EP 15 - 5 : KEMBALI KE ASAL

392 22 0
                                    

“Mencari secara acak akan memakan terlalu banyak waktu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Mencari secara acak akan memakan terlalu banyak waktu.” Pal Gye sudah cukup lelah mencari Jenderal Es. Dia bukan mengeluh, tapi memberi tahukan fakta pada Ma Wang dan Son Oh Gong. Dan katanya, “Dipanggil berkali-kali pun, tak pernah ada jawaban dari Jenderal Es.”

“Kalau dia memang berkhianat, dia tidak akan menjawab panggilan itu.” Oh Gong yakin.

“Kalau Peri Ha?” tanya Ma Wang.

Pal Gye berpikir, “Saat wadah dupa itu hilang, Peri Ha juga ada di sini, bukan?”

Ma Wang mengangguk-angguk. “Benarkah mereka itu sekongkol? Tapi anehnya ... kenapa harus Jenderal Es yang bertindak dan membuat wadah dupa palsu dari es? Sebenarnya Peri Ha juga bisa melakukan itu, kan?”

“Maksudmu ... Peri Ha dipaksa tidur dan Jenderal Es bertindak sendiri?” Oh Gong mengulang.

Ma Wang ingat, “Saat Peri Ha datang, seisi kamar jadi terasa hangat. Lalu tiba-tiba jadi dingin lagi. Waktu itu sih kupikir mungkin karena racun dinginku, tapi aku yakin: pasti Jenderal Es datang ke kamarku.”

Dahi Pal Gye mengernyit, “Benar. Malam itu, waktu aku menjemput Peri Ha, Jenderal Es masih terjaga. Aku juga sempat melihat Jenderal Es mengobrol dengan Ah Sa Nyeo. Bisa saja Peri Ha memang tidak bersekongkol.”

“Kalau benar Peri Ha tidak bersekongkol, panggil dia.” Ma Wang menyimpulkan.

Pal Gye menambahkan, “Kalau Jenderal Es terus terjaga sejak malam itu, sekarang pasti sudah sangat kelelahan.”

Oh Gong setuju. Dan dia tahu cara paling ampuh untuk memanggil Peri Ha. Bar. Dalam sekejap, Oh Gong dan Pal Gye sudah berada di Bar Peri Ha.

 Dalam sekejap, Oh Gong dan Pal Gye sudah berada di Bar Peri Ha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Serius, mau menghancurkan tempat ini?” Pal Gye meyakinkan.

“Ya. Peri Ha harus datang.”

BRAK. Digidik-digidik. BRAK. Digidik-digidik.

Oh Gong membenturkan gelombang suara ke meja bar dan gelombang itu menggema ke setiap sudut Bar. Meja, kursi, lemari dan isinya bergetar, lilin yang menyala pun padam. “Datang. Kalau tidak ingin mati, datang.” Oh Gong mengancam.

A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Where stories live. Discover now