EP 11 - 5 : KABAR SEDIH

403 25 0
                                    

Oh Gong menuruni tangga sambil dipeluk selimut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh Gong menuruni tangga sambil dipeluk selimut. Ruang tengah yang dipenuhi bunga mengejutkannya. “Apaan nih?” tanyanya, pada Bu Ja yang sedang begitu senang mendekap setangkai mawar merah di tangan.

“Ini bunga yang ada di kamar rawat Ma Wang-nim. Saya membawa semuanya.” Bu Ja berseri-seri. “Son Oh Gong-nim, mereka cantik, kan?”

“Sebentar lagi juga busuk tuh, ngapain pake dibawa ke sini segala sih? Buang saja.” Oh Gong tak berperasaan.

“Tapi kan sekarang masih cantik,” kata Bu Ja, sedih. “Tapi kalau sudah mulai busuk, pasti tidak akan ada yang menyukainya. Sama persis dengan saya.”

“Gak sama kok.” Oh Gong sinis.

Bu Ja menoleh penuh harap pada Oh Gong, tapi Oh Gong bilang ... “Memangnya kau itu cantik seperti bunga-bunga ini? Beraninya menyamakan dirimu dengan mereka. Cih.”

“Saya ini cantik.” Bu Ja memberi tahu.

“Gak cantik tuh!”

“Saya—yang zombi ini, menerima kartu nama manusia yang menawari saya jadi selebriti. Saya ini CANTIK sekali.” Bu Ja bekeras.

“Iya deh, cantik.” Oh Gong mengalah. “Heh, asal tahu saja ya? Kau yang zombi, mendengar mulut berhargaku ini menyebutmu cantik, adalah KEMEWAHAN bagimu.”

“Ya, itu kemewahan bagi saya.” Bu Ja setuju. “Son Oh Gong-nim, terima kasih telah memberikan saya kemewahan hingga saat ini.” dan Bu Ja mengangguk khidmat pada Oh Gong.

Oh Gong terdiam, heran.

Bu Ja berkata, “Saya ... sudah siap untuk mengakhiri hidup saya, dan saya ingin Son Oh Gong-nim yang membakar saya.”

Oh Gong bertanya, “Tanpa tahu identitasmu, tanpa tahu penyebab kematianmu, kau akan mengakhiri hidup, kau yakin?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh Gong bertanya, “Tanpa tahu identitasmu, tanpa tahu penyebab kematianmu, kau akan mengakhiri hidup, kau yakin?”

Bu Ja menahan rasa sedihnya. “Hm ... sepertinya tidak ada siapa pun yang mencari saya, dan saya tahu di mana musuh saya, dua Ajussi yang waktu itu mau mengubur saya.”

“Tahu? Kalau begitu, kau bisa balas dendam dong!”

Bu Ja menggeleng cepat. “Tidak mau ah. Balas dendam itu ... artinya saya melukai mereka. Itu menakutkan.”

A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now