Chapter 76

137 16 32
                                    








Warning : 18+


Uchiha Sasuke melajukan mobilnya di jalanan besar yang cukup ramai malam itu. Pria bermarga Uchiha itu tak hanya sendiri, ada seorang pria pirang yang menemaninya. Tadi kata Naruto, ia akan mengajaknya ke suatu tempat, dimana tempat itu tak seberapa jauh dari kampus. Hanya berjarak tiga ratus meter saja.

Mobil berharga miliaran milik Sasuke berhenti di depan sebuah gedung. Onyx Sasuke menatap Naruto, ada keraguan yang jelas tercetak di wajahnya.

"Nar, lo serius kita mau masuk kedalem?"

Berbeda dengan Sasuke yang nampak ragu, Naruto mengangguk mantap. Memang tadinya sih Sasuke agak bersemangat, tapi setelah mengingat-ingat kembali jika ia akan menginjakkan kakinya disini.. Sasuke jadi ragu.

Apa yang membuat Sasuke ragu adalah bangunan didepannya ini adalah sebuah hotel. Hotel legendaris para 'mantan mahasiswa dan mahasiswa' universitas tempatnya belajar.

Kata Naruto tadi, mereka hanya masuk ke area bar. Naruto berjanji jika tak akan minum-minum. Tapi jika sudah masuk kesana, apa iya teman pirangnya itu akan menepati janjinya?

"Udahlah, lo tenang aja Teme!" Ucap Naruto tersenyum. Menepuk bahu Sasuke yang tegang. "Gua ajak lo liat-liat kondisi doang... Oh, iya. Katanya.. Neji, Shikamaru sama Lee nyusul. Mereka ada urusan."

"Nar, gua serius. Kalo ada yang liat gua disini selain temen-temen kita gimana? Kakak gua misalnya..?" Tanya Sasuke, wajahnya berubah panik. "Lo mau tanggung jawab?"

Dan bodohnya, Sasuke merasa sedikit lebih tenang saat melihat anggukan dari Naruto.

"Gua yang bakal urus! Tenang ajaa!"











Suara hingar bingar musik berdentuman menghibur semua orang yang ada di ruangan tersebut. Jujur saja, Sasuke bukan tipe orang yang suka di tempat ramai. Tapi entah mengapa ia hanya penasaran mengapa hotel ini dijadikan tempat 'bersenang-senang' oleh para mahasiswa. Dari gaya arsitekturnya sih, biasa saja. Mungkin karena harganya yang lumayan murah dan cocok di kantong mahasiswa.

Lagu yang menghentak-hentak itu seakan membuat beberapa teman Sasuke yang kesini serasa berada dalam dunianya sendiri. Setelah satu lagu selesai, giliran ada seorang wanita yang menari dengan lincah dengan gaya sensual dan sedikit mengoda di tengah lantai dansa.

Sasuke awalnya sempat terkejut, tapi ia akhirnya mengerti apa yang dirasakan oleh Shisui waktu itu. Sasuke mengerti harusnya ini salah, tapi ia seperti tidak bisa marah pada Naruto dan mulai menikmati suasana.

Seorang pria berambut panjang dengan manik byakugan menawarkan Sasuke rokok. Pria raven itu mengangguk dan mulai menyalakan pematik api.

"Sas, lo gak minum?" Tawar seorang pria berambut lurus dengan alis tebal. Matanya sayu tapi kesadarannya belum hilang. "Percuma bro lo kesini tapi gak minum. Ini loh, broo.. gua pesen dua botol."

Sasuke nampak terlihat ragu. "Serius nggak papa?"

"Yaa nggak papa lah, santai aja broo.." Sahut Lee.

Sasuke tak menjawab. Onyxnya berpaling pada Naruto yang sedari tadi asik joget didepan lantai dansa. Sesekali pria pirang itu tertawa terbahak-bahak, saat ia dikelilingi dua orang wanita.

"Huh," Helaan napas meluncur dari bibir Sasuke. Daritadi ia hanya diam sambil merokok dan memperhatikan sekeliling dan Naruto benar-benar tidak minum. Pikir Sasuke.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now