Chapter 40

233 28 33
                                    









"Wah, Itachi-kun keren!"

Itachi tersenyum bangga mendengar pujian tersebut dari Izumi. Diberikannya satu boneka yang susah payah ia dapat sejak tadi. Sementara di mesin sebelah tempat dimana Sasuke dan Sakura bermain, nampaknya pria raven itu tak kunjung berhasil mencapit boneka.

Sementara Obito? Kakaknya itu entah kemana.

Onyx Itachi rasanya teduh sekali melihat Izumi yang kini memeluk boneka yang baru saja didapatinya.

"Makasih ya Itachi-kun, aku seneng banget dapat bonekanya!" Ucap Izumi. Nadanya terdengar ceria.

Itachi hanya tersenyum hangat.

"Chi,"

Suara seorang pria membuat senyum Itachi langsung pudar. Ia berdecak tatkala ternyata pemilik suara tadi adalah Obito. Sekarang pria itu berjalan kearahnya bersama wanitanya.

"Kayaknya gua sama Rin harus pulang deh." Ucap Obito, wajahnya frustasi. "Rin dari tadi mondar-mandir ke toilet Chi. Gua nggak bisa disini terus,"

Mendengar nada Obito yang terdengar sangat gawat, Itachi mengerutkan kening. Begitupun dengan Izumi yang agak terkejut. "Emang Rin kenapa?" Tanya Itachi.

"Dia lagi sakit Chi. Gua juga nggak tau kenapa. Udah muntah dua kali soalnya,"

Wajah Itachi berubah terkejut. Ia melirikkan onyxnya pada perempuan disamping Obito sekilas. Ya memang wajahnya terlihat pucat sih.. Tapi tadi pagi kan kelihatannya nggak papa. Kok tiba-tiba sakit begini?

"Ya ampun," Izumi buka suara menyadari wajah temannya lumayan pucat. "Kamu nggak papa kan Rin? Itachi-kun, kayaknya kita harus pulang ke rumah deh."

Mendengar perkataan Izumi, Obito langsung menggeleng. "Nggak.. nggak usah beneran. Kalian tetep aja disini."

"Tapi Obito-senpai, aku khawatir.. lagian kita bisa jalan-jalan bareng lagi kan?"

Obito menghela napas lalu melirikkan onyxnya ke Itachi yang hanya diam. Beberapa saat kemudian pria berambut panjang itu mulai berbicara lagi.

"Izumi bener To. Kita pulang aja. Shisui mana?"

Mendengar nama Shisui disebut, empat pasang mata itu melirik kesana-kemari untuk mencari Shisui. Tapi dari mereka tak ada yang melihatnya.

"Shisui ini gimana sih?" Itachi menggerutu. "Jangan-jangan dia pulang duluan To!"

Bukan Obito yang menyahut melainkan lagi-lagi Izumi. "Nggak mungkin Itachi-kun," Jawabnya. "Kayaknya Shisui di sekitaran sini deh. Dia nggak mungkin pulang gitu aja."

Entah Itachi harus menanggapi apa, yang jelas perkataan Izumi membuatnya bungkam.

"Sayang," Panggil Obito menolehkan kepalanya pada Rin. Wanitanya hanya mengerjab, tapi keningnya mengerut keatas seperti orang kasihan. "Kamu nggak papa kan? Bentar lagi kita mau pulang kok."

Rin cemberut. Memang ia nampaknya baik-baik saja dan hanya sakit kepala biasa. Seharusnya ia menahannya karena Rin paham betul jadwal Obito lumayan padat. Ia hanya bertemu adik-adiknya saat waktunya sarapan dan malam tiba setelah pulang dari kantor.

"Sas!" Suara Obito yang cukup keras membuat lamunan Rin pecah. "Lo kesini! Kita mau pulang!"

Sasuke yang sedang asik bermain agak terkejut. "Lo apaan sih To! Lo ngapain nyuruh pulang?!"

"Udahlah, kesini bentar. Nanti gua ceritain." Ucap Obito membuat Sasuke berdecak.

"Ini Shisui kemana sih To?" Tanya Itachi heran. "Palingan udah pulang nggak ngomong-ngomong. Daritadi kan emang dia diem aja dan nggak ngapa-ngapain."

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now