Chapter 130

150 17 65
                                    









"Kebangetan emang temen-temennya Sasuke. Awas aja kalo ketemu."

Uchiha Itachi menggerutu di dalam mobil setelah mengecek CCTV di klub tersebut, dia tak habis pikir dengan mereka yang menjebak Sasuke seperti ini. Beruntung Madara tidak tahu soal ini sehingga kesalahpahaman tidak merembet kemana-mana.

Obito yang sedang menyetir disebelahnya menoleh, "Lo tenang aja Chi, tadi kan gua cerita sama yang punya klub. Gua bilang.. kalau lima anak tadi dilarang masuk ke klub sebelum dia minta maaf sama Sasuke dihadapan kita."

Memang setelah menceritakan apa alasan dibalik meminta rekaman CCTV di klub tersebut pada pemilik klub, Obito dan Itachi juga meminta tolong pada si pemilik klub agar menolak lima pemuda yang berada di CCTV tersebut datang ke klub sementara sebelum mereka datang dan meminta maaf pada Sasuke. Tentu saja Obito dan Itachi sudah memberikan pundi-pundi uang agar mau bekerjasama.

Awalnya si pemilik klub bingung mengapa hal seperti ini dipermasalahkan. Tapi Obito dan Itachi beralasan jika Sasuke adalah anak kuliahan yang nilainya sedang merosot turun. Sasuke sedang mendapat hukuman agar belajar lebih serius untuk beberapa bulan kedepan, oleh karena itu Sasuke dilarang bermain-main.

Alasan tersebut dapat diterima pemilik klub meskipun alasan tersebut bukanlah alasan yang sebenarnya. Mereka— anak-anak Madara, memang dididik agar bergaul sesuai batasan demi kebaikan mereka sendiri. Itulah alasan yang sebenarnya.

"Sasuke kalau masih nempel sama Naruto setelah kejadian ini, emang kebangetan sih." Itachi membuka suaranya kembali.

"Wajar sih kalau masih nempel Chi," Sahut Obito membuat Itachi kaget. Obito justru dibuat teringat oleh sahabatnya sendiri. "Kakashi juga pernah ngerjain gua, bahkan lebih parah.. inget kan, yang dulu gua ulang tahun?"

Itachi memutar mata, memalingkan wajahnya ke arah jendela. "Dia jerumusin lo To,"

Obito mengangguk setuju dan menyadari hal tersebut. "Sasuke masih mending sih menurut gua. Yahh.. meskipun kita sempet salah paham sama dia. Lah kalau gua? Kalau nggak kuat iman, bisa bablas gua Chi.."

"Emang dari jaman SMA temen-temen lu udah gak bener semua. Setiap ada pelanggaran, selalu aja berasal dari kelas lo." Balas Itachi, teringat saat dulu dia menjadi adik kelas di SMA.

"Setelah lulus SMA makin menjadi-jadi. Untung semuanya udah nggak separah dulu," Balas pria berambut jabrik itu.

Sejenak Obito membiarkan suasana hening hinggap sebelum akhirnya meralat ucapannya.

"Masih ada sih satu yang nggak tobat-tobat," Kerutan di dahi Obito muncul, malas sekali rasanya membahas Ebisu.

"Siapa To?" Itachi agak lupa namanya, tapi dia ingat kalau kakak iparnya itu sempat digoda.

Obito menghela napas panjang, memberhentikan mobilnya seiring dengan lampu merah, "Ebisu... Dia naksir sama Rin."

Itachi langsung ingat, dia ingat dengan pria bernama Ebisu itu. Terlihat cupu dan culun dengan kacamata hitamnya yang selalu melekat di matanya, namun dia bukanlah lelaki culun yang seperti orang-orang kira.

"Ohh, iya gua inget. Gak tau diri banget tuh cowok, udah tau juga lo suaminya masih aja suka godain Rin."

Obito mengangguk setuju, "Padahal tuh cowok biasa aja Chi pas Rin belum nikah sama gua. Terus mendadak naksir sama Rin, awas aja kalau sampai berani-beraninya godain Rin lagi,"

"Rin itu kakak ipar gua To, kalau Rin digodain terus.. bukan cuma lu sebagai suaminya yang berhak marah, gua juga punya hak. Gua siap kok bantuin lu ngehajar dia kalo dia macem-macem sama Rin lagi."


















My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now