Chapter 20

260 34 26
                                    










Bulan ke delapan, perut Mei membesar dengan tubuh yang semakin bulat. Makin hari, makin berat langkahnya untuk berjalan. Mei merasa akhir-akhir ini kondisi tubuhnya adalah kondisi yang terlemah. Punggungnya sering sakit dan kepalanya juga sering pusing.

Tidur pun, Mei tidak lagi dalam keadaan terlentang karena bisa membuat usus dan pembuluh darah tertekan oleh rahim. Alhasil kondisi ini dapat memengaruhi aliran darah ke janin dan jantung ibu. Dan posisi tidur terbaik sekarang adalah menyamping ke kiri.

Kata dokter, posisi tidur menyamping ke kiri dapat meningkatkan sirkulasi, aliran darah dan nutrisi dari jantung sang ibu ke plasenta untuk memberi makan janin dalam kandungan. Jika menyamping ke kanan, boleh-boleh saja. Asalkan si ibu hamil nyaman dan tidak merasakan apa-apa.

Sekarang, di hari libur seperti ini, Madara selalu menemaninya senam hamil. Mei tak perlu repot-repot keluar rumah karena Madara memanggil seorang instruktur senam yang sudah berpengalaman. Ini dilakukan untuk mempermudah proses persalinan nanti.

Dengan menggunakan pakaian training berwarna hitam, Mei duduk diatas sebuah matras lembut dan Madara duduk dibelakangnya.

Sebelum senam dimulai, biasanya sang instruktur senam menjelaskan manfaat dari senam hamil itu sendiri. Senam hamil bermanfaat untuk proses persalinan nanti, lebih tepatnya berguna untuk melatih otot dan melatih pernafasan ketika hendak melahirkan.

Sebelumnya, Mei juga rutin melakukan senam. Peran suami juga cukup penting dalam proses senam hamil ini. Dengan mengikuti senam ini, suami jadi tau bagaimana harus bersikap ketika mendampingi istri melahirkan nanti.

Di saat orang tersebut selesai, Mei dituntun untuk mengambil posisi duduk bersila dengan kedua tangan diletakkan di atas lutut.

Madara tersenyum sembari membantu Mei melakukan gerakan yang di instruksikan.

"Bagaimana? Kau menyukainya?"

Mei mengangguk sambil tersenyum. "Aku merasa sangat nyaman dan tidak terlalu takut lagi untuk menghadapi persalinan nanti."

Madara balas tersenyum. Mereka terus mengikuti gerakan selanjutnya sampai benar-benar selesai.



















My Daddy Madara



















Uchiha Obito menghela nafasnya dengan berat saat melihat pemandangan didepannya. Disebelahnya, ada Shisui yang geleng-geleng kepala. Memang sih, hari ini hari libur. Tapi setidaknya Itachi dan Sasuke sudah bangun dan segera mandi lalu sarapan. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh, yang lain sudah mandi dan sarapan, hanya dua laki-laki ini yang belum dan masih tidur dengan lelap.

Seperti biasa, kamar mereka berantakan dan tak dapat di kondisikan. Nampaknya mereka berdua begadang, dilihat dari bungkus snack dan kaleng soda yang berceceran di lantai. Juga laptop yang tergeletak di lantai, mungkin tanpa sadar terkena tendangan kakak beradik itu.

Shisui segera mengambil laptop Sasuke berharga belasan juta itu untuk diletakkan di meja. Sasuke seperti tak mempedulikan jika laptopnya rusak. Mungkin bukan masalah harga, tapi tak ada file yang penting didalamnya. Jika sudah tahu rasanya kuliah nanti, pasti pria raven itu tak seperti ini. Karena banyak file penting didalamnya.

Shisui menepuk pundak Itachi dan Sasuke dengan pelan, berusaha membangunkan mereka. Tapi Shisui terkejut karena tiba-tiba saja terdengar suara AC yang dimatikan, juga lampu yang tiba-tiba menyala benderang.

My Daddy Madara (Season 2)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum