EP 19 - 2 : PAGI YANG MANIS

464 15 0
                                    

Pagi datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi datang. Oh Gong masih berselimut dengan dada telanjang. Lalu dia terbangun dan disambut oleh senyuman cerah seorang gadis yang amat dicintainya, Sun Mi. Dia duduk memangku dagu di sofa satu dudukan, tak jauh dari ranjang yang berantakan.

Oh Gong mendesah dan menyangga telinganya dengan sikut yang menancap ke bantal. “Oy, situ siapa? Pagi-pagi begini sudah ada di kamarku untuk curi-curi pandang, hoh?”

“Mungkin permen bintang yang jatuh dari langit semalam yang membawaku ke sini. Saat bangun, ternyata ada Oppa Peri. Jadi yah ... aku memandanginya.” Sun Mi berfantasi dengan manisnya.

“Cih, wah ... masih pagi, tapi Jin Sun Mi-ku ini sudah begitu manis.” Oh Gong geleng-geleng kepala. “Kalau tahu begini, aku jatuhkan saja permen bintang setiap malam. Ngapain repot-repot bawa es krim dan permen kapas setiap hari ke kantormu?”

“Es krim dan permen kapas juga manis kok,” kata Sun Mi, berbinar-binar.

“Kita ... minum teh yuk?” ajaknya, ceria.

Oh Gong pun berpakaian sementara Sun Mi menyeduh teh untuk menemani obrolan pagi mereka. Mereka mengobrol di luar kamar, di sofa L yang menggeletak di tengah ruangan yang luas dengan jendela-jendela yang tinggi. Oh Gong menggenggam cangkir, sedangkan Sun Mi memeluk bantal kursi.

Sun Mi membuka obrolan, “Taman Gembok yang waktu kita beli permen kapas untuk pertama kali itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sun Mi membuka obrolan, “Taman Gembok yang waktu kita beli permen kapas untuk pertama kali itu ... kalau sekarang kita ke sana, pasti cuacanya hangat, kan?”

“Pasti. Auh, waktu itu dingin betul deh.” Oh Gong masih ingat rasa dinginnya. Dia pun menyeruput teh hangat di cangkirnya.

“Tapi tetap menyenangkan,” kata Sun Mi, “Kalau ke sana lagi, gembok yang kugantung masih ada tidak ya?”

“Pasti masih ada. Emang kenapa?”

Sun Mi bercerita, “Saat memandangimu tadi ... aku memikirkan kira-kira apa hal yang paling kusukai. Ternyata yang kusukai itu banyak sekali. Jadi, banyak sekali yang ingin kulakukan.”

Mungkin Oh Gong tak akan bisa mengabulkan semuanya. Oh Gong membatin.

“Misalnya nonton film hangat kesukaanmu di bioskop, lalu makan tteokbokki bareng. Setelah itu, kita baca buku bareng di perpustakaan dan belanja bareng di super market.” Sun Mi bisa membayangkannya dengan sangat jelas. Dia mengawang-awang dan bergumam, “Setidaknya ... kita harus makan bareng lagi.”

Oh Gong tak ingin melanjutkan fantasi yang terdengar perih ini. “Kau mau teh lagi?” tanyanya, lalu bangkit sendiri untuk mengisi ulang cangkir Sun Mi yang telah kosong.

Sun Mi ingin mengobrol lagi. Katanya, “Waktu kita ke Desa Teratai bareng juga menyenangkan. Kalau kita ke sana lagi, kita masih bisa bertemu dengan Bangau Putih tidak ya?”

“Mau apa?” Oh Gong tak ingin merusak antusiasme Sun Mi dengan mengatakan bahwa Bangau Putih telah tiada.

Sun Mi menjawab, “Mungkin ... dia tahu yang harus kita lakukan selanjutnya, kan?”

“Mungkin saja.” Oh Gong berkonsentrasi pada seduhan tehnya.

“Son Oh Gong,” panggil Sun Mi, “Mungkin tugasku adalah ... membangkitkan Arwah Jahat yang bersemayam di lembah itu. Benar tidak?”

Oh Gong tak akan menjawabnya.

“Dan kau bertugas menyingkirkannya,” lanjut Sun Mi, yakin.

Dengan bibir terkunci rapat, Oh Gong kembali ke sofa dengan secangkir teh.

Sun Mi terus bicara, “Kira-kira ... tugas Bangau Putih dan Sam Jang yang terdahulu itu apa ya?”

“Kalau ingin tahu, pergilah ke sana dan tanya padanya,” kata Oh Gong, sambil mendorong cangkir di atas meja ke dekat Sun Mi, tanpa melirik sedikit pun pada Sun Mi yang kecewa pada ucapannya itu. Sun Mi ingin pergi ke sana bersama Oh Gong.

Oh Gong menjelaskan, “Pergilah. Mungkin ada hal yang ingin dia beritahukan secara khusus padamu, tanpa boleh didengar olehku. Jadi pergilah sendiri ke sana dan tanyakan semua yang ingin kau tahu.”

Sun Mi pun mengerti. “Ya, sebaiknya aku memang harus ke sana lagi.” Dia meraih cangkir tehnya yang baru diisikan lagi oleh Son Oh Gong.

“Tapi ... pergilah bareng Jenderal Es, untuk berjaga kalau-kalau ada bahaya,” pesan Oh Gong.

Sun Mi akan mengingat pesan itu.

Selagi Sun Mi menyeruput tehnya dengan nikmat, Oh Gong melompat ke dekat gadis itu. Dia membentangkan tangannya di punggung sofa dan menyilangkan kedua kakinya. Dia hanya ingin duduk lebih dekat dengan Sun Mi.

Tiba-tiba Sun Mi menaruh cangkirnya di meja, menyingkirkan bantal kursi dari pangkuannya, dan menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Son Oh Gong. Oh Gong tersipu karenanya.

Oh Gong mengelus dan menyisir rambut panjang Sun Mi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh Gong mengelus dan menyisir rambut panjang Sun Mi. Ah ... seandainya waktu bisa dihentikan di saat ini untuk selamanya .... Sun Mi amat menikmatinya.

“Aku jadi malas berangkat kerja,” gumam Sun Mi, sambil manyun.

“Kau mau berangkat kerja?” Oh Gong tak sangka.

Sun Mi langsung bangkit dari posisi tidurannya itu. “Apa aku boleh bolos kerja?” tanyanya, seolah meminta izin Oh Gong untuk bolos kerja.

Oh Gong terkekeh. “Aih, berangkat saja sana. Cari uang yang banyak, ya?”
Entah kenapa, kalimat itu membuat jantung Sun Mi berdebar.

Oh Gong berkata, “Jin Sun Mi yang menjalani hidup dengan rajin dan bekerja keras ... itu keren. Mungkin ... sekarang aku jadi begini pun adalah karena sifatmu itu.” Oh Gong menatap geumganggo di tangannya.
Sun Mi setuju.

Dia tiba-tiba melotot, “Ah! Aku terlambat! Aku harus cepat!” dan Sun Mi bergegas bangkit dari sofa, mengabaikan Oh Gong yang masih ingin bicara dengannya, tapi ... dia menyempatkan diri untuk berbisik di telinga Oh Gong, “Aku berangkat ya?”

Oh Gong mendesah lemas, “Ah ... terlambat sedikit kan tidak apa-apa, manusiawi.” Oh Gong menyayangkannya.

” Oh Gong menyayangkannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now