Chapter 12

291 32 34
                                    





Madara terbangun keesokan harinya dengan pegal-pegal. Padahal semalam, ia hanya sebentar bermain-main dengan Mei. Badannya sudah pegal-pegal begini. Mungkin selain efek bermain, memang sudah umur. Pikirnya.

Tapi, kata sebentar dalam konotasi yang dimaksud Madara adalah kurang lebih satu jam.

Pria itu merenggangkan otot-ototnya sejenak sebelum akhirnya melenggang pergi ke kamar mandi. Madara terkejut saat mendapati seseorang yang sedang berendam di bathtub. Siapa lagi kalau bukan Mei.

Mei pun ikut terkejut, ia lupa mengunci pintu kamar mandinya tadi sangking mengantuknya.

"Ehem," Madara berdehem. Ada kilatan nakal yang Mei tangkap di sepasang onyxnya. "Perlu aku bantu menggosok punggungmu?"

Mei tidak bisa menolak. Ia sudah terlanjur tergila-gila dengan pria itu. Wanita itu mengangguk, "Kemarilah, Madara. Bantu aku menggosok punggungku. Nanti aku juga akan menggosok punggungmu."

Tanpa berlama-lama, Madara masuk kedalam bathub mengakibatkan setengah air didalam bathtub meluncur keluar. Pria itu tersenyum, menuntun Mei agar lebih dekat padanya.

Selesai acara mandi bersama, Madara dan Mei segera mengenakan pakaian dan keluar dari kamarnya.

Ternyata suasana villa cukup sepi. Mungkin dikarenakan para penghuni villa yang lain masih belum pada bangun. Madara hanya menangkap sesosok pria yang sedang berkutat dengan laptopnya di meja makan.

Obito yang menyadari kedatangan Papa dan Mamanya langsung menyapa mereka berdua. "Eh, Pa, Ma.. udah bangun? Masih pagi banget ini."

Mei tersenyum, "Mama mau nyiapin sarapan. Yang lain belum bangun To?"

"Belum Ma." Jawab Obito singkat. "Mau aku bangunin Ma?"

"Kamu bangunin mereka ya, supaya bisa cepet-cepet mandi terus sarapan. Mama mau siapin makanannya." Balas Mei, tersenyum lagi.

"Siap Ma." Obito berdiri dari kursi makan, lalu segera menuju kamar saudara-saudaranya.

Obito membuka sebuah kamar yang ditempati oleh Itachi dan Sasuke. Pemandangan yang dilihatnya adalah Itachi dan Sasuke yang tidur dengan posisi yang sudah tak karuan. Selimutnya jatuh dari kasur, bantal gulingnya pun kemana-mana.

Obito tak terkejut dan sudah biasa dengan pemandangan tersebut. Karena tak mau berlama-lama, Obito segera menyalakan lampu dan mematikan AC begitu saja. Agar mereka berdua cepet bangun, karena mereka cukup sudah untuk dibangunkan.

Tak hanya menyalakan lampu, Obito juga menyingkap tirai jendela hingga cahaya matahari masuk. Kamar itupun terang benderang, hal itu sontak membuat Sasuke dan Itachi mengerjabkan matanya, terbangun.

"Sas, Chi, bangun. Mama nyiapin sarapan. Cepetan mandi." Ucap Obito datar, lalu hendak menuju keluar kembali. Tapi langkah Obito berhenti saat mendengar suara Itachi yang tinggi.

"Lo jangan nyalain lampunya, anjing!"

Kata-kata mutiara Itachi keluar, Obito segera menolehkan kepalanya kembali. Dilihatnya Itachi dan Sasuke yang kesilauan karena sinar lampu, menutup matanya dengan telapak tangan.

"Mati-in lampunya To!" Sahut Sasuke dengan nada tinggi.

"Kalo gua matiin, kalian tidur lagi. Bangun! Udah pagi!"

Obito akhirnya keluar kamar untuk menuju kamar Shisui. Tanpa susah payah Obito membangunkan Shisui, Shisui langsung bangun. Tapi onyx Obito menangkap kilatan aneh dari onyx Shisui, apa hanya perasaannya saja ya?

Tanpa mau berpikir yang aneh-aneh mengenai Shisui, Obito kembali ke kamar Sasuke dan mendapati kamarnya gelap dengan ac nya yang menyala kembali. Lengkap dengan tirai yang ditutup kembali.

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang