Chapter 93 (Special Chapter)

115 16 54
                                    




..

Hari-hari berlalu dengan menyenangkan. Seharian ini, rumah besar keluarga Uchiha terlihat sibuk hingga fajar menyingsing. Bukan karena ada acara ulangtahun atau semacamnya. Melainkan, mereka ingin menghabiskan waktu bersama keluarga.

Madara duduk di meja makan bersama Mei dengan pakaian rapi. Anak-anak dan menantunya juga begitu. Sementara di sebelah mereka ada seorang koki yang sedang memperlihatkan keahliannya dalam memasak daging.

Aroma-aroma yang menggugah selera makan itu terbawa udara dan memenuhi area taman. Ya, mereka tidak makan di ruang makan, melainkan di sebuah area taman di rumah tersebut. Rumah Madara benar-benar memberikan suasana seperti di restoran bintang lima.

Saat beberapa daging steak sudah jadi, daging-daging yang masih panas itu langsung disodorkan oleh sang koki ke meja mereka.

"Pa," Sasuke memanggil. Kedua tangannya mulai sibuk dengan makanan. "Tumben-tumbenan Papa ngadain acara makan begini. Emang kenapa?"

Madara menolehkan kepalanya, ia menggeleng. "Ya boleh dong.."

"Kalau begini, harusnya aku ajak Sakura sih Pa. Ah, Papa.. ngomong dadakan," Sahut Sasuke, pria itu menggembungkan pipi.

Itachi yang diam akhirnya berbicara. Ia mengangguk setuju. "Bener, Sasuke Pa.. Aku jadi nggak bisa ajak Izumi makan disini."

Madara membulat, ia geleng-geleng kepala selanjutnya. "Kalian ini kok kayak anak kecil sih? Lagian, ini kan makan malam kelu-"

"Mereka kan calon keluarga kita Pa!"

Sasuke dan Itachi refleks menyahut bersamaan. Selama beberapa detik, Itachi dan Sasuke mencerna kata-kata tersebut. Mereka terkejut karena bisa-bisanya berbicara secara bersaman seperti itu.

Suara tawa terdengar selanjutnya. Obito dan Shisui tertawa, berbeda dengan Madara yang geleng-geleng kepala.

"Ya udah, begini aja deh... Nanti kirimin makanannya ke rumah mereka." Sahut Mei. Wanita itu tersenyum.

Itachi dan Shisui hanya mengangguk. Selama beberapa detik, mereka diam, keheningan disana tergantikan oleh suara Shisui.

"Aku anterin buat Kagura juga ya Ma.. Dia pasti suka."

Mei sedikit tersentak. "Oh?? Iyaa, boleh dong.."

Shisui hanya mengangguk. Pria itu tidak menyadari bahwa Itachi sedang terkejut. Itachi suka dibuat bingung dengan sikap kakaknya, ia sama sekali tidak mengerti.

"Gua kira lo nggak bakal inget sama Kagura." Ucap Itachi heran.

Shisui menoleh, ia terkekeh. "Inget Chi.. Kasihan."

Itachi tidak membalas. Kasihan?? Kenapa sih alasan Shisui selalu bilang kasihan? Karena perkara Hidan? Atau, memang Shisui hanya menjadikan alasan itu sebagai tameng agar.. dia tidak terlihat sedang menyukai.. seseorang?

Astaga, benarkah kakaknya itu menyukai Kagura?!








Setelah makan malam selesai, Madara dan Mei berpindah tempat duduk. Tetap di taman, tapi nampaknya mereka ingin berduaan sembari menikmati angin malam.

Sementara anak-anak mereka, Rin dan juga Mamoru tetap di tempat. Wanita berambut coklat itu memangku Mamoru disebelahnya ada Fumiko, sementara suaminya nampaknya sedang asik mengobrol dengan saudara-saudaranya.

"Lo jujur aja deh, Shis. Lo suka kan sama Kagura?" Tanya Itachi. Onyxnya menyipit. "Pake alesan kasihan-kasihan segala. Ini Kagura kalo denger.. dia bukannya seneng. Malah sakit ati lo kasihanin terus."

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang