Chapter 9

352 32 34
                                    







"Seriusan To?"

Sasuke dan Shisui duduk santai di balkon lantai atas. Hanya mereka berdua yang menemani Obito menikmati angin malam setelah makan malam. Saudara mereka yang satunya, Itachi masih belum pulang.

Menanggapi pertanyaan Shisui tadi, Obito hanya mengangguk saja. Ia bercerita tentang pembicaraannya tadi dengan sang Ayah perihal kapan ia akan menikah.

"Ciee calon pengantin!" Goda Shisui menyenggol lengan Obito dengan heboh sementara Sasuke hanya tertawa keras.

"Lu apaan sih, masih lama juga." Jawab Obito. Wajahnya memerah.

"Ya nggak lama juga To," Sahut Sasuke, "Waktu itu berjalan cepat. Liat aja, entar Mama lahiran dan lo tiba-tiba nikah."

"Tumben bijak lo Sas." Sahut Obito nyengir.

Sasuke tak menanggapi perkataan Obito. Suasana menjadi hening. Disaat itulah mereka menangkap siluet tubuh seseorang yang berjalan menuju salah satu kamar.  Ternyata setelah dilihat lebih jelas lagi, seseorang itu adalah Itachi yang baru saja pulang. Mereka bertanya-tanya tatkala wajah Itachi kusut bukan main.

Saat pria itu meraih kenop pintu untuk membuka kamarnya, pergerakan Itachi berhenti karena ada suara yang berasal tak jauh darinya. Ketiga saudaranya duduk di balkon dan memanggilnya.

"Udah pulang, Chi?" Tanya Shisui tersenyum. Pandangannya mengikuti Itachi yang perlahan berjalan ke arah mereka dan selanjutnya Itachi duduk. Pria itu tak menajwab, hanya menunjukkan ekspresi frustasi luar biasa.

"Eh, Chi. Udah tau belum?" Shisui menyenggol pelan lengan Itachi, dan pria itu hanya mengangkat kedua alisnya menanggapi Shisui.

"Obito mau kawin bentar lagi, kita mau punya ponakan." Ucapnya terdengar antusias.

Obito menepuk jidatnya dengan reaksi Shisui yang tak berhenti sejak tadi. Sementara Itachi hanya mengangkat alis. "Maksud lo apaan sih Shis?"

Bukannya Shisui yang menjawab, melainkan Sasuke. "Kemarin-kemarin, Obito kan belum dibolehin nikah. Terus barusan ini katanya Papa berubah pikiran. Setelah Mama lahiran Obito mau nikah." Jawab Sasuke terdengar polos.

Onyx Itachi seketika membulat, memandang ketiga saudaranya tak percaya. "Serius lo?"

Anggukan dari Shisui membuat Itachi mendengus, tak habis pikir. Disaat kisah percintaannya yang terbilang cukup rumit karena calon mertua yang sangat sensitif, kini kisah cinta kakak tertuanya berjalan mulus tanpa hambatan.

Mereka bertanya-tanya saat melihat ekspresi Itachi yang seperti tidak senang. Jujur Itachi bukannya tidak senang, ia hanya tak habis pikir. Sekaligus merasa jika kisah cintanya terhalang oleh calon mertua.

"Kok diem aja? Lo gak seneng?" Tanya Shisui menepuk pundaknya. Tapi bukannya menjawab pertanyaan Shisui, Itachi malah beralih pada Obito yang sedari tadi diam dengan wajah merah.

"Kok lo bisa sih To? Kisah cinta lo mulus-mulus aja?"

Mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dari Itachi, membuat Obito terkaget-kaget. "Kisah cinta?" Pria jabrik itu mengangkat alisnya. Pipinya semakin panas.

"Iya," Jawab Itachi mantap, nadanya tegas. "Emang lo nggak ngerasa? Kok bisa-bisanya sih, cuma nasib gua yang ngenes begini." Ucapnya terdengar dramatis.

"Lo ngomong apaan sih Chi?" Obito semakin heran. "Ya nggak mulus-mulus amat, lo lupa gua dibuat galau terus-terusan dulu karena Rin nggak peka-peka? Apanya yang mulus?"

"Itu masih mending To." Jawab Itachi masih terlihat frustasi. Membuat ketiga saudaranya semakin bingung. "Itu masih oke-oke aja. Lo bayangin dengan gua dong, gua yang hampir setiap ketemu calon mertua, always kena omel."

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now