Chapter 98

115 15 37
                                    









"Lohhh, kok udah mau pulang sih?"

Uzumaki Kushina menatap dua orang yang baru saja akan melenggang pergi dari rumah itu. Kushina setengah berlari, untuk menghampiri mereka.

Raut wajah wanita itu terlihat sedih. Mungkin dia sangat menyayangkan pasangan suami-istri yang dulunya menjadi murid Minato itu akan segera pulang.

Langkah Obito dan Rin berhenti. Minato yang sempat akan membukakan pintu untuk mereka juga menghentikan pergerakannya.

"Kok udah mau pulang sih?" Kushina cemberut. "Bentar lagi aja ya. Kenapa sih kok keliatannya buru-buru begitu?"

"I-iya, Kushina-san.. soalnya Rin kayaknya lagi nggak enak badan." Jawab wanita itu memegang tengkuknya.

Wajah Kushina berubah khawatir. "Duduk dulu deh.." Belum sempat protes, Rin pasrah saat tangannya ditarik begitu saja untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Kenapa? Nggak enak badan gimana maksudnya?"

Obito dan mantan gurunya yang sedang berdiri akhirnya ikut mendudukkan diri di sofa.

"Pusing dikit sih, Kushina-san.. Tadi sempet muntah di toilet." Jawab Rin tersenyum lemah, "Nggak tau kenapa. Padahal tadi sebelum kesini baik-baik aja."

"Ya ampun.. kasian banget." Kushina memekik. Ia cukup terkejut mendengar jawaban Rin. "Mau dibuatin teh anget nggak? Jangan pulang dulu..."

"Eumm, gimana ya?" Rin menoleh hanya untuk meminta persetujuan Obito. Pria jabrik itu terlihat khawatir dengan keningnya yang mengerut ke atas.

"To!" Kushina memanggil, nadanya tinggi. "Kalau orang lagi mual itu jangan dibawa pulang dulu! Nanti makin mual yang ada!"

Obito terkejut. Sejak dulu memang ia selalu mendapat semburan amarah dari wanita itu. Memang ya, istri dari gurunya itu kasar sekali. Untung berkali-kali lipat dia mendapat istri yang lembut seperti Rin.

"Kushina-san.. cuma mual dikit kok. Aku nggak papa." Memutuskan menyerah, Rin pasrah paksaan dari Kushina.

Wanita berambut panjang itu pun dengan cepat melesat pergi ke dapur.

"Maaf ya Sensei.. jadi ngerepotin." Rin menoleh, menatap sang guru disebelah Obito.

Menjawab perkataan Rin, Minato menggeleng. Pria itu tersenyum hangat. "Nggak ngerepotin kok. Santai aja..."

"Rin kenapa To?"

Kakashi Hatake muncul tiba-tiba dibalik dinding yang memisahkan antara ruang tamu dan ruang keluarga. Pria itu baru saja menyelesaikan makan malamnya barusan.

"Katanya sih pusing, Kas.." Jawab Obito. Pria itu juga tidak mengerti mengapa wanitanya tiba-tiba saja pusing dan muntah.

"Pusing kenapa emangnya?" Raut wajah Kakashi datar. Pria itu berjalan mendekati mereka yang sedang duduk. Hanare mengikuti langkah sang suami.

Obito melirik ke arah wanitanya. Raut cemas terlihat jelas di wajahnya. "Gua juga nggak ngerti. Sempet muntah juga."

"Muntah?" Kakashi menoleh heran, ia melirik pada Hanare.

"Kakashi-kun, kok kayak... Ciri-ciri..?"

Kakashi nampak setengah terkejut. Ia jadi tersadarkan akan sesuatu. "To, lu gimana sih? Coba deh lu beli testpack."

Kalimat terang-terangan yang terlontar dari bibir pria berambut perak itu membuat Obito dan Rin terkejut. Minato pun juga ikut terkejut.

"Maksudnya.. Rin hamil gitu?" Obito berkata hati-hati. Sepasang onyxnya melirik ke arah wanita berambut coklat tersebut.

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang