Chapter 49

156 21 50
                                    






Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Tiga mobil mewah berturut-turut melaju lalu terparkir di area parkir sebuah hotel berbintang lima. Saat mereka semua turun, onyx keempat pemuda itu dikejutkan oleh pemandangan didepannya.

Mereka mengira bahwa Madara akan membawanya ke hotel bergaya klasik dan mewah. Tapi ini berbeda. Ya memang mewah, tapi hotel didepannya kini bergaya arsitektur Jepang. Meskipun demikian, masih terdapat unsur modern didalamnya.

Madara memang benar-benar berpengalaman jika sudah sangkut paut dengan hal seperti ini. Pria itu benar-benar membuktikan ucapannya, terbukti empat wanita disana dibuat bengong. Seolah terkesima. Tentu saja hotel bintang lima tak perlu diragukan lagi.

Sebenarnya Madara sudah bosan jika harus ke hotel-hotel bergaya klasik-modern dengan nuansa bangunan Eropa yang megah. Tapi tempat yang dipijaknya sekarang tak kalah indah. Fasilitasnya pun luar biasa.

"Pa, keren banget.." Pekik Sasuke melihat sekeliling, "Nanti malem, Sasuke bobo sama siapa Pa?"

Madara berdecak. Menurutnya Sasuke pasti tertular sikap Naruto yang norak. Terbukti, hanya pria raven itu yang memekik kagum diantara saudara-saudaranya. Apalagi pertanyaan yang dilontarkannya itu.

"Terserah. Papa booking empat kamar." Jawab Madara menjawab pertanyaan Sasuke.

Mendengar perkataan Madara, kening salah satu dari mereka mengerut. "Kok empat sih Pa?" Tanya Itachi. "Berarti aku, Sasuke sama Shisui satu kamar dong."

Madara nampak heran. "Memang begitu kan harusnya?"

"Iya sih Pa.." Jawab Itachi selanjutnya. Pria itu langsung mendapat tatapan heran dari Madara.

"Papa booking kamar disini yang paling mahal. Fasilitas paling lengkap. Ada juga private onsen di kamar kalian masing-masing." Ucap Madara kemudian, menjelaskan.

Pria itu kemudian menuju tempat resepsionis untuk mengambil cardlock. Tak butuh waktu lama, Madara langsung kembali dan memberikan kartu itu pada kedua putranya. Tak lupa, ia juga memberikan cardlock tersebut pada Izumi.

"Selamat bersenang-senang." Lanjut Madara. Sedetik kemudian pria itu melengos pergi dari hadapan putra-putranya dengan membawa Mei.

Itachi sendiri yang masih setia menggendong Fumiko, melihat kepergian Madara dan Mei.

"Ada private onsen ya?" Suara Shisui yang masih berada disana memecahkan keheningan. Sontak mereka semua menoleh pada pria itu.

"Kira-kira Papa booking kamar berapa biayanya ya? Secara, kamar kita ada private onsen-nya." Lanjutnya.

"Udah, nggak usah dipikir. Nikmatin aja!" Sahut Sasuke dengan nada tinggi.

Mendengar perkataan Shisui, Obito menyahut.

"Sesuai pengalaman gua nih ya." Obito membuka suaranya. "Ya walaupun gua nggak tau detailnya berapa.. tapi yang pasti diatas dua puluh juta permalam Shis. Gua aja nginep waktu itu, booking presidential suite room aja udah diatas lima puluh juta permalam."

Shisui terkaget-kaget, "Anjir To. Lima puluh juta To? Satu kamar doang?"

"Ya iyalah satu kamar. Lu minta berapa kamar?" Jawab Obito. Ucapannya mendapat tatapan terkejut dari sekelilingnya— Kecuali Rin yang hanya tersenyum.

Sebenarnya Rin juga sempat shock saat masih pengantin baru beberapa waktu lalu, Obito mengatakan jika kamar yang di booking-nya ini diatas lima puluh juta.

"Ya itu wajar, Shis. Lima puluh juta karena fasilitasnya luar biasa. Nggak semua hotel punya kamar presidential suite."

Mulut Shisui sedikit terbuka tapi tak mengeluarkan suara apapun. Obito yang melihat itu bergerak untuk meraih pundak pria itu.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now