Chapter 44

202 22 40
                                    






Berhari-hari berlalu. Madara dan keempat putranya menjalani rutinitasnya sehari-hari seperti biasa. Termasuk seorang istri konglomerat Uchiha Madara. Mei, aktivitasnya tak jauh-jauh dari mengurus putrinya, tak lupa juga suaminya yang masih seperti bayi.

Pagi ini, wanita itu memulai harinya seperti biasa. Sehabis bangun dan mencuci muka, Mei bersiap turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Setelahnya, sepasang mata hijau Mei menangkap sang suami yang dalam posisi terlungkup sejak dirinya meninggalkannya setengah jam yang lalu.

Nampaknya Madara benar-benar lelah karena setiap harinya pria itu harus dihadapkan oleh segudang pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi, walaupun Madara terlelap senyenyak apapun, Mei tetap harus tega untuk membangunkan pria itu.

Dengan guncangan lembut ditubuh si pria yang tertidur, Mei membangunkan suaminya itu. "Madara, sudah jam setengah 7. Bukankah kau katanya ada rapat nanti jam delapan?"

Suara berat Madara yang menggeram rendah mulai terdengar. Otot-otot dilengan dan punggungnya ikut bergerak seiring dengan tubuhnya yang menggeliat kecil.

Mei pun tersenyum melihat pemandangan itu.

"Pagi, suamiku."

"Mm? Pagi, Mei..."

Masih dalam keadaan setengah sadar, Madara menyambut ciuman kecil dari Mei dibibirnya.

Mei pun berjalan menuju walk in closet untuk menyiapkan pakaian. Saat kembali, ditangannya sudah ada pakaian wajib seorang Uchiha Madara. Tentu saja, kemeja dan jas.

"Ayo Madara, cepat mandi nanti kau terlambat. Sarapan sudah siap dibawah." Ucap Mei lagi.

Madara tidak langsung menjawab. Pria itu justru tiba-tiba menjadi bayi besar, malah merengek.

"Mei..." Panggilnya.

"Hm?"

"Mandi berdua?"

"Ck, kau ini." Mei menggerutu, "Kenapa manja sekali. Ya sudah, masuklah duluan nanti aku menyusul."

Secepat kilat Madara langsung turun dari ranjang dengan senyum, membuat Mei hanya bisa geleng-geleng kepala.

Usai merapikan tempat tidur dan segala kebutuhan Madara, Mei masuk ke kamar mandi untuk menyusul sang suami.

"Ehmm,... Sexy."

Madara yang sedang membasuh rambut panjangnya masih sempat bersiul dan berkomentar saat melihat Mei.

Mei mengabaikan suaminya yang memberi kode dan mulai menyibukkan diri. Mei membersihkan wajahnya. Setelah selesai, wanita itu menghampiri shower tempat Madara sedang membilas diri saat ini.

"Geser, aku juga mau mandi."

Madara mengangkat alis. Mau bagaimanapun, Mei dari dulu suka mengomel dan menindas dirinya tidak akan pernah hilang. Padahal kenyataannya wanita itu mau tapi malu.

"Madara, geser. Badanmu itu besar. Aku tidak kena airnya kalau begini!"

Plok!

Sebuah tepokan jahil mendarat diatas bokong Mei. Mm, sedikit meremat-remat diakhir tentu saja.

"Jangan marah-marah. Nanti cepat tua.."

Mei membulat. Cepat-cepat ia mengambil shower puff dan mengusap tubuhnya hingga penuh busa. Kalau berlama-lama dikamar mandi dengan orang mesum, bisa dipastikan nasibnya tak akan bisa berjalan dengan lurus.
















My Daddy Madara

















My Daddy Madara (Season 2)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora