Chapter 89

120 14 66
                                    







Hari berganti. Keluarga Uchiha kembali disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Para pria yang tinggal di rumah itu disibukkan kembali oleh urusan kantor. Sementara hanya Sasuke yang berbeda, lelaki itu kembali melakukan aktivitas kuliahnya.

Suasana di Perkantoran Uchiha nampak sibuk seperti biasa. Para pekerja berlalu lalang di sekitar kantor. Saat mereka melihat empat pria Uchiha yang baru saja datang, sontak mereka semua membungkukkan badan dengan hormat.

Obito, Shisui dan Itachi tersenyum ramah menanggapi mereka. Berbeda dengan sang pemilik Perusahaan ini, tak ada senyum yang tersungging. Uchiha Madara hanya mengangkat kedua alisnya.

Entahlah mengapa Madara seperti itu. Kadang pria itu tersenyum, tapi Madara lebih banyak datar. Walaupun begitu, mereka semua — para pegawai disini, sangat mengerti bahwa bos mereka adalah orang yang baik. Bagaimana tidak? Mereka bekerja dengan gaji tinggi, cukup berbeda dengan perusahaan lain. Ditambah lagi, jika sudah lembur, bonusnya bukan main.

Tapi mereka semua juga sadar jika bekerja di Perusahaan Uchiha bukanlah hal yang mudah. Mereka harus bekerja ekstra dan bersabar. Karena mereka semua harus merelakan waktu istirahatnya hanya untuk mengerjakan tugas.

Kadang beberapa dari mereka yang sudah mempunyai keluarga, istri dan anak harus merelakan waktu mereka untuk mengabdi pada Perusahaan.

Begitulah jika sudah bekerja di Perusahaan Uchiha.

Dua jam berlalu, rapat pagi hari yang digelar akhirnya selesai. Nanti siang, akan ada rapat lagi yang membahas masalah-masalah proyek. Sukses membuat Madara dan ketiga putranya dilanda kesibukan.

"Pa?" Madara yang hendak keluar dari ruangan rapat lantas menghentikan langkahnya saat mendengar suara berat salah satu anaknya.

Ruangan rapat yang super luas itu sudah kosong. Hanya ada Obito, Shisui, Itachi, dan Madara disana. Awalnya Zetsu juga ada disana, tapi Obito menyuruhnya untuk melakukan sesuatu diluar agar seorang pria yang baru saja memanggil Madara tersebut bisa bicara leluasa.

Ya, Uchiha Itachi.. ingin membicarakan sesuatu pada Madara.

"Kenapa Chi?" Tanya Madara mengangkat alis. Sebelah tangannya yang memegang kenop pintu dilepasnya.

"Papa duduk.. aku mau ngomong sesuatu nih." Jawab Itachi.

Madara tidak mengerti hal apa yang akan dibicarakan anaknya. Shisui pun nampaknya juga begitu. Pada akhirnya Madara menuruti Itachi, melangkahkan kakinya ke arah meja rapat, duduk di depan pria itu.

"Ngomong aja.." Balas Madara setelah duduk didepan mereka.

Selama beberapa detik, Itachi tak menjawab. Ia melirikkan sepasang onyxnya pada Obito hanya untuk sekedar memenuhi keyakinan dalam dirinya. Dan saat onyx sehitam mutiara itu bertemu, Obito mengangguk mantap sambil tersenyum. Berusaha menyakinkan Itachi bahwa tak ada salahnya berbicara mengenai hal ini pada Madara.

"Jadi gini, Pa.." Itachi mulai berbicara. Madara sedikit heran dengan raut wajah anaknya yang terlihat sangat serius. "Aku mau ngomong sesuatu.. Papa jangan marah ya?"

Madara tersentak. Marah? Kenapa harus marah?

Tumben-tumbenan Itachi bicara seperti ini.

"Ya nggak lah. Emang kenapa sih?" Rasa penasaran Madara meluap. Jika Sasuke yang mengatakan 'jangan marah', itu sudah menjadi hal yang biasa. Tapi ini, Itachi?

Ada apa sebenarnya?

"Itachi mau jujur sama Papa.. Selama Itachi menetap di Perusahaan Papa, aku bener-bener nggak ada waktu sama pacar aku. Aku sibuk, Izumi juga sibuk.."

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang