabai Pal Gye, sementara Pal Gye mendesis kesal. Katanya, “Bagaimana kalau ke Laut Timur? Aku akan ajak kau keliling istana.”

Pal Gye menepis, “Kau kan sudah diusir dari istana.” dan mengenyahkan diri dari hadapannya.

Pangeran Og Ryong monyong-monyong, dan meluncur lagi mengikuti Pal Gye yang berjalan pelan sambil kembali mencoba menelepon Bu Ja.

Suara dering ponsel terdengar di sekitar, dari arah kanan.

“BU JA!!” Pal Gye menghambur pada Bu Ja yang berjungkir lemas di dekat sebuah mobil hitam. “Bu Ja-ya! Kau kenapa? Kenapa dia begini?!”

Bu Ja benar-benar terkulai.

“Zombi kelihatan aneh,” pikir Pangeran Og Ryong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Zombi kelihatan aneh,” pikir Pangeran Og Ryong.

Karena terus diguncang oleh Pal Gye, Bu Ja sadar pula. Wajahnya sangat pucat, pandangannya remang-remang, dan napasnya tak bisa diatur. Bu Ja mengadu, “Jeo Pal Gye-nim ... Pangeran ... saya merasa aneh.”

Pal Gye tak mengerti. “Kau kan sudah menghisap batu energi, kenapa begini?!”

Pangeran Og Ryong menutup hidung, “Babi, sejak kapan Zombi mulai membusuk? Dia bau sekali.”

Dan Bu Ja kehilangan kesadarannya lagi.

Dan Bu Ja kehilangan kesadarannya lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now