Chapter 58

152 20 24
                                    









Uchiha Sasuke menggerutu di meja kelasnya mendengar suara teman-temannya yang sedang bermain adu panco. Semua pria berkumpul didepan kelas dan dua orang sedang beradu panco di meja guru. Hanya Sasuke yang tak ikut, buang-buang waktu dan tak ada gunanya. Pikirnya.

Sasuke yang sedang belajar merasa terganggu karena kebisingan murid-murid cowok. Beberapa siswa malah ikut tertarik dan bersorak melihat dua pria tersebut.

"Teme!" Panggil Naruto yang berada di meja guru bersama teman-temannya. "Ayo gabung Teme! Choji aja yang gendut kalah sama gua! Gua pengen tau kekuatan lo sampek mana!"

Sasuke melirik sekilas lalu onyxnya kembali pada buku.

"Woy Teme! Lu denger gak sih?!"

Sasuke berdecak. "Berisik, gua lagi belajar nihh!"

Mendengar ucapan Sasuke, Naruto berdecak.

"Belajar apa sih?! Ini Tobirama-sensei jelas-jelas jamkos! Ayok, main adu panco sama gua!" Balasnya terkesan memaksa.

Sasuke tak menyahut. Sadar akan dirinya yang diabaikan, Naruto berjalan ke arah meja pria raven itu dan langsung mengacak-acak lembaran kertas yang berada di meja.

"Anjing." Mau tak mau Sasuke tersulut emosi karena kertas-kertas latihan yang susah payah ia kerjakan berserakan di bawah meja.

Sasuke mendorong Naruto dengan sentakan kertas agar teman pirangnya ini menyingkir hingga ia bisa memunguti kertas-kertas tersebut. Sesudahnya, pria raven itu meletakkan kertas-kertas tersebut di tumpukan buku agar tak tertiup angin.

"Woi Nar! Ayo! Lu belum lawan sama gua nih!"

Terdengar suara teriakan dari arah meja guru. Dilihatnya seorang pria berambut panjang dengan sepasang byakugan sedang menggulung kemejanya.

"Tungguin bro!" Sahut Naruto sok asik. "Peserta nambah! Sasuke lawan Gaara habis gini!

Setelah mengucapkan itu, Naruto segera menarik tangan Sasuke dengan paksa. Ia tak habis pikir dengan pria Uchiha yang satu ini. Dimana cowok-cowok kelas semua berkumpul untuk bermain panco, hanya Sasuke yang duduk di bangkunya dan belajar.

Sejak kapan Sasuke seperti ini? Sasuke yang dikenalnya dulu brandalan, nakal dan tak pernah serius.

"Ayo, Teme! Jangan kalah supaya lo bisa ke final bareng gua!" Ucap Naruto saat sudah di meja guru. Pria pirang itu memjiat-mijat bahu Sasuke layaknya Sasuke seorang petinju yang akan bertarung.

Entah mengapa Sasuke terbawa suasana. Pria raven itu melepas jas sekolah dan segera menggulung seragamnya.

Namun sayang, saat Sasuke sudah siap adu panco dengan Gaara, terdengar suara pintu terbuka. Nampaklah sosok pria tua berambut putih yang sedang memegang buku-buku di lengannya.

"Tobirama-sensei dateng, bubar-bubarr bro~" Ucap Naruto. Ia sempat mengira jamkos.

Tobirama meneliti murid-muridnya terutama murid-murid cowok yang suara mereka terdengar hingga lorong saat ia berjalan tadi. Sepasang maniknya lalu melirik pada Sasuke yang membenahi seragamnya. Memang benar-benar ya anak Madara yang satu ini. Nakalnya bukan main. Sempat-sempatnya adu panco di kelas.

Menyingkirkan masalah itu, Tobirama lalu duduk di kursi guru. Pria itu mengeluarkan map yang berisi nilai-nilai try out siswa kelas XII. Minggu kemarin, mereka mengerjakan try out dan hari ini hasilnya sudah bisa diumumkan.

Tobirama berdehem sejenak lalu mulai berbicara. "Maaf Sensei ada urusan jadi telat. Untuk try out minggu kemarin, nilainya sudah keluar." Ucapnya.

Ucapannya membuat seisi kelas terkesiap menatap sang guru. Mereka semua tahu, ini adalah try out terakhir. Bulan depan mereka sudah ujian.

My Daddy Madara (Season 2)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora