EP 14 - 6 : KETAKUTAN MENGHAMPIRI

301 23 0
                                    

“Silakan obatnya,” Peri Ha membantu Ma Wang menyeruput obat buatannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Silakan obatnya,” Peri Ha membantu Ma Wang menyeruput obat buatannya. Dia sangat perhatian.

Ma Wang mengeluh, “Hawa dinginnya masih belum menghilang. Kalau begini terus, mungkin aku tidak akan bisa melihat lagi.”

“Saya akan datang lebih sering,” kata Peri Ha. “Pakailah pakaian yang hangat dan berselimutlah.”

“Aih, meski aku tidak bisa melihat, aku tidak bisa mengabaikan fashion. Aku juga tidak mau terlihat menyedihkan di depan tamu yang datang.” Ma Wang selalu memikirkan tanggapan yang lain—siluman atau manusia—terhadap dirinya.

Peri Ha berinisiatif, “Saya akan ambilkan pakaian yang hangat ya?” lalu dia bergerak memasuki ruang pakaian Ma Wang. Tangan hangatnya, tanpa sengaja, mendarat di kotak kayu tempat menyimpan wadah dupa dan genangan air kecil membasahi jarinya. Dia terkejut.

Karena penasaran, Peri Ha mengintip isi kotak itu dan melihat ada wadah dupa di dalamnya. Satu sentuhan membuat segalanya mencair seketika. Dia tahu, ini adalah perbuatan Jenderal Es, kakaknya.

Kenapa? Dia menyimpan pertanyaan ini hingga tiba saatnya untuk meninggalkan rumah Ma Wang. Ketika dia ungkapkan pertanyaan itu pada kakaknya, Jenderal Es menjawab, “Dewa Agung dan Sam Jang diikat oleh takdir saryeong. Melukai Sam Jang, bukan pengkhianatan terhadap Dewa Agung. Dan demi melindungi jiwamu, aku tidak punya pilihan. Kau tidurlah untuk sementara ini.”

Kedatangan Ah Sa Nyeo ke dalam gudang Toko Es Krim mengakhiri percakapan satu tubuh antara Jenderal Es dan Peri Ha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedatangan Ah Sa Nyeo ke dalam gudang Toko Es Krim mengakhiri percakapan satu tubuh antara Jenderal Es dan Peri Ha. Dia bertanya, “Adikmu sudah kau bereskan?”

“Ya,” jawab Jenderal Es.

“Sebelum wadah dupa palsu itu ketahuan, kita harus segera menyelesaikan ini. Tapi ... Dewa Agung dan Sam Jang diikat oleh takdir saryeong, katamu?”

Jenderal Es tak menjawab.

“Wah, itu buruk sekali.” Ah Sa Nyeo puas mendengarnya.

” Ah Sa Nyeo puas mendengarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now