Chapter 43

178 26 23
                                    









"Sayangg~ Ini pisang pesanan kamuu!"

Uchiha Obito melenggang masuk kedalam kamar dengan beberapa kantung berisi buah pisang pesanan wanitanya.

Senyum Obito memudar tatkala mendapati Rin yang terbaring di atas ranjang dengan lemas. Ya, Obito menyadari jika kehamilan istrinya itu menjadikan Rin suka kelelahan. Keningnya mengerut kasihan.

Obito menutup pintu kamarnya dengan rapat dan meletakkan kantung-kantung tas berisi pisang di atas meja. Obito bisa melihat tatapan terkejut dari bola mata coklat istrinya mengarah pada kantung-kantung tas yang dibawanya.

"Ya ampun To," Rin memekik. "Banyak banget.."

Obito hanya tersenyum menanggapi Rin. Selagi melihat Rin yang terkejut, Obito melepaskan pakaiannya begitu saja hingga menyisakan celana pendek. Setelahnya, pria itu duduk di atas ranjang dan memberikan buah pisang pesanan Rin.

"Makasih ya To. Akhirnya ada yang masuk ke perut aku kali ini," Ucap Rin sembari mengupas pisang, nadanya terdengar menyenangkan.

Kening Obito mengerut. "Maksudnya kamu belum makan?"

"Iya To." Jawab Rin, "Makasih udah beliin pisang. Seharian ini nggak ada makanan yang masuk ke perut aku. Aku muntah-muntah terus.."

"Kamu ini gimana sih sayang?" Kening Obito mengerut semakin dalam. Pria itu berdecak. Perkataan Rin sungguh membuatnya khawatir. Jika tahu begitu, Obito akan membawakan Rin pisang pagi itu juga. Bahkan ia takkan kerja hari ini.

"Kok kamu nggak ngomong sama aku?" Tanyanya berusaha bersabar.

Senyum Rin memudar, mengetahui ekspresi wajah Obito yang berubah. "Maaf ya To. Aku cuma nggak mau kamu keganggu."

"Lain kali jangan gini dong sayang," Balas Obito terlihat bersalah. Nadanya terdengar frustasi. "Kalau tahu begini, aku nggak masuk kerja."

"Maaf ya To, aku mau kabarin takutnya kamu sibuk." Jawab Rin cemberut. "Tapi Mama udah buatin aku susu kok," Rin menunjuk sebuah gelas yang sudah kosong di atas nakas.

Obito menghela napas dan merasa lega, walaupun hanya sedikit.

"Yaudah kamu makan nasi ya. Aku ambilin." Ucap Obito kemudian. Sepasang onyxnya menatap Rin lembut.

Rin mengangguk, "Tapi aku mau makan ini dulu."

Obito menghela napas panjang dan melihat Rin yang kini memakan buah pisangnya. Dalam hati, pria jabrik itu membatin bahwa seperti ada pemandangan yang tidak asing didepannya.

Lamunan Obito buyar tatkala Rin menepuk pipinya tiba-tiba. Wanita itu tertawa saat melihat wajah Obito yang tersadar dari lamunannya. Dengan kedua onyxnya yang melebar.

Melihat Rin tertawa, Obito jadi malu sendiri. Bisa Obito tebak, Rin pasti tahu apa yang dipikirkannya.

"Kok kamu ketawa sih sayang?" Ucap Obito, muncul semburat merah di pipinya.

Rin hanya menggeleng cepat.

"Udah To," Ucap Rin tersenyum kemudian. Satu pisang sudah dimakan.

"Cuman satu?"

Rin hanya mengangguk. Obito gemas sebenarnya. Ia sudah beli banyak-banyak tapi nyatanya Rin hanya makan satu.

"Aku ambilin makan ya." Ucap Obito, nadanya terdengar biasa saja sebenarnya. Tapi Rin melihat kedua onyxnya memancarkan kecemasan.

Sebenarnya Rin ingin menolak karena merasa tidak enak sendiri. Tapi, Obito terlihat cemas membuat Rin tak tahu harus bagaimana lagi. Ia mengangguk.

Obito pun keluar dari kamar dan segera menuju dapur. Pria itu mengambil piring dan nasi, memberinya ayam goreng favorit Rin. Walaupun menu ini nampaknya sederhana, tapi ini menu yang menggiurkan sekali. Tak lupa, pria itu juga mengambil segelas air putih.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now