EP 15 - 3 : LANGIT MENDIKTE

371 19 0
                                    

Ma Wang dan Oh Gong pura-pura perawatan di kamar Oh Gong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ma Wang dan Oh Gong pura-pura perawatan di kamar Oh Gong. Mereka heboh ketika Ah Sa Nyeo hampir tiba di kamar. Oh Gong pura-pura ketiduran dengan masker yang menempel di wajahnya. Ma Wang menjelaskan, “Aih, ini pengantin prianya sedang perawatan, tapi malah ketiduran. Hihihi. Tadinya aku juga mau maskeran, tapi ... sebentar ya? Son Oh Gong? Nyet?” Ma Wang pura-pura membangunkan Oh Gong.

“Hrrk!” Oh Gong pura-pura ngorok.

“Aih, tidurnya nyenyak betul ini.”

Ah Sa Nyeo akan menghambur pada Oh Gong yang terlelap, tapi ... “Sam Jang, aku senang sekali kau ada di sini untuk membantuku. Sekarang tolong antar aku sampai ke kamar ya? Ayo, ayo, ayo.”

Dengan sangat terpaksa, Ah Sa Nyeo mengabulkan permintaan Ma Wang yang cukup masuk akal itu.

“Makasih, Ma Wang,” gumam Oh Gong, dengan mata tertutup.

Ma Wang tidak akan membiarkan Ah Sa Nyeo kembali ke kamar Son Oh Gong dengan cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ma Wang tidak akan membiarkan Ah Sa Nyeo kembali ke kamar Son Oh Gong dengan cepat. Sebisa mungkin, dia akan menahannya dengan berbagai obrolan. Ma Wang tertatih-tatih hingga duduk di sofa di kamarnya. Katanya, “Sam Jang, kita ngobrol dulu tentang pernikahanmu yuk? Nah, duduk.”

Ah Sa Nyeo tak bisa membantah. Dia duduk sesuai permintaan Ma Wang. Duduknya bersilang kaki dan bersedekap tangan dengan amat angkuh. “Yah, baiklah. Mau ngobrol apa?” tanyanya, jutek.

“Eh, em ... oh! Kau mau hadiah apa untuk pernikahanmu? Seharusnya sesuatu yang berharga, kan?”

Ah Sa Nyeo tahu harus menjawab apa. “Sebagai hadiah pernikahan, Anda dapat pachoseon, kan? Berikan yang sama berharganya dengan itu untuk saya.” (Pachoseon adalah kipas milik Dewi Cha Eun, yang diperistri oleh Ma Wang.)

Ma Wang menahan diri. “Saat ini pachoseon ada pada Biksu Besar Soo Bo Ri. Setelah aku menjadi dewa, baru akan dikembalikan padaku.” Ma Wang tak bisa memberikannya dan TAK MUNGKIN akan memberikan benda milik istrinya itu padanya.

Ah Sa Nyeo berseringai. “Padahal itu milik Anda, tapi Anda rela menunggu dengan ‘patuh’ sampai benda itu dikembalikan?”

Kemarahan Ma Wang mulai menggeliat. Kata ‘rela menunggu dengan patuh’ itu amat menyinggung perasaannya. Ma Wang berkata, “Demi menyudahi penderitaannya, aku harus rela menunggu dengan patuh.”

A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now