EP 11 - 3 : KESENANGAN HIDUP

392 23 0
                                    

“Beberapa hari telah berlalu, tapi Presdir Woo Hwi belum juga sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Beberapa hari telah berlalu, tapi Presdir Woo Hwi belum juga sadarkan diri. Para penggemar terus berdoa untuknya.” Layar kaca menayangkan kesedihan para penggemar, lalu gaya khas Presdir Woo Hwi saat meloloskan peserta audisi.

“Kau ... lolos ... hihihihiks ....” Ma Wang berduka untuk kematian dirinya yang begitu heboh digembar-gemborkan di seluruh negeri.

Oh Gong melompat ribut ke ruang duka Ma Wang dan mengacaukannya dengan memindahkan saluran TV ke acara kuliner dan masakan. Oh Gong tiduran di sofa, menikmatinya.

Kesedihan Ma Wang terjeda. “Heh, apa-apaan kau?”

“Jangan nonton berita terus, tidak seru,” kata Oh Gong, sambil fokus pada acara yang dinanti-nantikannya itu.

“Tapi aku kan lagi nonton, kenapa dipindahin?” Ma Wang protes.

“Kau kan sudah mati ini, ngapain ditonton lagi sih? Sudah cukup kau mengatakan ‘lolos-lolos’ itu. Tak perlu ada yang disesalkan.” Oh Gong begitu santai.

Ma Wang sinis. “Memangnya kau tidak lihat? Para manusia menungguku untuk mengatakan itu lagi.”

“Tidak akan lama. Paling sebentar lagi juga mereka lupa.” Oh Gong yakin.

Ma Wang mendesah, “Ah, aku terlalu cepat mati. Kalau tahu: aku begini dicintainya oleh para manusia, matinya nanti-nanti saja deh.”

“Tapi kan sudah terlanjur ada berita kau mati otak.” Oh Gong mengingatkan. “Ma Wang, gimana kalau kau tutup agensimu dan buka restoran kayak begitu tuh?” Oh Gong menunjuk ke layar TV. “Namanya ... Son’s Kitchen. Oke, kan?” –mengacu pada nama, Son Oh Gong.

Ma Wang langsung protes, “Son’s Kitchen apaan? Memasak pun kau tidak bisa. Harusnya Woo’s Kitchen dong!”

“Iya sih, dulu juga kau pernah membawa acara kuliner, kan ya? Okelah, karena kau yang masak ... namanya Woo’s Kitchen saja!”

“Iyalah, itu sudah seharusnya—aih, kenapa seolah-olah aku akan buka restoran bareng kau? Jangan mimpi ya!” Ma Wang baru sadar.

“Okelah. Kalau gitu, aku akan jadi pelanggan saja.” Oh Gong mengalah.

“Awas saja kalau kau berani datang. Aku tidak akan melayanimu.” Ma Wang mengancam.

“Ih? Kenapa pilih-pilih begitu? Kau harus melayani semuanya, supaya hidupmu itu bermakna!” Oh Gong menasihati.

Ma Wang sungguh kehilangan kesabaran karenanya. Dia mengoceh dengan nada-nada melengking khas sapi, berucap panjang lebar yang intinya adalah kesal pada Son Oh Gong.

Di tengah ocehan itu, Sekretaris Ma meluncur panik sambil membaca PC tablet. “Ma Wang-nim, sepertinya Anda tidak bisa mati dulu untuk sekarang.”

“Kenapa?” Ma Wang terperanjat.

“Di SNS ... ada berita aneh tentang Presdir Woo Hwi. Kalau pun Anda tetap ingin mati, setidaknya Anda harus sadar dulu untuk meluruskan berita aneh ini.”

A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang