Chapter 42

212 23 45
                                    









"Beneran To? Kamu nggak bohong sama Ayah kan?"

Seorang pria berambut coklat menatap kedua orang disebelahnya dengan tatapan terkejut. Sepasang mata coklatnya membulat. Bagaimana tidak terkejut saat ia diberitahu oleh menantunya jika anaknya sedang mengandung?

Saat diberitahu oleh Obito jika putrinya di rumah sakit, ia panik bukan main dan langsung kesini. Ia bersyukur sekali tatkala melihat putrinya baik-baik saja sekarang. Tapi yang menjadi tanda tanya besar sekarang adalah saat Obito mengatakan bahwa putrinya sedang hamil barusan.

"Kamu yang bener To kalo ngomong! Ini serius?" Tanyanya lagi.

Obito tersenyum dengan rona di pipi. Sepasang onyxnya seperti memancarkan sinar, menandakan bahwa ia benar-benar bahagia sekarang.

"Obito serius Yah. Rin beneran hamil," Jawabnya.

Sepasang mata coklat itu melebar lagi. Jangan lupakan seorang wanita paruh baya disebelahnya yang ikut terkejut.  Mereka luar biasa senang dengan kabar gembira ini. Tapi mereka lumayan shock karena cepat sekali putrinya itu sudah mengandung.

Obito agak terkejut sesaat selanjutnya tiba-tiba saja pria itu memeluknya dan menepuk-nepuk punggungnya. Memang awalnya Obito terkejut tapi dengan segera Obito membalas pelukannya.

"Ya ampun To.. Ayah kaget banget, tapi Ayah seneng banget akhirnya sebentar lagi Ayah nimang cucu."  Ucapnya. Suaranya agak melengking, ia benar-benar terharu karena bahagia.

Sejenak pria itu melepaskan pelukannya dan menatap putrinya dengan penuh arti. "Sayang, pokoknya Ayah pesan.. Kamu harus banyak makan makanan sehat. Buah-buahan, sayur, minum susu. Diimbangi juga dengan istirahat. Kamu juga nggak boleh capek-capek, oke?"

Rin tersenyum dan mengangguk. Ya semoga saja setelah ini Obito membiarkannya tidur nyenyak setiap malam.

"To, inget ya. Itu juga pesan buat kamu," Ucapnya, sepasang matanya menatap Obito mengintimidasi.

"Siap Yah." Jawab Obito mantap. Tak ada keraguan.

"Oh iya To. Papa sama Mama kamu kemana kok nggak keliatan?" Tanya pria itu kemudian.

"Papa sama Mama lagi otw Yah. Obito udah kasih tau mereka kok, kayaknya bentar lagi juga bakalan dateng, Yah."









Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Itachi, Sasuke dan Shisui yang tadinya ada di kamar inap kakak iparnya, kini berdiam diri di kantin. Termasuk Kakashi bersama Hanare yang ikut duduk bersama mereka. Karena waktu sudah malam, Kakashi pamit pulang.

"Bagus deh." Respon salah seorang pria yang merupakan adiknya, membuat Shisui yang duduk disana tidak enak sendiri.

Kening Kakashi mengerut, menyadari respon Itachi tak mengenakkan hatinya. "Lo apaan sih Chi. Udahlah.. lupain. Ini kita semua lagi bahagia."

"Heh," Itachi mendengus. Terdengar menyebalkan. "Lo ngomong enteng banget Kas. Ya gua tau keluarga gua lagi bahagia, tapi elu.." Telunjuk Itachi terangkat, mengarah pada Kakashi.

"Elu bener-bener keterlaluan." Lanjutnya. "Lu pikir kita semua bakal lupa sama kelakuan lu?"

"Terus?" Kakashi mengangkat alisnya. "Maksud lo apaan ngomong kayak gitu? Mau nantangin gelud?"

Entah berapa kali Shisui dibuat cemas. Pria itu membulatkan mata mendengar perkataan Kakashi. Kini pria perak itu nampaknya kehilangan kesabaran. Terbukti sekarang Kakashi sedang menggulung kemeja putihnya.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now