Chapter 46

168 25 34
                                    








Berhari-hari berlalu. Keluarga Uchiha menjalani rutinitasnya sehari-hari seperti biasa. Madara dan Obito yang pergi bekerja, Itachi dan Shisui yang pergi ke kampus, serta Sasuke yang masih SMA dan harus ke sekolah. Dan jangan lupakan, dua wanita yang sudah menyandang status sebagai istri seorang Uchiha, Mei dan Rin.. mereka berdua juga menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Aktivitas mereka tak jauh dari menyiapkan sarapan untuk suami dan mengerjakan pekerjaan rumah. Walaupun Rin sedang mengandung, Mei yang sepanjang harinya bersama menantunya itu sempat melarang Rin untuk banyak beraktivitas. Tapi Rin selalu menyangkal, mengatakan bahwa ia sehat dan ibu hamil juga harus bergerak. Selain bergerak banyak manfaatnya bagi ibu hamil, jujur saja.. dalam lubuk hati Rin tak bisa berdiam diri, ia harus melakukan sesuatu- untuk Obito.

Mei menatap pasrah menantunya yang sedang memotong bawang untuk memasak malam ini. Dari awal ia sudah melarang, tapi nampaknya wanita berambut coklat itu cukup keras kepala.

Mata hijau Mei masih memperhatikan gerak-gerik wanita itu. Kini Mei menangkap Rin disebelahnya memasukkan potongan bawang ke dalam wajan. Lalu mata hijau Mei melirik kebawah. Ke arah perut dibalik sweater tebal yang dikenakan Rin.

Sekarang perut wanita itu sudah mulai terlihat menonjol keluar. Walaupun tak seberapa besar, namun bisa dilihat. Akhir-akhir ini Rin terlihat lebih aktif. Tentu saja karena mual-muntah yang tidak terlalu banyak seperti di awal-awal kehamilannya.

Kini menginjak bulan keempat kehamilannya, rasa mual itu mulai berkurang. Ada saat dimana rasa mual itu muncul lagi.. tapi tidak sesering di trimester pertama. Kesehatannya mengalami sedikit kemajuan. Bayi dalam kandungannya juga sudah mengalami perkembangan yang baik. Perutnya sudah terlihat menonjol meski masih nampak samar. Tapi jika diperhatikan atau disentuh, maka akan terasa langsung perbedaannya.

"Duduk, Rin. Biar Mama yang lanjut," Ucap Mei yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik wanita itu.

Gerakan Rin yang sedang mengaduk-aduk isi wajan dengan spatula terhenti sebentar dan menoleh. Wanita itu kemudian mengaduk-aduknya lagi.

"Bentar lagi selesai kok Ma.. Aku mau kalau Obito pulang kerja, dia makan masakan aku." Jawabnya tersenyum.

Mei ikut tersenyum. Walaupun ikut tersenyum, tapi tangan Mei secara tiba-tiba merampas spatula yang sedang Rin pegang. Awalnya Rin terkejut karena Mei bersikap seperti itu, tapi akhirnya Rin menyadari jika Mei mungkin agak kesal dengan sikapnya.

"Maaf Ma," Ucap Rin. Alisnya terangkat keatas.

Mei menghela napas. "Mama yang lanjut ya. Cuma tinggal di aduk doang kan?"

"Iya Ma," Jawab Rin cemberut.

Wanita itu kemudian duduk di meja makan sembari ia mengawasi Mei.

Beberapa menit berlalu hingga terdengar suara deru mesin mobil. Rin tersenyum sumringah tapi senyumnya segera memudar tatkala melihat bukanlah Obito yang datang.

Wanita itu mengerti mengapa akhir-akhir ini ia sangat merindukan Obito. Padahal pria itu juga akan pulang malam hari, rindunya terlalu berlebihan. Rin juga menyadari ia suka juga bersikap manja. Semua ini tentu saja karena janin yang dikandungnya.

"Ya ampun Ma, keliatannya enak." Suara Itachi memecahkan keheningan. Itachi yang baru datang langsung ke dapur karena perutnya sudah tidak kuat lagi. Rasanya lapar sekali.

Mei tersenyum manis kemudian menoleh, sementara tangannya sibuk menyiapkan makanan. "Jangan makan banyak-banyak ya. Yang ini buat Obito." Jawab Mei menunjuk salah satu hidangan.

Kening Itachi mengerut. "Kok gitu sih Ma?"

"Maksud Mama.. yang ini Rin masakin buat Obito. Ambilnya jangan banyak-banyak karena Rin masaknya nggak banyak."

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now