EP 12 - 1 : BISA SAJA MATI

388 22 1
                                    

‘Kalau dipikir-pikir, satu-satunya yang bisa membunuhku

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

‘Kalau dipikir-pikir, satu-satunya yang bisa membunuhku ... benar, itu adalah kau. Karena kalau kau menyuruhku mati, aku akan mati.’ Itu adalah serentetan kalimat yang pernah diucapkan oleh Son Oh Gong, Sun Mi ingat.

Didahului oleh Pria Botak dan Pria Berambut yang menuruni tangga darurat dengan terbirit-birit ketakutan, kaki Sun Mi melemas. Dia berjalan hampir sempoyongan di sepanjang jalan menuju kamar rawat Ma Wang sambil berkali-kali mengulang kalimat Oh Gong itu dan berkali-kali pula membantahnya dengan segenap hati.

Setibanya di kamar rawat Ma Wang, tanpa berbasa-basi, Sun Mi langsung berucap dengan paniknya: “Dewa Agung terluka. Sepertinya dia terluka karena saya.”

Ma Wang menjeda kegiatan minum kopi sambil baca korannya. Dia menyimpulkan, “Jadi rupanya ... akhirnya itulah yang terjadi pada kalian.”

Sun Mi menjadi sesak karenanya. Dia tak ingin mempercayai ini.

Son Oh Gong mengatur napas di Sureumdong, berpegang pada ujung kursi kayu yang kosong

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Son Oh Gong mengatur napas di Sureumdong, berpegang pada ujung kursi kayu yang kosong. Dia bersama Bu Ja—yang duduk di satu-satunya sofa di sana, dengan luka mengerikan di sana-sini tubuhnya: punggung tangan memekar seperti bunga mawar, dahi, hidung, pipi, dan dagu bagai terbelah dan terdapat ruang kosong di tengahnya. Keduanya sama-sama lemas, karena terluka.

“Maafkan saya ...” ucap Bu Ja.

“Tak usah bicara. Diam saja, kau.” Oh Gong bernasihat.

“Anda baik-baik saja?” Bu Ja bertanya.

“Aku tidak perlu ditanyai zombi yang keadaannya begitu. Kau diam sajalah.” Oh Gong berpindah dengan berat ke kursi kayu di tepi ruangan, dan duduk sambil memejamkan mata. Katanya, “Kita begini saja dulu sebentar. Tenang.”

Bu Ja khawatir, “Sakit ya?”

“Aku bukan sakit, tapi hanya sedikit kaget. Jangan ngajak ngobrol terus deh. Diam. Kalau sudah baikan, aku akan mengurusmu.” Oh Gong janji.

Bu Ja tak menganggunya lagi.

Oh Gong membenamkan diri dalam pejamnya, mengingat kejadian tadi. Teriakan Sun Mi tadi ... tanda tanya Ma Wang tentang kematian dirinya .... Oh Gong meremas dada dan membuka mata. “Rupanya dia benar-benar bisa membunuhku.” gumamnya.

A KOREAN ODYSSEY [HWAYUGI]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu